Perempuan Korban Pembunuhan Dibuang dalam Koper Juga Terjadi di Bali
Pelaku membunuh teman kencan, memasukkan jasadnya ke dalam koper, dan membuangnya di kawasan Jimbaran, Kuta.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Setelah kasus pembunuhan perempuan dan jasadnya dibuang dalam koper terjadi di Bandung, Jawa Barat, hal serupa juga terjadi di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/5/2024). Seorang pekerja seks komersial dibunuh oleh pengguna jasanya. Jenazah korban dimasukkan ke dalam koper, kemudian dibuang ke Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Pengungkapan kasus pembunuhan di Badung ini disampaikan Kepala Polresta Denpasar Komisaris Besar Wisnu Prabowo dalam keterangan pers di Polsek Kuta, Badung, Sabtu (4/5/2024). Ikut mendampingi dalam konferensi pers, Kepala Polsek Kuta Ajun Komisaris I Ketut Agus Pasek Sudina.
Wisnu menyatakan, pembunuhan terjadi di kamar indekos pelaku, AARP (21), di Jalan Bhineka Jati Jaya, Kuta, Badung, Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 03.00 Wita. Korban, RA (23), asal Bogor, Jawa Barat, datang ke tempat indekos tersangka setelah dipesan melalui aplikasi MiChat.
”Setelah melakukan hubungan badan, menurut pelaku, korban meminta pelaku membayar lebih. Namun, pelaku tidak mau karena kesepakatannya sebesar Rp 500.000,” kata Wisnu.
Menurut pengakuan tersangka kepada polisi, korban disebut meminta bayaran lebih dan mengancam akan memanggil teman-temannya jika tersangka menolaknya. Ancaman itu membuat AARP naik pitam. Ia kemudian mengambil pisau yang ada di kamar indekosnya, lalu membunuh korban menggunakan pisau.
Seusai membunuh teman kencannya, AARP berusaha menutupi jejak kejahatannya dengan memasukkan jasad RA ke dalam koper miliknya. Koper beserta jasad korban lantas dibawa menggunakan sepeda motor dan dibuang di kawasan Jimbaran.
Setelah melakukan hubungan badan, menurut pelaku, korban meminta pelaku membayar lebih. Namun, pelaku tidak mau karena kesepakatannya sebesar Rp 500.000.
Kepergian pelaku yang membawa koper keluar kamar itu diketahui penghuni indekos lain. Salah seorang penghuni indekos itu kemudian menceritakan peristiwa itu ke penjaga indekos. Penjaga indekos juga memeriksa kamar indekos AARP dan melihat ceceran darah. Kejadian itu secara langsung dilaporkan ke pihak Polsek Kuta.
”Kami mendapatkan laporan dari saksi sekitar pukul 03.30 Wita,” kata Kepala Polsek Kuta Ajun Komisaris Agus Pasek Sudina.
Menyerahkan diri
Polisi dari Polsek Kuta bersama tim Satuan Reserse Kriminal Polresta Denpasar kemudian datang ke lokasi kejadian pembunuhan itu. Di sana polisi menemukan ceceran darah di kamar indekos, di tangga, sampai di garasi.
Polisi juga mendapatkan beberapa barang bukti lain di kamar indekos AARP, termasuk kartu karyawan dan telepon seluler milik AARP. Ketika polisi sedang menyelidiki kasus berdarah itu dan melacak keberadaan AARP, polisi mendapatkan laporan bahwa AARP sudah berada di Kantor Polsek Kuta.
”Pelaku diantarkan kakaknya ke kantor polisi untuk menyerahkan diri,” kata Agus Pasek.
Selain mengakui perbuatannya, AARP juga memberitahukan ke polisi tentang lokasi pembuangan koper berisi jenazah korban, yang berada di dekat jembatan di wilayah Jimbaran, Badung. Polisi kemudian menemukan koper warna hitam tersebut dan menemukan jenazah korban di dalamnya.
”Saat ini jenazah korban dititipkan di RSUP Ngoerah Denpasar,” kata Agus Pasek lebih lanjut.
Tersangka kini ditahan di sel tahanan Polsek Kuta, Badung. Ia dijerat dengan ketentuan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan serta Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal. ”Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara,” kata Wisnu.
Kasus pembunuhan perempuan dan jasadnya dibuang dalam koper sebelumnya terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat. Rini Mariany (50), warga Bandung, tewas di tangan kekasih gelapnya, Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29). Jasad korban dimasukkan ke dalam koper dan dibuang di Bekasi.
Seperti diberitakan Kompas.id (4/5/2024), hubungan keduanya terjalin setidaknya sejak satu tahun lalu ketika Ridwan yang bertugas sebagai auditor di kantor pusat kerap kali datang ke kantor Rini di Bandung untuk melakukan audit. Pekerjaan Rini yang bekerja sebagai kasir perusahaan membuat keduanya kerap kali bertemu.
Benih cinta di antara keduanya pun tumbuh subur. Dari semula hanya hubungan profesional sebagai rekan kerja berubah status menjadi kekasih.
Mereka hanya bisa bertemu saat Ahmad melakukan audit di perusahaan Rini. Pertemuan yang langka itu dimanfaatkan untuk memadu kasih, termasuk melakukan hubungan intim di hotel. Hubungan intim ini pertama kali terjadi pada Desember 2023.
Empat bulan berlalu, Ahmad kembali datang untuk mengaudit perusahaan tempat Rini bekerja, Rabu (24/4/2024). Rini pun meminta Ahmad untuk menemaninya menyetorkan uang perusahaan ke bank. Tugas ini memang menjadi agenda rutin yang Rini lakukan di waktu kerjanya.
Rini pun meminta izin kepada atasannya untuk tidak kembali ke kantor setelah menyetorkan uang ke bank. Ia beralasan ingin menjenguk saudaranya yang dirawat di Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung karena penyakit tuberkulosis.
Namun, sebelum menyetorkan uang ke bank, waktu luang itu mereka manfaatkan untuk bercumbu di salah satu hotel di Bandung. Sembari membawa uang sebanyak Rp 43 juta, keduanya pun bertolak ke hotel dengan menggunakan sepeda motor milik Rini.
Pergerakan Rini dan Ahmad dari kantor menuju hotel, bahkan hingga kamar, terpantau jelas di kamera pemantau (CCTV). Rini dan Ahmad terpantau masuk ke kamar hotel pukul 09.51 WIB.
Saat itu, Rini mengenakan baju merah muda sembari membawa tas, sedangkan Ahmad berjalan masuk kamar mengenakan baju berwarna hitam. Sekitar sembilan jam berselang, Ahmad keluar dari kamar dengan membawa sebuah koper besar yang ternyata adalah jasad kekasih gelapnya, Rini.
Jasad Rini pun disimpan di dalam koper dengan posisi miring tertelungkup. Dengan bantuan sang adik, Aditya Taufiqurrahman (21), Ahmad membuang koper tersebut di Jalan Inspeksi Kalimalang, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi.