Harga Kopi Robusta Melonjak, Petani Lampung Bentuk Kelompok Ronda
Jelang panen raya, harga kopi robusta di Lampung melonjak. Petani menerima banyak permintaan kopi dalam dan luar negeri.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Menjelang panen raya, harga kopi robusta di Lampung melonjak hingga menembus Rp 55.000-Rp 60.000 per kilogram. Petani menerima banyak permintaan kopi, tidak hanya dari berbagai kota, tapi juga luar negeri. Untuk mencegah pencurian, petani bahkan membentuk kelompok ronda.
Danuri (60), petani kopi asal Desa Way Harong, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, Lampung, mengatakan, harga biji beras kopi atau green bean jenis robusta di tingkat petani Rp 55.000-Rp 60.000 per kilogram. Harga itu naik tajam hampir dua kali lipat dibandingkan saat panen tahun lalu, Rp 35.000 per kg. Pada panen tahun-tahun sebelumnya, biji kopi asalan hanya dihargai Rp 20.000–Rp 25.000 per kg.
“Kami baru merasakan harga kopi bisa menembus Rp 60.000 per kg tahun ini. Semoga harganya tetap stabil sampai masa panen raya bulan depan,” kata Danuri saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (29/4/2024).
Harga biji kopi petik merah atau fine robusta bahkan jauh lebih tinggi mencapai Rp 100.000 per kg.Sementara harga kopi bubuk Rp 120.000-Rp 200.000 per kg menyesuaikan kualitas.
Kenaikan harga kopi ini dipicu anjloknya hasil panen tahun lalu akibat dampak El Nino. Saat itu, hasil panen kopi dari lahan seluas 1 hektar lahan tak lebih dari 1 kuintal. Jumlah itu jauh dibandingkan dengan produksi saat normal yang bisa mencapai 1-1,5 ton per hektar.
Menurut Danuri, sejumlah pembeli dari berbagai kota di Indonesia ataupun dari luar negeri telah menghubunginya. Bahkan, ada beberapa calon pembeli yang datang langsung ke kebunnya untuk melihat kualitas tanaman kopi robusta.
“Permintaan kopi untuk jenis fine robusta sudah cukup banyak. Ada pembeli dari Singapura yang minta 1,5 ton. Ada juga pembeli dari Jawa yang minta biji kopi sebanyak 5 ton. Tapi saya belum bisa menyanggupi semua,” katanya.
Danuri mengatakan, ia masih harus memastikan hasil panen tahun ini. Meskipun diprediksi lebih baik dibandingkan tahun lalu, produktivitas kopi belum seutuhnya pulih. “Saya berharap bisa mendapat minimal 1 ton dari kebun kopi seluas 2 hektar yang saya rawat selama ini,” ucapnya.
Petani kopi membentuk kelompok ronda untuk saling membantu menjaga kebun kopi, terutama pada malam hari. Saat harga kopi tinggi seperti sekarang ini, dikhawatirkan rawan pencurian.
Danuri, juga penyuluh perkebunan, terus mengajak Kelompok Tani Loh Jinawi yang ia pimpin untuk menghasilkan fine robusta. Kopi dengan kualitas terbaik dari robusta ini dihasilkan jika petani mau melakukan petik merah di pohon. Selain itu, mereka juga harus mengolah kopi pascapanen secara tepat. Salah satunya dengan menjemur kopi di atas para-para.
Namun, tidak semua petani kopi menikmati kenaikan harga. Saat panen merosot tahun lalu, banyak petani yang tidak merawat kebun kopinya. Keterbatasan modal juga membuat petani tidak dapat membeli pupuk. Akibatnya, tahun ini hasil panen mereka tetap anjlok.
Ronda kopi
Purna (48), petani kopi asal Sekincau, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, mengatakan, petani kopi membentuk kelompok ronda untuk saling membantu menjaga kebun kopi, terutama pada malam hari. Saat harga kopi tinggi seperti sekarang ini, dikhawatirkan rawan pencurian. Petani juga berkoordinasi dengan polisi setempat.
Sebagai daerah penghasil kopi robusta di Lampung, sebagian besar petani di Lampung Barat mengandalkan tanaman kopi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Lampung, produksi kopi robusta di Lampung Barat pada tahun 2023 sebanyak 52.325 ton. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun 2022 yang tercatat 55.080 ton.
Terkait hal itu, Polres Lampung Barat juga meningkatkan patroli jelang masa panen kopi di Lampung Barat. “Ini adalah salah satu upaya kami untuk mengantisipasi pencurian kopi di kebun mengingat harga kopi saat ini sedang tinggi,” kata Kepala Polres Lampung Barat Ajun Komisaris Besar Ryky W Muharam.
Menurut dia, patroli akan dilakukan secara bergantian, terutama pada saat rawan pencurian pada malam hari dan malam bulan purnama. Patroli akan dilakukan mengikuti jadwal panen raya di 15 kecamatan di Lampung Barat.