Demi Konten Terlarang, Nyawa Melayang Tertabrak Kereta
Tiga pelajar tertabrak kereta ketika membuat konten Tiktok di pinggir rel di Bandung. Satu orang tewas.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
Warga tertabrak kereta api di wilayah Daerah Operasi 2 Bandung, Jawa Barat, terus terjadi setiap tahun. Terbaru, tiga pelajar SMA menjadi korban saat tengah membuat konten terlarang untuk media sosial.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 00.20 WIB di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024). Sebagian besar warga telah tertidur pulas di rumahnya.
Akan tetapi, tiga remaja, Arya Pasha (18), Naufal Alfaris (18), dan Muhamad Farel (17), justru berada di pelintasan kereta api, Jalan Cikudapateuh-Bandung Km 157. Mereka hendak memacu adrenalin di jalur terlarang.
Demi konten Tiktok, mereka berencana berdiri sedekat mungkin dengan kereta yang sedang melintas. Diduga, mereka sudah tahu bakal ada kereta yang akan melintas di waktu selarut itu.
Buktinya, deru mesin Kereta Api Serayu terdengar dari kejauhan ketika mereka mulai menyiapkan diri. Kereta melaju dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per jam dari arah timur menuju Stasiun Bandung.
Melihat kenekatan tiga anak muda tanggung itu, masinis kereta berulang kali membunyikan klakson. Harapannya, ketiga remaja ini segera menjauh dari rel kereta. Bukan minggir, mereka ngotot bertahan demi menjadi yang terbaik dalam konten terlarang berjudul "Siapa Terdekat dengan Kereta”.
Hingga akhirnya, insiden itu terjadi. Pukul 00.27, tubuh kereta beradu dengan badan Arya dan Farel.
Arya tewas seketika akibat luka di kepala bagian belakang. Tulang pinggang, tangan, dan kaki lelaki itu juga patah. Ironisnya, Arya baru merayakan ulang tahun seminggu yang lalu.
Farel tidak tewas. Namun, dia terluka berat di perut dan sikut bagian kiri. Naufal yang paling ”beruntung”. Dia hanya terluka ringan karena berhasil menghindari hantaman si ”ular besi”.
Kepala Polsek Sumur Bandung Komisaris Siswo Tarigan mengatakan, semua korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih. ”Dari kesaksian Naufal, mereka tertabrak kereta ketika sedang membuat konten media sosial,” ungkap Siswo.
Terus berulang
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop 2) Bandung Ayep Hanapi menyesalkan peristiwa itu. Ia tak menyangka ketiga remaja ini nekat membahayakan nyawanya demi sebuah konten di medsos.
Kejadian ini, kata Ayep, mengindikasikan masih terdapat warga yang mengabaikan peraturan dan peringatan agar berhati-hati saat beraktivitas di area pelintasan.
Data KAI Daop 2 Bandung menyebut ada 10 kejadian pengguna kendaraan bermotor dan tujuh kejadian pejalan kaki tertabrak kereta api pada Januari-April 2024. Semuanya terjadi di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.
Terdapat tiga lokasi yang kerap digunakan untuk membuat konten medsos di Bandung. Selain Cikudapateuh, ada juga Kiaracondong dan Ciroyom-Andir.
”Tercatat 12 korban jiwa dan lima orang luka-luka. Hal ini menunjukkan betapa fatalnya dampak yang terjadi jika tidak berhati-hati di area pelintasan kereta,” tutur Ayep.
Ia pun kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang membahayakan di sekitar jalur KA. Aktivitas seperti ini tidak hanya berbahaya, tetapi juga berpotensi melanggar hukum.
”KAI dengan tegas melarang masyarakat berada di jalur kereta api untuk aktivitas apa pun selain untuk kepentingan operasional kereta api. Kami juga melibatkan komunitas pencinta kereta api untuk memberikan sosialisasi kepada warga,” ucapnya.
Abdullah Putra Gandhara dari baagian Humas Komunitas Edan Sepur Indonesia Wilayah 2 Bandung menyebut, terdapat tiga lokasi yang kerap digunakan untuk membuat konten medsos. Selain Cikudapateuh, ada juga Kiaracondong dan Ciroyom-Andir.
Ia menilai masih terdapat masyarakat yang menggangap remeh betapa bahayanya beraktivitas di area pelintasan kereta api. Karena itu, Komunitas Edan Sepur terus bersinergi dengan PT KAI, kepolisian, dan pemda setempat untuk menyosialisasikan agar warga tidak membahayakan diri di sekitar rel kereta.
”Komunitas Edan Sepur Indonesia Wilayah 2 Bandung terus melaksanakan sosialisasi bagi masyarakat di lima titik pelintasan kereta api Kota Bandung yang paling rawan terjadi pelanggaran. Kegiatan berlangsung empat kali dalam sebulan. Waktu sekitar tiga jam setiap sesi,” ucap Abdullah.
Fenomena instan tenar lewat medsos kerap menggunakan segala cara. Padahal, hanya ada penyesalan jika cuma berujung kematian.