Siswa Baru Minim, Sejumlah Sekolah di Banjarmasin Perpanjang PPDB
Penerimaan peserta didik baru di sejumlah sekolah di Banjarmasin diperpanjang karena minimnya jumlah pendaftar.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Sejumlah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mendapatkan siswa baru dengan jumlah minim dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru atau PPDB secara daring. Bahkan, ada SD yang baru mendapatkan satu calon siswa. Untuk memenuhi kuota, sejumlah sekolah masih membuka pendaftaran secara luring hingga 8 Juli.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi mengatakan, PPDB secara daring di Banjarmasin telah berakhir. Dari hasil evaluasi, masih cukup banyak sekolah yang belum memenuhi kuota siswa baru di sekolahnya.
Dia mencontohkan, ada SMP yang menyiapkan kuota lima kelas atau rombongan belajar untuk peserta didik baru, tetapi hanya mendapatkan tiga rombongan belajar. Ada juga SD yang menyiapkan dua rombongan belajar, tetapi baru mendapatkan satu rombongan belajar.
”Sekolah-sekolah yang belum memenuhi kuota kami minta untuk tetap membuka pendaftaran siswa baru secara offline (luring) sampai dengan 8 Juli,” kata Nuryadi di Banjarmasin, Kamis (4/7/2024).
Dalam PPDB tingkat SMP tahun ajaran 2024/2025 di Banjarmasin disiapkan kuota bagi peserta didik baru sebanyak 6.885 siswa. Sebanyak 6.045 siswa mendaftar lewat jalur afirmasi, prestasi, perpindahan orangtua, dan zonasi. Dari jumlah tersebut, yang diterima 4.998 siswa sehingga tersisa 1.047 siswa.
”Dari 35 SMP di Banjarmasin ada 15 SMP yang belum memenuhi kuota sehingga masih harus tetap membuka pendaftaran secara offline,” ujarnya.
Untuk SD di Banjarmasin yang berjumlah 208 unit, menurut Nuryadi, masih cukup banyak juga yang belum memenuhi kuota. Bahkan, ada dua SD negeri yang mendapat siswa baru dengan jumlah sangat sedikit, yaitu SDN Teluk Dalam 9 dan SDN Teluk Dalam 10 Banjarmasin.
Dua sekolah tersebut letaknya berdampingan di Jalan Sutoyo S, Gang 12, Banjarmasin Tengah. Info yang didapatkan Kompas dari guru piket di sekolah tersebut, ada 17 calon siswa baru di SDN Teluk Dalam 9 dan 1 calon siswa baru SDN Teluk Dalam 10.
”Sejak tahun lalu, kami sudah mewacanakan agar kedua sekolah itu digabung karena siswanya sedikit. Namun, kami harus mendapat izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena ada beberapa guru PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) di sana,” kata Nuryadi.
Kepala SDN Teluk Dalam 10 Sri Widiana menuturkan, sekolahnya minim mendapatkan siswa baru sejak beberapa tahun terakhir. Total siswa kelas I sampai kelas VI di sekolah itu pada tahun ajaran 2023/2024 hanya 28 siswa atau tak sampai satu rombongan belajar.
”Tahun lalu, kami masih menerima tujuh siswa baru. Tahun ini, kami sebetulnya sudah tidak lagi menerima siswa baru. Jadi, kalau masih ada yang mendaftar, akan kami arahkan ke SDN Teluk Dalam 9 atau ke sekolah lain,” ujarnya.
Sekolah-sekolah yang belum memenuhi kuota kami minta untuk tetap membuka pendaftaran siswa baru secara offline (luring) sampai dengan 8 Juli.
Menurut Sri, sekolahnya sulit mendapatkan siswa baru karena anak-anak usia SD di lingkungan sekitar sekolah sudah semakin berkurang. Selain itu, banyak orangtua juga lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta ataupun madrasah.
Hal itu juga diakui Nuryadi. Menurut dia, peminat sekolah negeri berkurang, antara lain, karena banyak orangtua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah yang berbasis agama. Penyebab lainnya adalah penerapan sistem zonasi. ”Permasalahan ini akan kami kaji lagi,” ujarnya.