Diberhentikan sebagai Dekan FK Unair, Budi Santoso Ajukan Keberatan
Budi Santoso keberatan dan mempertanyakan alasan pihak rektorat yang terlalu cepat mencopotnya sebagai Dekan FK Unair.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Budi Santoso, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, yang diberhentikan setelah menolak kebijakan Kementerian Kesehatan terkait dokter asing, mengajukan keberatan. Dokter spesialis kandungan itu mempertanyakan alasan pihak rektorat yang dinilai terlalu cepat dalam mengambil keputusan.
Sikap keberatan itu disampaikan secara tertulis kepada pihak Rektorat Universitas Airlangga (Unair), Senin (8/7/2024) sore. Dengan didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya dan Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Budi mendatangi kantor rektorat yang berada di Kampus C Mulyorejo.
”Kami datang ke Kampus C tadi ke kantor Rektor dengan niatan baik. Kami ingin mengantarkan sebuah surat yang isinya klarifikasi dan mempertanyakan alasan serta prosedur yang diberlakukan sehingga begitu singkatnya saya mendapatkan SK (surat keputusan) tersebut,” ujar Budi.
Budi mengatakan, dirinya berharap mendapat kejelasan terkait alasan pemecatannya sebagai Dekan FK Unair agar informasi yang beredar di masyarakat tidak menimbulkan banyak spekulasi. Dia menghendaki surat yang dilayangkan itu akan menghadirkan dialog yang baik dengan pimpinan universitas.
Tujuannya, menghasilkan solusi yang baik demi menjaga ”rumah besar” mereka, yakni Universitas Airlangga. Menurut Budi, rumah besar tersebut harus dirawat dengan hati yang lebar, pikiran yang lapang dan jiwa yang tenang. ”Kita ingin Unair tetap maju dan berkembang,” kata Budi.
Budi Santoso menggelar jumpa pers di FK Unair, Surabaya, Senin (8/7/2024).
Anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) itu menambahkan, sejak menerima Surat Keputusan terkait pemberhentiannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair, Budi mengaku belum pernah diajak berdialog dengan pengelola universitas. Di dalam surat tersebut juga tidak dicantumkan alasan pemberhentiannya dalam jabatan tersebut.
Padahal, Budi merasa tidak pernah melakukan kesalahan selama mengampu jabatan sejak tahun 2020. Guru besar FK Unair itu mengaku tidak mengerti hukum karena sehari-hari dia hanya mengurusi pekerjaan yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan.
”Karena itu, kami ditemani oleh teman-teman dari LBH dan Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA). Dengan surat ini kami berniat baik. Ingin menyelesaikan ini dengan baik secara kekeluargaan,” tegas Budi.
Meski sudah tidak menjabat sebagai Dekan FK Unair, Budi tetap bekerja di universitas negeri tersebut. Dia masih menjalankan pekerjaannya sebagai dosen FK Unair dengan mengajar dan membimbing mahasiswa kedokteran. Oleh karena itulah Budi tetap datang ke kampus dan tidak ada hambatan terkait hal itu.
Mantan Dekan Budi Santoso sesaat akan melakukan jumpa pers di FK Unair, Surabaya, Senin (8/7/2024).
Membuka dialog
Sementara itu, Jauhar Kurniawan dari LBH Surabaya mengatakan, surat berisi keberatan yang diajukan Budi Santoso diterima oleh bagian tata usaha. Selanjutnya, pihaknya menunggu respons atau tanggapan dari Rektorat Unair dan belum berpikir untuk menempuh upaya hukum.
”Untuk langkah hukum belum terpikirkan. Kami masih menunggu respons dari pihak rektorat dan membuka dialog untuk mencari solusi dari penyelesaian dari permasalahan ini,” ujar Jauhar.
Saat ditanya apakah Budi Santoso menerima intimidasi dari kampus atau pihak lain, Jauhar mengatakan sejauh ini semuanya berjalan dengan lancar. Upaya penyampaian surat atau keberatan secara tertulis juga berjalan lancar tidak ada halangan.
Kabar pemberhentian Budi Santoso ramai diperbincangkan pada Rabu (3/7/2024) setelah dia berpamitan melalui grup Whatsapp (WAG). Budi menyampaikan telah menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikannya dari jabatan Dekan Fakultas Kedokteran Unair. Pemberhentian itu ditengarai terkait dengan pernyataan Budi yang menolak kehadiran dokter asing.
Mengutip berita di Kompas.id, Jumat (5/7/2024), Budi menyatakan tidak setuju dengan adanya dokter asing yang bekerja di Tanah Air. Menurut dia, dokter dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan di Indonesia. Penolakan itu terutama untuk menanggapi surat edaran dari Kemenkes mengenai kebutuhan dokter asing di rumah sakit vertikal.
Ia menyangsikan isi surat edaran tersebut yang meminta rumah sakit vertikal untuk mengisi jumlah kebutuhan dokter asing. Hal itu dinilai kurang tepat karena sebagian besar rumah sakit vertikal di Indonesia berada di kota besar yang seharusnya tidak kekurangan dokter spesialis maupun subspesialis.
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair Martha Kurnia Kusumawardhani yang dikonfirmasi terkait surat keberatan dari Budi Santoso belum memberikan tanggapan hingga malam ini. Juga belum ada jawaban soal upaya strategis Unair menyikapi permintaan dialog tersebut.
Namun, sebelumnya, pada Kamis (4/7/2024), Martha mengatakan, alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian Budi Santoso sebagai Dekan FK merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang baik. Juga guna penguatan kelembagaan, terutama di lingkungan FK Unair.
”Seluruh sivitas akademika Unair juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Profesor Budi Santoso atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut,” kata Martha.
Martha berharap Unair terutama FK Unair, terus menjadi Fakultas Kedokteran yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia.
Adapun berdasarkan pantauan Kompas situasi di Unair baik Kampus C (rektorat) maupun Kampus A Fakultas Kedokteran dijaga ketat oleh satuan pengamanan. Di gedung rektorat bahkan disiagakan belasan satpam untuk menjaga pintu masuk gedung.
Sementara di Kampus A, seluruh pintu gerbang ditutup dan wartawan dilarang masuk ke area kampus. Awalnya, Budi Santoso bersama LBH Surabaya dan KIKA berencana menggelar konferensi pers di dalam kampus. Namun, karena wartawan dilarang masuk kampus, mereka akhirnya diwawancarai di trotoar di depan kampus.