Garap Bisnis Avtur Internasional, Pertamina Resmikan 28 Hidran dan Tangki di Juanda
Pertamina makin serius menggarap bisnis bahan bakar pesawat, terutama untuk penerbangan internasional di Bandara Juanda.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pertamina Patra Niaga semakin serius menggarap bisnis bahan bakar pesawat, terutama untuk penerbangan internasional, di Bandar Udara Juanda Surabaya, Jawa Timur. Hal itu, antara lain, dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk avtur, menambah sistem hidran di tempat parkir pesawat, dan memperbesar kapasitas tangki penyimpanan menjadi dua kali lipat.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, penerbangan di Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo, kembali menggeliat setelah pandemi Covid-19 berlalu.
Selain penerbangan domestik, penerbangan internasional juga tumbuh pesat. Hal itu, antara lain, terjadi karena menggeliatnya industri pariwisata, terutama wisata religi dan umrah.
Dengan adanya peningkatan penerbangan itu, Pertamina selaku penyedia bahan bakar pesawat meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasanya, yakni PT Angkasa Pura I dan perusahaan maskapai yang beroperasi di Bandara Juanda.
Salah satunya dengan mengoperasikan 28 hidran pengisian avtur di Terminal 2 atau terminal internasional Bandara Juanda Surabaya. Hidran itu berada di area parkir pesawat atau apron. Hidran-hidran itu tersebar di 14 lokasi parkir pesawat. Artinya, di setiap lokasi parkir ada dua hidran untuk mengisi avtur.
Selain hidran, Pertamina juga meresmikan pengoperasian empat tangki avtur berkapasitas masing-masing 2.500 kiloliter (kl). Kehadiran tangki baru dengan kapasitas total 10.000 kl itu menambah kapasitas penyimpanan di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Juanda dari sebelumnya 10.000 kl menjadi 20.000 kl.
”Dengan dioperasikannya fasilitas ini, diharapkan bisa terus mendampingi Pertamina Patra Niaga dalam melayani masyarakat dan menerima penugasan-penugasan dalam mendistribusikan energi di seluruh Indonesia,” ujar Riva saat peresmian Aviation Fuel Terminal Juanda, Jumat (9/8/2024).
Menurut Riva, banyak manfaat yang diperoleh dari beroperasinya tangki tambahan dan hidran avtur tersebut. Salah satunya, memperkuat ketahanan stok avtur di Bandara Juanda menjadi 16 hari atau dua kali lipat dari ketahanan stok sebelumnya.
Selain itu, dengan beroperasinya hidran avtur di Terminal 2, pengisian bahan bakar pesawat menjadi lebih cepat dan efisien. Sebelumnya, avtur diangkut menggunakan truk tangki menuju tempat parkir pesawat sehingga ada biaya transportasi yang harus dikeluarkan.
Riva menambahkan, pengisian avtur menjadi lebih efektif karena mampu melayani enam pesawat pada saat bersamaan. Dari enam pesawat itu, lima di antaranya merupakan pesawat berbadan lebar (wide body) dan satu pesawat berbadan sempit (narrow body).
Selain DPPU Juanda, Pertamina Patra Niaga juga mengelola 47 aviation fuel terminal di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan tersebut terus memperbaiki layanan dan meningkatkan kepercayaan internasional. Salah satu caranya, menjaga kualitas avtur pesawat.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, menjaga kualitas produk avtur menjadi penting bagi Pertamina dalam menggarap pasar penerbangan internasional.
Hal itu karena asosiasi penerbangan internasional mensyaratkan standar kualitas avtur yang bagus. Selain itu, kualitas avtur yang bagus berdampak pada keselamatan penerbangan.
Terkait dengan penambahan fasilitas layanan avtur di Bandara Juanda Surabaya, Soerjanto menilai hal itu akan berdampak positif bagi dunia penerbangan karena diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Persyaratan regulasi juga sudah dipenuhi oleh Pertamina sebagai penyedia avtur untuk penerbangan internasional.
Soerjanto menambahkan, setiap ada kejadian kecelakaan pesawat, avtur menjadi salah satu bagian yang diperiksa oleh KNKT. Sejauh ini, kualitas avtur yang ditemukan telah memenuhi standar internasional. Dia pun berharap Pertamina bisa terus berkembang dan menjaga kualitas produk avturnya.
Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia Alvin Lie mengatakan, dengan penambahan fasilitas di Bandara Juanda Surabaya, pengisian bahan bakar pesawat menjadi lebih cepat sehingga turnaround penerbangan lebih efektif. Efektivitas itu dapat membantu maskapai menghemat waktu dan menurunkan biaya operasional penerbangan.
”Penurunan biaya operasional penerbangan itu diharapkan juga bisa dinikmati oleh masyarakat selaku konsumen,” ucap Alvin.
Alvin menambahkan, Pertamina tidak hanya melayani pengisian avtur di bandara besar, tetapi juga di bandara kecil. Layanan untuk bandara kecil itu belum tentu menguntungkan. Namun, Pertamina diharapkan tetap mampu mempertanggungjawabkan kualitas bahan bakar yang diproduksi dan dipasarkan untuk melayani semua penerbangan.
Menurut dia, penyediaan produk avtur berkualitas bagus secara konsisten menjadi tantangan bagi Pertamina karena perusahaan negara tersebut memiliki peran signifikan di lini produksi dan distribusi. Apalagi, selama ini avtur Pertamina sepenuhnya diproduksi di dalam negeri.