Kecelakaan Bus Wisata Terus Terjadi, Pengawasan Armada Harus Diperketat
Kecelakaan yang melibatkan bus wisata terus terjadi. Warga diminta lebih cermat memilih bus wisata.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
KARANGANYAR, KOMPAS — Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus wisata masih terus terjadi. Untuk mencegah kecelakaan berulang, pengawasan kondisi armada mesti diperketat. Sebagai pengguna jasa, masyarakat juga diminta lebih cermat memilih penyedia layanan bus wisata.
Kecelakaan terbaru dialami bus wisata A 7733 BV sewaktu melintas di wilayah Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2024).
Bus itu mengangkut 30 penumpang asal Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Delapan penumpang menjadi korban akibat kecelakaan tersebut.
”Korban hanya mengalami luka-luka ringan. Sekarang semuanya sudah pulang. Hanya rawat jalan,” kata Kepala Satuan Reserse Lalu Lintas Kepolisian Karanganyar Ajun Komisaris Aliet Alphard saat dihubungi pada Senin (3/6/2024).
Aliet menyebutkan, kecelakaan terjadi saat rombongan melintas dari wilayah Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, menuju Kecamatan Ngargoyoso. Bus itu kemudian harus melewati tanjakan. Namun, bus tersebut ternyata tidak kuat menanjak sehingga melorot sampai terguling di jalan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Aliet menduga, ada unsur kelalaian yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Sebab, menurut dia, sopir ditengarai terlambat memindahkan rotasi gigi sebelum bus itu terperosot dari jalanan yang menanjak.
Kesadaran masyarakat juga harus dituntut. Permasalahan ini tidak bisa segera tuntas tanpa peran masyarakat.
”Sampai saat ini kasusnya masih kami dalami. Sopir sedang kami periksa dan mintai keterangan,” kata Aliet.
Hingga sekarang, lanjut Aliet, belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dari peristiwa itu. Sejauh ini, sopir bus pun masih berstatus saksi. Namun, status itu bisa berubah berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian.
Sementara itu, pakar transportasi Djoko Setijowarno menyatakan, berulangnya kecelakaan bus wisata harus menjadi perhatian bersama. Pengawasan kondisi bus oleh pemerintah pun harus diperkuat.
Selain pemerintah, masyarakat juga harus turut berperan mencegah terjadinya kecelakaan. ”Ini kesadaran masyarakat juga harus dituntut. Permasalahan ini tidak bisa segera tuntas tanpa peran masyarakat,” kata Djoko.
Menurut Djoko, masyarakat mempunyai peran penting untuk menghentikan berulangnya kasus kecelakaan bus wisata. Upaya itu bisa dimulai dengan memilih penyedia jasa transportasi yang berkualitas dari segi pelayanan dan keamanan.
Selain itu, harga yang murah sebaiknya juga tidak dijadikan pertimbangan utama dalam memilih bus wisata. ”Kita jangan berwisata dengan harga murah, tetapi risiko keselamatannya tidak terjamin. Itu, kan, konyol,” kata Djoko.
Di sisi lain, Djoko menambahkan, polisi juga harus memproses hukum kasus-kasus kecelakaan secara tuntas. Sanksi yang tegas diharapkan dapat memberikan efek jera kepada pengelola bus wisata yang tidak mematuhi standar kelaikan operasi.