Ekspor NTT ke Timor Leste dari Batako hingga Obat Kuat, Adakah Potensi Lain?
Sebagian kebutuhan Timor Leste bergantung pada Indonesia. Jalur darat melalui NTT menjadi pilihan utama.
Berada di pintu keluar ekspor ke Timor Leste, Provinsi Nusa Tenggara Timur sedapat mungkin menjadi produsen komoditas yang dibutuhkan negara tetangga itu. Jangan hanya menjadi tempat transit.
Satu per satu truk bergerak memasuki gerbang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Rabu (3/7/2024). Truk membawa barang yang diekspor dari Indonesia ke negara tetangga Timor Leste.
Truk tiba setelah melewati perjalanan cukup jauh, sekitar 283 kilometer dari Kota Kupang. Di ruas jalan dengan medan turunan maupun tanjakan tajam, truk istirahat beberapa jam untuk mendinginkan mesin rem. Jika dipaksa, bisa terjadi rem blong yang menyebabkan kecelakaan.
Setiap truk mengangkut barang paling sedikit 8 ton. Ada barang sejenis, ada pula campuran. Hampir semua barang didatangkan dari Pulau Jawa menggunakan kapal laut. Di Kota Kupang, barang itu transit di sejumlah gudang penyimpanan.
Setelah menjalani pemeriksaan dokumen di keimigrasian dan bea cukai serta karantina dan kesehatan di Motaain, truk melewati garis batas memasuki wilayah Timor Leste. Truk lanjut ke Dili, ibu kota Timor Leste, yang berjarak 113 kilometer dari garis batas di Motaain.
”Kami membantu proses secara cepat, paling lama 15 menit sudah selesai. Semua instansi di Indonesia yang terlibat urusan ekspor di perbatasan Motaain ini bekerja secara terintegrasi,” kata Kepala PLBN Terpadu Motaain Engelberthus Klau.
Setiap hari, rata-rata belasan truk pengangkut barang ekspor menyeberang dari Indonesia ke Timor Leste. Tingginya pergerakan truk ekspor ini membuat Motaain tercatat sebagai PLBN dengan nilai ekspor tertinggi se-Indonesia. Total 8 PLBN yang sudah diresmikan dan kini beroperasi.
Berdasarkan data dari PLBN Terpadu Motaain, sepanjang tahun 2023, nilai ekspor paling tinggi terjadi bulan Oktober, yakni Rp 82,05 miliar, sedangkan angka terendah terjadi pada bulan April, yakni Rp 36,61 miliar.
Selama empat bulan pertama tahun ini, nilai ekspor tertinggi tercatat pada Maret, yakni Rp 57,83 miliar, sedangkan terendah pada April, yakni Rp 41,78 miliar. Kendaraan pengangkut komunitas ekspor yang melewati pos tersebut rata-rata 500 unit setiap bulan.
Ban sepeda motor yang dibeli dari Indonesia dibawa ke Timor Leste melalui di Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain, Kabupaten Belu, NTT, Rabu (8/6/2022). Banyak barang kebutuhan warga Timor Leste yang dipasok dari Indonesia.
Jenis komoditas yang diekspor seperti laptop, printer, air mineral, semen, sayuran, batako, besi beton, kertas nasi, furnitur, cabai, telur, kosmetik, dan pakaian dalam. Ada juga senjata dan obat kuat. Tak ada rincian jumlah pada setiap jenis barang.
Di sisi lain, nilai impor dari Timor Leste tidak sampai 5 persen dibandingkan dengan nilai ekspor dari NTT. Jenis barang impor dari Timor Leste kebanyakan hasil perkebunan seperti porang, kemiri, dan kopra. ”Timor Leste sangat bergantung pada Indonesia,” ujar Klau yang bertugas sejak PLBN Terpadu Motaain diresmikan pada 2016.
Baca juga: Timor Leste Ingin Tumbuh Bersama Indonesia
Peluang NTT
Pada 19 Maret 2024 digelar forum bisnis antara pengusaha NTT dan Timor Leste di Kota Kupang. Pertemuan membahas kerja sama ekonomi. Ikut hadir dalam pertemuan itu Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G Kalake serta Menteri Perdagangan dan Perindustrian Timor Leste Filipus Nino Pereira.
Sebagaimana rilis Pemprov NTT, dari total nilai ekspor NTT senilai 74,086 juta dollar AS pada tahun 2023, sekitar 77 persen diekspor ke Timor Leste. Sementara impor dari Timor Leste ke NTT sekitar 4,1 persen dari nilai ekspor NTT ke Timor Leste. Ekspor NTT ke Timor Leste didominasi komoditas nonmigas.
Ayodhia mendorong agar komoditas ekspor dari NTT terus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan Timor Leste. Potensi pertanian, peternakan, perikanan, dan industri kreatif di NTT agar terus digali dan dikembangkan. Kenaikan nilai ekspor berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi daerah. Kesejahteraan masyarakat pun semakin baik.
Di sisi lain, pengajar ilmu ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Tuti Lawalu, mendorong pemerintah daerah agar memetakan potensi ekspor ke Timor Leste. Dengan pemetaan itu, rencana produksi komoditas dapat disiapkan.
Menurut Tuti, NTT tercatat sebagai pengekspor lantaran pintu keluarnya melalui PLBN Terpadu Motaain. Namun, kenyataannya sebagian besar komoditas ekspor itu masih didatangkan dari Pulau Jawa. NTT masih sebatas tempat transit sehingga kenaikan nilai ekspor tak begitu berpengaruh kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, pembangunan industri di NTT untuk komoditas ekspor ke Timor Leste harus dilakukan. Di sisi lain, budidaya pertanian lokal yang ikut menyumbang komoditas ekspor selama ini perlu diperkuat. Pelaku sektor pertanian masih didominasi usaha kecil.
Berada di pintu ekspor Timor Leste, posisi NTT sangat strategis. Peluang ini harus dimanfaatkan. Komoditas ekspor ditambah dan jenisnya pun diperluas. Tak sebatas mengirim batako produk NTT atau menjadi tempat transit obat kuat sebelum masuk Timor Leste.
Baca juga: PLBN Motaain Bersiap Jelang Kunjungan Paus Ke Timor Leste