BNNK Banyuwangi akan segera terbentuk. Keberadaannya akan membantu pemberantasan narkoba di wilayah itu.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Banyuwangi menghibahkan lahan seluas 1.090 meter persegi untuk kantor dan tempat rehabilitasi Badan Narkotika Nasional kabupaten atau BNNK. Hal ini diharapkan mendukung pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba di Banyuwangi.
”Penyalahgunaan narkoba menjadi pekerjaan rumah bersama. Jangan sampai di tengah kemajuan Banyuwangi, generasi penerus justru dirusak narkoba,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat penandatanganan nota kesepahaman dan naskah perjanjian hibah daerah di Banyuwangi, Jumat (2/8/2024).
Ipuk menjelaskan, inisiatif ini adalah bentuk komitmen bersama untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba.
Laporan badan PBB yang menangani penanggulangan narkoba, United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC), menunjukkan, ada lebih kurang 275 juta orang di dunia menggunakan narkoba pada tahun 2023. Potensi itu juga rawan terjadi di Banyuwangi.
Dengan garis pantai 175,8 kilometer menghadap Samudra Indonesia, Banyuwangi rawan peredaran narkoba. Apalagi, Banyuwangi punya penyeberangan laut menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, melalui Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Pada tahun 2022 terdapat 274 kasus narkoba di Banyuwangi. Tersangka mencapai 317 orang.
Sementara pada tahun 2023 ada 206 kasus. Tersangkanya tercatat 229 orang.
”Di semester awal 2024 terdapat 64 kasus penyalahgunaan narkoba. Pelakunya didominasi usia produktif,” katanya.
Dengan percepatan pembentukan BNNK Banyuwangi, Ipuk berharap optimalisasi pencegahan dan pemberantasan narkoba. Caranya, mulai dari peningkatan peran masyarakat, penguatan rehabilitasi, hingga penegakan hukum.
”Kami juga berterima kasih selama ini para tokoh agama dan tokoh masyarakat bersama-sama menjaga Banyuwangi dan selalu mengingatkan bahaya narkoba. Alhamdulillah, hari ini kita mulai langkah penting dengan percepatan pembentukan BNN kabupaten,” tuturnya.
Kepala BNN Komisaris Jenderal Marthinus Hukom mengatakan, BNNK Banyuwangi merupakan yang pertama di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur. Banyuwangi menjadi daerah prioritas pembentukan BNNK karena perkembangan pesat wilayah itu.
Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, lanjutnya, rentan diikuti risiko peredaran narkoba yang meningkat. Maka dari itu, pembentukan BNNK diharapkan bisa menjadi salah satu langkah antisipasi dalam memberantas narkoba.
Salah satu strategi yang bakal dipakai untuk menekan penyalahgunaan narkoba di Banyuwangi adalah soal ketahanan keluarga dan pendidikan. ”Fokus BNN adalah bagaimana membangun ketahanan keluarga. Kemudian, ketahanan di lingkungan pendidikan,” ucapnya.