Warung Kopi Pontianak, Pusat Interaksi Politisi dan Warga Jelang Pilkada 2024
Warung kopi Pontianak jadi tempat politisi tebar pesona jelang pilkada, serap aspirasi warga secara langsung.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
Warung kopi di Pontianak menjadi pusat interaksi sosial dan politik, di mana para politisi berbaur dengan warga jelang pilkada. Mereka menggunakan warung kopi untuk menyerap aspirasi secara langsung dan meningkatkan popularitas. Warung kopi juga menjadi tempat diskusi egaliter di mana batas-batas sosial sementara runtuh, menciptakan ruang untuk ide-ide pembangunan.
Warung kopi di Pontianak dan sekitarnya menjadi pusat berbagai agenda nasional. Tempat ini dianggap sebagai katalisator situasi sosial. Ada adagium yang mengatakan, selama warung kopi masih buka, kondisi masih baik-baik saja meskipun situasi sosial sedang tegang.
Warung kopi memberikan suasana nongkrong yang egaliter, memungkinkan calon kepala daerah untuk menyerap aspirasi warga secara langsung. Di sini, batas-batas jabatan dan strata sosial sementara waktu runtuh.
Dengan semakin dekatnya jadwal pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar, para calon kepala daerah terus berusaha hadir di ruang publik untuk meningkatkan popularitas, termasuk di warung kopi.
Muda Mahendrawan, Bupati Kubu Raya periode 2009-2014 dan 2019-2024, yang masuk dalam ”bursa” bakal calon gubernur Kalbar, sering mengunggah kegiatannya di warung kopi bersama warga di sejumlah daerah. Ia menyebut kegiatannya ”Jelajah Ngopi Bahagia”.
”Jelajah ngopi bahagia, supaya pertemuan tidak selalu dalam suasana formal. Jika pertemuan formal, kerap kali banyak hal tidak terungkap,” kata Muda seusai menghadiri Rapat Pimpinan Daerah I Partai Hanura di Pontianak, Kamis (18/7/2024).
Menurut Muda, pertemuan nonformal yang rileks dan tanpa sekat sering kali mengungkap banyak hal. Ide-ide pembangunan sering lahir dari obrolan warga di warung kopi.
Gubernur Kalbar periode 2018-2023, Sutarmidji, dan Wakil Gubernur Kalbar periode 2018-2023, Ria Norsan, juga masuk dalam ”bursa” Pilgub Kalbar. Pada Minggu (19/5/2024), mereka ngopi bareng di salah satu warung kopi di Jalan Veteran, Pontianak. Keduanya mengenakan kaus putih bertuliskan ”Bersama Lanjutkan!” berlatar peta Kalbar.
Sutarmidji menegaskan, niatnya maju dalam Pilgub Kalbar 2024 bersama Ria Norsan untuk menyelesaikan pembangunan jalan-jalan provinsi. ”Masyarakat Pontianak suka ngopi. Jadi sambil ngopi, kita bisa nyantai dan ngobrol soal pilkada,” kata Ria Norsan saat ditanya tentang kemunculannya dengan Sutarmidji di warung kopi seusai Rapimda I Partai Hanura Kalbar, Kamis (18/7/2024).
Nama-nama calon lainnya juga mulai menjejakkan langkah di warung kopi jelang Pilgub Kalbar. Beberapa masih menanti kepastian tiket dari partai politik, sementara pasangan Sutarmidji-Ria Norsan telah mendapatkan dukungan dari Partai Nasdem, Demokrat, dan Gerindra.
Namun, apakah strategi tebar pesona di warung kopi itu efektif? Kita tunggu saat pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar pada 27-29 Agustus.
Namun, apakah strategi tebar pesona di warung kopi itu efektif?
Nama lain yang kuat menjadi bakal calon gubernur Kalbar adalah Lasarus, Ketua DPD PDI-P Kalbar. Strategi komunikasinya berbeda, dengan sering meninjau proyek fisik dan mengunggahnya di media sosial. Baliho Lasarus juga banyak tersebar di sejumlah daerah, menegaskan niatnya maju dalam Pilgub Kalbar.
Strategi serupa juga dilakukan politisi lain menjelang pilkada di sejumlah daerah. Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, misalnya, menunaikan shalat Jumat bersama warga Jakarta selama tiga minggu berturut-turut.
Pengamat politik dan sosial dari Elpagar, Furbertus Ipur, menilai, memanfaatkan ruang publik, seperti warung kopi, sah-sah saja, tetapi kualitas pertemuan harus diperhatikan. ”Sekarang saatnya para kandidat berdiskusi hal-hal substantif. Mau dibawa ke mana Kalbar ke depan? Bukan hanya tebar pesona,” kata Ipur.
Ipur menekankan pentingnya diskusi berkualitas untuk memberikan pendidikan politik yang baik bagi pemilih. ”Bangunlah gagasan konstruktif di ruang publik,” tuturnya.
Memanfaatkan ruang publik, seperti warung, kopi sah-sah saja, tetapi kualitas pertemuan harus diperhatikan. (Furbertus Ipur)
Melahirkan ide besar di warung kopi bukanlah hal baru. Beberapa intelektual, seperti Voltaire, JJ Rousseau, dan Denis Diderot, sering nongkrong di kafe mendiskusikan ide-ide mereka. Ide-ide Revolusi Perancis pada 1789 banyak muncul di kafe, menjadi bagian sejarah sosial politik Perancis.
Warung kopi di Pontianak juga sering menjadi tempat diskusi isu lain. Suarez (34), akademisi di Pontianak, Jumat (19/7/2024) siang, misalnya, ngopi di salah satu kafe di Kecamatan Pontianak Kota. Ia bercerita tentang film The Boys yang menampilkan sisi lain manusia super. Dalam The Boys, beberapa manusia super digambarkan egois, narsistik, dan manipulatif.
Suarez mengingatkan masyarakat untuk kritis terhadap penampilan luar calon pemimpin yang tampak seperti pahlawan, tetapi bisa saja menyalahgunakan kekuatannya.
Diskusi Suarez kemudian beralih pada status di media sosial tentang survei mahasiswa Biologi menerima teori evolusi. Ia teringat pengalaman di ”Ubud Monkey Forest” di Bali pada 2022, di mana monyet-monyet mempertahankan wilayah kekuasaan mereka tanpa aturan tertulis, mengingatkan pada batas imajiner.
Dalam konteks politik, penting untuk memperhatikan kualitas perjumpaan di ruang publik. Meskipun warung kopi bisa menjadi tempat yang baik untuk berinteraksi, kandidat harus fokus pada diskusi yang konstruktif dan substantif demi kemajuan daerah.