Hadapi Kemarau, Kementan Siapkan Puluhan Ribu Pompa Air
Kementerian Pertanian menyediakan 75.000 alat pompa untuk membantu petani di musim kemarau.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kementerian Pertanian telah menyalurkan sekitar 30.000 unit fasilitas pompa air ke seluruh area pertanian di Indonesia. Upaya ini untuk mencegah petani mengalami gagal panen akibat musim kemarau berkepanjangan yang diperkirakan hingga bulan Agustus.
Program pengadaan pompa untuk menghadapi musim kemarau disampaikan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di sela pembukaan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional IX di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/7/2024).
Kegiatan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional IX terlaksana pada 27-30 Juli 2024 di Gedung Budaya Soreang. Kegiatan ini bertema ”Mewujudkan Kemandirian Benih Tanaman Pangan untuk Kedaulatan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045”.
Sudaryono memaparkan, sejumlah wilayah di Indonesia sudah mengalami kemarau panjang. Sejumlah lokasi yang menjadi lumbung pangan terdampak fenomena alam tersebut.
Diketahui sebanyak 75.000 unit alat pompa air disediakan Kementan tahun ini. Sebanyak 30.000 unit alat telah disalurkan Kementan ke daerah-daerah. Sebanyak 40.000 unit alat pompa lainnya akan tersalurkan pada bulan depan dan sisanya bulan September mendatang.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika hingga dasarian II Juli 2024, sebanyak 45 persen dari 699 zona musim di wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Wilayah yang sudah memasuki musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, sebagian Bengkulu, sebagian Jambi, sebagian sumatera Selatan, sebagian Lampung sebagian Banten hingga Nusa Tenggara Timur, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, dan sebagian Papua Selatan.
Dengan program pompanisasi dan penyediaan pipa, daerah pertanian yang terdampak bisa mendapatkan pasokan air yang cukup
Diprediksikan curah hujan pada dasarian III Juli hingga Agustus II tahun ini berada di kriteria rendah-menengah, yakni 0-150 milimeter per dasarian. Daerah yang terdampak hingga Agustus, antara lain, Sumatera Utara, Riau, sebagian besar Sumatera Selatan, sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian besar Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, Maluku, sebagian besar Papua, dan Papua Selatan.
”Dengan program pompanisasi dan penyediaan pipa, daerah pertanian yang terdampak bisa mendapatkan pasokan air yang cukup. Harapannya agar daerah tersebut tetap produktif menghasilkan tanaman pangan meskipun musim kemarau,” kata Sudaryono.
Gebyar perbenihan
Ia menuturkan, pelaksanaan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional di Jabar sebagai sarana bagi para petani untuk memahami pentingnya pemilihan benih yang tepat serta cara mengelola benih dengan baik. Tujuannya para petani bisa meningkatkan praktik pertanian dan mendorong tercapainya ketahanan pangan yang lebih baik.
”Dalam waktu dekat, Kementan akan mendorong program sentra pembenihan di luar Pulau Jawa. Harapannya agar para petani tak harus mendapatkan benih dengan waktu yang lama dan sesuai kebutuhan mereka,” tutur Sudaryono.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan, terdapat 179 stan yang menampilkan berbagai varietas tanaman pangan dalam kegiatan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional di Jabar. Terdapat sekitar 200 varietas benih yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut.
”Dengan kegiatan ini kami ingin memotivasi pelaku usaha pembenihan tanaman yang berasal dari luar Pulau Jawa bisa mandiri. Harapannya, mereka bisa mereplikasi ilmu pembenihan di kegiatan ini di daerahnya,” tambahnya.
Koordinator Asosiasi Perbenihan Tanaman Pangan (Sipetapa) Wilayah Jabar Ahmad Fauzi berpendapat, pihaknya siap membantu program pemerintah untuk mengembangkan perbenihan tanaman pangan di luar wilayah Jawa. Namun, upaya tersebut harus didukung dengan sumber daya manusia hingga fasilitas pengadaan air yang memadai.
”Dalam enam bulan terakhir, 54 anggota Sipetapa Jabar telah mendistribusikan 15.000 ton benih padi dan jagung ke sejumlah provinsi,” kata Ahmad.