Penjabat Bupati Kuningan Ingin Cycling de Jabar Masuk Kalender ”Event” Pariwisata
Pemkab Kuningan menyambut baik Cycling de Jabar. Bahkan, pemkab berharap ajang ini jadi ”event” pariwisata tahunan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menyambut baik gelaran Cycling de Jabar, ajang balap sepeda bergengsi di Jabar. Bahkan, Penjabat Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat berharap kegiatan ini masuk dalam kalender event pariwisata di daerahnya.
Cycling de Jabar merupakan kompetisi balap sepeda bergengsi garapan Pemerintah Provinsi Jabar dan harian Kompas (Kompas.id). Ajang ini pertama kali digelar pada 2022 dengan rute Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, ke Kabupaten Pangandaran dengan jarak 319 kilometer.
Pada 2023, Cycling de Jabar tetap menempuh rute serupa. Namun, pada tahun ketiga, rutenya berganti dari Balai Kota Cirebon hingga Pangandaran dengan jarak 213 kilometer. Penyelenggaraan Cycling de Jabar tahun ini juga hanya berlangsung sehari, tidak lagi dua hari seperti event sebelumnya.
Setelah start dari Cirebon, pesepeda berhenti di Waduk Darma, Kuningan. Selain beristirahat dan menikmati pesona waduk, peserta juga kembali bersiap untuk menempuh perjalanan ke Kabupaten Majalengka, Ciamis, Kota Banjar, hingga Alun-alun Paamprokan, Pangandaran.
Didampingi Direktur Bisnis Kompas Lukminto Wibowo, Raden Iip melepas 202 pesepeda dari Waduk Darma. Pihaknya pun berterima kasih atas dipilihnya Kuningan sebagai tempat pemberhentian peserta. ”Hari ini, Kuningan mendapatkan kebahagiaan,” ucapnya.
Menurut Iip, Cycling de Jabar memberikan tiga poin penting pembelajaran bagi masyarakat Kuningan. Pertama, bagaimana membudayakan olahraga pada masyarakat. Kedua, ajang ini mengenalkan potensi wisata di Kuningan. ”Makanya, kenapa diberhentikan di Waduk Darma,” katanya.
Waduk peninggalan pemerintah kolonial Belanda ini bisa dikunjungi ribuan wisatawan setiap akhir pekan. Setelah direvitalisasi 2023, waduk ini memiliki berbagai fasilitas, seperti gazebo, tempat piknik, spot foto menarik, dan dermaga apung. Warga juga bisa memanfaatkan perahu wisata.
”Poin penting ketiga, Cycling de Jabar mengajarkan sportivitas,” ucap Iip. Masyarakat Kuningan, lanjutnya, menyambut baik ajang tersebut. Di sepanjang jalan, misalnya, siswa-siswi berdiri di pinggir jalan untuk menyemangati para peserta. Mereka membawa bendera Merah Putih kecil.
Iip berharap ajang ini bisa terus berlanjut setiap tahun dan melintasi Kuningan. Apalagi, pihaknya telah memiliki kegiatan pariwisata tahunan. ”Cycling de Jabar itu juga bagian dari event yang akan kami adopt (adopsi). Kalau tiap tahun ada di sini, kami sangat berbahagia,” ucapnya.
Saat ini, Pemkab Kuningan telah menetapkan beberapa event pariwisata. Pada Februari, misalnya, pihaknya telah menggelar Festival Durian di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan. Bulan Juni ini, ada Festival Ciremai yang menampilkan potensi Ciremai, gunung tertinggi di Jabar.
Gunung setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut itu menjadi sumber air bagi pertanian hingga kebutuhan masyarakat di Kuningan hingga Cirebon. ”Ada juga kurikulum muatan lokal tentang merawat Gunung Ciremai. Hari ini mata airnya besar. Bagaimana 10 tahun nanti?” kata Iip.
Lukminto Wibowo menambahkan, Cycling de Jabar berpotensi mengungkit pariwisata daerah. Pada gelaran yang ketiga kali ini, misalnya, 202 peserta berasal dari 14 provinsi. Mereka tersebar dari Jabar, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, hingga Nusa Tenggara Barat.
”(Cycling de Jabar) ini luar biasa kemajuannya. Kalau dulu banyak (peserta) lokalnya dari Jabar. Sekarang, banyak dari luar daerah itu. Tujuan utama kegiatan ini memang mengeksplorasi potensi wisata di daerah,” ungkapnya.