Perahu Listrik Tenaga Surya, Transisi Energi di Pulau Rote
Daya listrik untuk menggerakkan mesin berasal dari tenaga surya. Inilah transisi energi di pulau terselatan Indonesia.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
Daniel Mooy (60) mengemudi perahu mesin berukuran lebih kurang 0,5 gros ton bertolak dari pesisir Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (21/5/2024) siang. Dengan kecepatan 7 knot (sekitar 13 kilometer per jam), perahu melenggang di atas perairan yang sedikit bergelombang.
Tak terdengar deru mesin, tak terlihat asap pembakaran mesin, dan tak tercium aroma bahan bakar minyak. Mesin perahu berkekuatan 8 tenaga kuda itu digerakkan oleh listrik yang bersumber dari sepasang baterai berkapasitas masing-masing 2,4 kilowatt.
Sekitar 10 menit kemudian, perahu memasuki Telaga Nirwana, destinasi wisata di Oeseli. Telaga dengan diameter sekitar 500 meter itu dipagari tebing karang berpadu hutan mangrove. Warna airnya hijau dan jernih. Di sisi yang dangkal, terlihat jelas karang dan ikan warna-warni berenang di dasar laut.
Daniel menjelaskan vegetasi dan jenis ikan yang ada di telaga. Tanpa menyedengkan telinga lebih dekat ke arah Daniel, wisatawan bisa mendengar dengan jelas.
”Kalau dulu masih dengan perahu motor, itu sangat berisik. Saya harus teriak biar wisatawan bisa dengar,” kata Daniel yang sehari-hari jadi pemandu wisata.
Semua wisatawan yang ada di atas perahu mengaku baru pertama kali menggunakan perahu bertenaga listrik. Mereka begitu menikmati pengalaman itu. ”Tidak ada polusi udara dan tidak ada polusi air laut. Alam tetap bersih,” ucap Intan Nuka (32), pengunjung dari Kupang.
Perahu listrik menjadi salah satu alasan Intan datang ke sana. Di NTT, wisata air yang ditunjang perahu listrik baru ada Telaga Nirwana. Dari Kupang, ia menggunakan kapal laut ke Pulau Rote selama hampir dua jam, kemudian lanjut dengan perjalanan darat sejauh lebih kurang 63 kilometer. Rote merupakan pulau terselatan di Indonesia.
Sekitar 40 menit, perahu selesai mengitari Telaga Nirwana. Daya yang digunakan dari setiap baterai sekitar 10 persen. Selanjutnya, Daniel kembali lagi mengantar wisatawan yang sudah mengantre trip berikutnya. Untuk menjaga daya tahan baterai, penggunaan setiap baterai paling banyak tiga trip, kemudian dilakukan isi ulang daya.
Pengisian baterai dilakukan di stasiun pengisian yang berada dekat tambatan perahu. Di situ terdapat panel tenaga surya yang memanen cahaya matahari, lalu mengonversinya menjadi energi listrik. Daya yang dihasilkan 6,6 kilowatt power itu menjadi sumber pengisian ulang baterai. Satu baterai dengan kapasitas 2,4 kilowatt membutuhkan waktu pengisian hingga 4 jam.
Stasiun pengisian baterai murni dari matahari. Ini berbeda dengan banyak stasiun pengisian baterai untuk mobil listrik yang justru dialirkan oleh pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil.
”Sumber listrik di sini 100 persen dari matahari,” kata Chistoph Luerssen, perwakilan dari Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ).
Kehadiran perahu bertenaga listrik merupakan proyek GIZ bersama sejumlah lembaga serta dukungan dari masyarakat Oeseli. Mereka memberi nama perahu bertenaga listrik atau photovoltaics (pv) boat. Mereka mengklaim, pengguna baterai untuk perahu wisata yang murni berasal dari tenaga surya ini merupakan yang pertama di wilayah terluar Indonesia.
Menurut Chistoph, kehadiran proyek pv boat di Rote merupakan tindak lanjut dari komitmen mereka dalam mewujudkan penggunaan energi bersih, ramah lingkungan, dan bebas dari polusi. Bukan hanya di Rote, proyek energi baru dan energi terbarukan ini dikerjakan GIZ di sejumlah tempat di Indonesia dan beberapa negara di dunia.
Sementara itu, Direktur Aneka Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna mengapresiasi inovasi perahu listrik yang justru dimulai dari pulau terselatan Indonesia. Ini berarti gerakan transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan energi terbarukan sudah membumi dan hasilnya dirasakan masyarakat di pelosok.
Menurut Andriah, Rote dan kebanyakan wilayah di NTT kaya akan potensi energi surya. Data Kementerian ESDM menunjukkan, potensi energi listrik di NTT merupakan tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 66,2 megawatt.
”Sayangnya, potensi yang dimanfaatkan masih minim. Tantangan kita adalah investasi untuk listrik tenaga surya ini butuh biaya mahal,” ujarnya.
Kehadiran perahu listrik perlahan mengubah wajah pariwisata di Telaga Nirwana. Berharap transisi energi ikut mendorong ekonomi masyarakat setempat juga ikut bertransisi menjadi lebih sejahtera.
Kendati demikian, lanjut Feby, secara perlahan transisi energi akan terus bergerak menggantikan energi fosil yang persediaannya terbatas serta tidak ramah lingkungan. Energi baru dan energi terbarukan akan terus didorong hingga mencapai target bebas emisi karbon pada tahun 2060. Mereplikasi perahu listrik di tempat lain adalah bagian dari upaya mempercepat transisi energi.
Solusi kelangkaan BBM
Investasi perahu listrik, termasuk stasiun pengisian daya baterai di Oeseli, yang diperkirakan sekitar Rp 300 juta itu adalah berkah di tengah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang hingga saat ini masih terus terjadi di Pulau Rote. Pelaku usaha wisata terbantu. Mereka tidak lagi bersusah payah mencari BBM ke Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao, yang berjarak lebih dari 30 kilometer.
Potret antrean kendaraan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjadi pemandangan sehari-hari. Panjang antrean hingga 500 meter. Banyak pengemudi kendaraan bahkan bermalam di sekitar SPBU dengan waktu antrean hingga mendekati 24 jam.
”Perahu listrik ini jadi solusi,” ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Rote Ndao James Therik.
Ia berharap aset itu dirawat dengan baik dan dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata Telaga Nirwana. Pemerintah daerah akan memberikan dukungan, berupa biaya pemeliharaan agar fasilitas tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu lama, dan hingga pada akhirnya memberdayakan masyarakat setempat.
Kehadiran perahu listrik perlahan mengubah wajah pariwisata di Telaga Nirwana. Berharap transisi energi ikut mendorong ekonomi masyarakat setempat juga ikut bertransisi menjadi lebih sejahtera. Mari berlayar bersama perahu listrik bertenaga surya di pulau terselatan Indonesia.