Airlangga Mundur, Golkar Tetap Usung Dedi Mulyadi Calon Gubernur Jabar
Golkar menyatakan pengunduran diri tak berdampak dukungan untuk Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jabar.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Partai Golkar tetap mengusung Dedi Mulyadi sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat. Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar tidak berdampak dukungannya bagi Dedi.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Ace Hasan Syadzily yang dihubungi Kompas, Senin (12/8/2024), mengatakan, mundurnya Airlangga tidak memengaruhi rekomendasi Golkar untuk Dedi. Golkar pun akan menggelar rapat bersama seluruh pengurus DPP Golkar untuk menemukan pelaksana tugas Ketua Umum Golkar, Selasa (13/8/2024) esok.
Ace yang juga Ketua DPD Golkar Jabar juga telah mengetahui pengunduran diri Yusuf Hamka sebagai bakal calon wakil gubernur Jabar. Ia mengaku, Golkar akan menyiapkan kandidat lainnya untuk mendampingi Dedi yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.
Adapun Jusuf tiba-tiba ikut memutuskan mundur dari bursa calon wakil gubernur Jabar setelah Airlangga meninggalkan jabatannya sebagai Ketua Umum Golkar. Jusuf yang juga teman dekat Airlangga mundur dari kepengurusan di Golkar.
Diketahui Airlangga mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Golkar pada Sabtu (10/8/2024). Pengunduran diri tersebut disampaikan melalui sebuah video yang disebarkan melalui grup percakapan daring.
Dalam waktu dekat kami akan mengumumkan bakal calon gubernur dan wakil di sejumlah provinsi, seperti Jabar dan Jakarta.
Video pernyataan pengunduran diri Airlangga beredar pada Minggu (11/8/2024). Video berdurasi 3 menit 22 detik itu menampilkan Airlangga yang mengenakan batik bernuansa kuning duduk di sebuah ruang kerja seorang diri.
”Keputusan yang telah ditetapkan DPP Golkar terkait calon kepala daerah. Insya Allah kami tetap mendukung Dedi sebagai calon gubernur Jabar,” kata Ace.
Ia menambahkan, Golkar tetap mendorong Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Calon pendamping Ridwan pun masih dibicarakan dengan partai lain dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
”Dalam waktu dekat kami akan mengumumkan bakal calon gubernur dan wakil di sejumlah provinsi, seperti Jabar dan Jakarta,” tambah Ace.
Dua faktor
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Firman Manan, berpendapat, ada indikasi pengunduran diri Airlangga karena mendapatkan tekanan dari pihak tertentu. Menurut dia, hal ini diduga dipicu dua faktor.
Faktor pertama dalam kepemimpinan Airlangga tak harmonis dengan sejumlah partai KIM dalam penentuan calon kepala daerah di sejumlah provinsi. Salah satunya adalah Banten.