Korban Tewas Kecelakaan Kendaraan Bak Terbuka di Indramayu Jadi Empat Orang
Korban tewas dalam kecelakaan maut di jalur pantura Indramayu bertambah menjadi empat orang. Sopir diduga mengantuk.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Korban tewas dalam kecelakaan maut di jalur pantai utara atau pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, bertambah menjadi empat orang. Berdasarkan penyelidikan polisi, kecelakaan tunggal mobil bak terbuka itu disebabkan kelalaian sopir.
”Betul, satu korban meninggal di rumah sakit,” ucap Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Indramayu Ajun Komisaris Enggar Jati Nugroho, Senin (25/4/2023). Korban itu adalah Taskem (45), yang sebelumnya mengalami luka berat akibat kecelakaan tunggal tersebut.
Dengan demikian, total korban tewas mencapai empat orang. Selain Taskem, korban lainnya adalah Raka Buming (5), Darinah (52), dan Satiyem (45). Semua korban, yang merupakan warga Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, dibawa ke RS Bhayangkara Losarang.
Sebelumnya, 12 korban menggunakan mobil bak terbuka bernomor polisi E 8133 QE. Sebagian besar dari penumpang duduk di bagian belakang mobil, yang terbuka. Saat itu, mereka dalam perjalanan pulang dari pengajian di salah satu masjid di Bandung, Jabar.
Kendaraan yang dikemudikan Dino Supriyatno (30) melaju dari Cirebon ke arah Jakarta. Namun, saat di jalur pantura di Desa Kiajaran Wetan, Kecamatan Lohbener, Senin sekitar pukul 06.00, mobil itu tiba-tiba kehilangan keseimbangan lalu oleng ke kiri dan terjun ke bahu jalan.
”Lalu, (mobil) membentur pagar barrier beton, pohon, dan rambu petunjuk (jalan) sehingga mengakibatkan sembilan penumpang luka dan tiga meninggal (di lokasi),” ujar Enggar. Korban lainnya, Taskem, mengembuskan napas terakhir di rumah sakit.
Adapun kendaraan yang digunakan rusak parah di bagian depan. Polisi masih menyelidiki penyebab insiden itu, termasuk kecepatan mobil yang mengalami kecelakaan. Akan tetapi, polisi menduga pengemudi lalai.
”Dugaan sementara karena (sopir) mengantuk,” ucap Enggar.
Polisi juga telah melakukan olah tempat terjadinya perkara. Menurut Enggar, jalan nasional sepanjang 520 meter di lokasi itu merupakan salah satu titik rawan kecelakaan di jalur pantura Indramayu. Titik lainnya adalah Jalan Raya Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, dengan panjang jalur 518 meter.
Enggar tidak menyebut jumlah kecelakaan di kedua titik rawan kecelakaan tersebut. Namun, pada Agustus 2023, kecelakaan maut juga terjadi di jalur pantura wilayah Kertasemaya. Saat itu, tiga pelajar yang memakai sepeda motor menuju sekolah tewas terlindas truk.
Kasus kecelakaan yang korbannya menggunakan mobil bak terbuka juga bukan kali ini saja terjadi di jalur pantura Jabar. Pada pertengahan 2022, empat warga Indramayu tewas setelah mobil bak terbuka yang mereka tumpangi kecelakaan dan terbakar di Pamanukan, Kabupaten Subang.
Para korban itu baru pulang dari mendukung tim sepak bola Indonesia melawan Myanmar dalam Piala AFF U-19 di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jabar. Saat itu, percikan api di mobil membuat korban kaget dan menabrak trotoar.
Pada 2017 mobil bak terbuka yang mengantarkan jenazah tertabrak truk di Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol, Indramayu. Akibatnya, dua penumpang tewas di tempat. Saat itu, minibus mundur karena ingin memutar ke jalur lainnya. Namun, mobil itu kemudian tertabrak truk (Kompas, 1/3/2017).
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, mobil bak terbuka seharusnya untuk mengangkut barang, bukan manusia. Dia mengemukakan, penggunaan mobil bak terbuka untuk fungsi yang tidak semestinya itu bisa memicu fatalitas kecelakaan.
”Namun, karena tidak ada layanan angkutan umum (memadai), mobil yang ada (bak terbuka) digunakan untuk angkut penumpang. Tidak ada mobil, masyarakat juga menciptakan odong-odong,” kata Djoko. Kondisi tersebut kerap ditemukan di daerah, termasuk di jalur pantura.
”Indonesia sedang mengalami krisis transportasi umum. Namun, hingga sekarang belum jadi perhatian serius pemerintah,” ujar Djoko. Dia mendorong pemerintah segera membenahi persoalan angkutan umum. Apalagi, bulan depan memasuki masa mudik dan balik Lebaran.