Ragam Kreasi Semarakkan Perhelatan Menuju Banyumas Fashion Festival 2024
Sejumlah designer Banyumas dan pelajar SMK bersiap memeriahkan parade busana dengan mengangkat batik Banyumas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebanyak 12 desainer bersama 66 pelajar sekolah menengah kejuruan memeriahkan ”Road to BanyumasFashion Festival 2024”. Aneka kreasi busana dengan batik khas Banyumas akan diperagakan dan dipamerkan dalam ajang parade busana serta pameran busana di Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (20/4/2024).
”Harapannya, batik Banyumas ke depan bisa bersinar atau berkilau di lokal, nasional, dan internasional. Kami juga melibatkan anak-anak SMK untuk regenerasi desainer ke anak muda karena di Banyumas banyak talenta berbakat,” kata Founder Banyumas Fashion Festival (BFF) Dwi Kristanto, di Purwokerto, Rabu (17/4/2024).
Puncak acara Banyumas Fashion Festival akan digelar pada 2-3 November mendatang. Ajang BFF 2024 ini adalah pelaksanaan tahun yang ketiga. Anak-anak muda dari SMK turut dilibatkan, mulai dari tata panggung hingga peragaan busana.
”Mereka bisa menampilkan karya mereka. Bebas, sesuai imajinasi mereka,” ujar Dwi.
Dwi berharap ajang peragaan busana dan festival ini bisa menjadi wadah apresiasi karya serta para designer bisa mendapatkan pembeli karyanya.
Ari Nugroho pemilik merek busana Dejarumi menyampaikan, pada ”Road to Banyumas Fashion Festival 2024” nanti pihaknya mengangkat tema ”Bawor Klintung” atau bawor jalan-jalan. Bawor merupakan tokoh punakawan yang memiliki sifat cablaka atau apa adanya. Bawor juga ikon masyarakat Banyumas.
”Dalam koleksi Bawor Klintung atau bawor jalan jalan, Dejarumi akan menghadirkan enam look (tampilan). Terdiri dari kemeja, outer, jaket, dan juga celana panjang dengan model cargo, celana 7/8 untuk kesan santai dan celana pendek. Koleksi tersebut sangat cocok untuk referensi OOTD (outfit of the day) jalan-jalan santai menikmati wisata dan alam Banyumas,” papar Ari.
Menurut Ari, Dejarumi tetap pada DNA brand, busana batik kasual bagi pria. Gaya busana ini mengombinasikan batik Banyumas dengan bahan dari serat alam sehingga menghasilkan desain yang santai, tetapi masih bisa dipakai untuk acara semiformal.
”Kami membuat kemeja, jaket, outer, dan celana, beberapa batik juga menggunakan bahan alam. Ini sebagai dukungan terhadap kelestarian lingkungan. Untuk harga, mulai Rp 450.000,” tuturnya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas Setia Rahendra menyampaikan, Banyumas memiliki kekayaan warisan budaya yang dapat menjadi sumber inspirasi dan memiliki keberagaman hasil wastra Nusantara. Hal ini menjadi kekuatan untuk menjadikan Banyumas sebagai pusat destinasi wisata belanja produk busana dan salah satu kota mode di Indonesia.