Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama Berpulang, Dikenal Dekat dengan Rakyat
Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama meninggal. Semasa hidupnya, Acep dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama meninggal pada usia 65 tahun karena sakit di Rumah Sakit Immanuel Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/5/2024) sekitar pukul 12.00. Semasa hidupnya, Acep dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Kuningan Deni Komara membenarkan kabar meninggalnya Acep. ”Pukul 14.30, jenazah diberangkatkan dari Bandung dan akan dimandikan di kediaman almarhum di BTN Cigugur, Jalan Wahana 3, Kuningan,” katanya.
Selepas itu, keluarga dan warga akan menunaikan shalat jenazah di masjid setempat. Penjabat Bupati Kuningan Raden Iip Hidayat juga akan melepas secara resmi jenazah Acep. Adapun pemakaman almarhum menurut rencana berlangsung di Taman Pemakaman Umum BTN Cigugur.
Sebelumnya, pada 23 April 2024, Acep sempat tidak sadarkan diri saat memenuhi undangan di Kecamatan Garawangi. Acep kemudian dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kuningan sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta.
Setelah kondisinya membaik, Acep kembali ke kediamannya di Bandung untuk menjalani perawatan jalan. Namun, pada Kamis siang, kondisinya memburuk dan meninggal di RS Immanuel Bandung. Acep diduga menderita penyakit jantung.
Iip menyampaikan ucapan dukacita mendalam atas meninggalnya Acep. Atas nama masyarakat, ia juga mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya atas dedikasi, loyalitas, serta pengabdian Acep untuk daerah, terutama saat memimpin Kuningan periode 2016-2018 dan 2018-2023.
”Kita doakan semoga almarhum Acep Purnama mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa kekhilafannya,” ucap Iip dalam keterangan tertulis.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dian Rachmat Yanuar juga menyampaikan rasa belasungkawa atas berpulangnya Acep. Menurut dia, almarhum punya peran penting dalam pembangunan daerah. Sejak 2021, misalnya, tidak ada lagi desa berstatus tertinggal di Kuningan.
”Kuningan kehilangan salah satu tokoh terbaik. Semoga jasa-jasa dan segala kebaikan almarhum selama memimpin dan membangun Kabupaten Kuningan menjadi amal saleh untuk kemuliaan di hadapan-Nya,” ungkap Dian. Ia juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.
Kuningan kehilangan salah satu tokoh terbaik. Semoga jasa-jasa dan segala kebaikan almarhum selama memimpin dan membangun Kabupaten Kuningan menjadi amal saleh.
Kuwu (Kepala Desa) Cibulan Iwan Gunawan mengatakan, Acep merupakan sosok pemimpin yang baik. ”Beliau pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Kalau ada acara di desa, beliau pasti hadir. Apa pun kegiatannya, dia selalu datang. Di Cibulan juga begitu, selalu hadir,” ujarnya.
Padahal, desanya berjarak sekitar 25 kilometer atau sejam dari pusat pemerintahan Kuningan. Bahkan, kata Iwan, Acep turut mendorong lahan bekas galian pasir di Cibulan menjadi tempat penanaman kedelai pada 2019. Luas area tanam kedelai pun sempat mencapai sekitar 100 hektar.
Di dunia pendidikan, katanya, Acep juga mendukung pusat kegiatan belajar masyarakat atau PKBM. ”Tahun 2020 ada surat edaran dari beliau tentang pendidikan kesetaraan bebas biaya untuk wajib belajar pendidikan 12 tahun,” ucap Ketua Forum Komunikasi PKBM Kuningan ini.
Acep pun telah lama berkiprah di masyarakat. Pada 1994–1999, bapak lima anak dan kakek empat cucu ini pernah menjadi Wakil Ketua dan Ketua DPRD Kuningan. Pada periode 2013-2016, ia menjabat Wakil Bupati Kuningan, mendampingi Bupati Utje Choeriah Suganda.
Acep kemudian dilantik sebagai bupati pada April, menggantikan Utje yang meninggal. Pada pemilihan kepala daerah tahun 2018, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini terpilih sebagai bupati hingga menyelesaikan masa jabatannya pada akhir 2023.