Ditangkap Seusai Operasi Plastik, Tersangka Korupsi Ujang Iskandar Bakal Diadili di Palangka Raya
Ujang Iskandar, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, diadili di Palangka Raya. Ia diduga menyalahgunakan wewenang.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKA RAYA, KOMPAS — Ujang Iskandar, anggota DPR dari Partai Nasdem, yang terjerat kasus korupsi dan ditangkap di Jakarta bakal segera diadili di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Meski sempat melakukan operasi plastik ke Vietnam, bupati Kotawaringin Barat 2005-2015 itu ditangkap setelah dua kali mangkir dari panggilan Kejaksaan Tinggi Kalteng.
Penangkapan Ujang Iskandar sempat viral di media sosial. Dia ditangkap di Bandar Udara Soekarno-Hatta saat pulang dari melakukan operasi plastik di Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat (26/7/2024).
Setelah ditangkap di Jakarta, politisi berusia 63 tahun itu diterbangkan ke Palangka Raya pada Rabu (21/8/2024). Bersama Ujang, ada petugas Kejaksaan Agung dan beberapa petugas dari Kejaksaan Tinggi Kalteng.
Pada Jumat (23/8/2024) Ujang ditahan di Rumah Tahanan Kelas IIA Kota Palangka Raya. Selama 20 hari hingga sidang pertama, Ujang bakal tidur di penjara itu.
”Berkas penyidik kejaksaan dinyatakan lengkap lalu dilimpahkan atau P21. Sekarang proses tahap kedua penanganan kasus sudah mulai berjalan,” kata Asisten Pidana Khusus Kejati Kalteng Wahyudi Eko Husodo.
Ujang, lanjut Wahyudi, bakal diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Kota Palangka Raya dalam waktu dekat. Persidangan dimulai setelah berkas-berkas dinyatakan lengkap oleh pihak pengadilan.
”Kejaksaan berupaya dan berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara profesional dan transparan, serta memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat,” kata Wahyudi.
Kepala Seksi Penyelidikan Kejaksaan Tinggi Kalteng Eko Nugroho mengungkapkan, Ujang ditangkap saat masih berstatus sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi. Ia diciduk lantaran dua kali mangkir saat dipanggil kejaksaan.
Setelah ditangkap di Jakarta, penyidik kejaksaan langsung memeriksa Ujang. Pemeriksaan yang berlangsung beberapa jam itu diakhiri dengan penetapan Ujang sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyertaan modal perusahaan daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Eko menambahkan, timnya menemukan indikasi Ujang memanfaatkan jabatannya sebagai bupati untuk mengucurkan Rp 2 miliar ke salah satu perusahaan daerah di Kotawaringin Barat. Dana tersebut merupakan penyertaan modal yang diduga dilaksanakan tidak sesuai prosedur.
Selain menyalahgunakan wewenang, lanjut Eko, ada kerugian negara yang disebabkan akibat dari kebijakan Ujang terkait penyertaan modal tersebut. Namun, Eko meminta publik mengikuti arus perkembangan kasus itu di persidangan. Ia belum bisa membuka lebih detail lagi soal kasus tersebut, termasuk jumlah kerugian negara.
”Semuanya nanti dibuka di persidangan, yang jelas proses hukum terhadap tersangka tentunya akan terus bergulir hingga hari pengadilan,” ujar Eko.