Cuaca buruk dan gelombang tinggi berpotensi mengganggu aktivitas di perairan Jawa Timur sehingga perlu diwaspadai.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya (SMMTPS) mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan jika beraktivitas di perairan Jawa Timur. Nelayan sebaiknya tidak melaut, terutama di perairan selatan Jawa Timur dan Samudra Hindia karena cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Menurut prakirawan SMMTPS, Puteri Permata, Jumat (15/3/2024) sampai lima hari mendatang, di perairan selatan, termasuk Samudra Hindia, berpotensi gelombang mencapai 4,5 meter atau kategori sangat tinggi. Di perairan utara, termasuk Laut Jawa dan Selat Madura, potensi gelombang maksimal 2,5 meter atau kategori sedang.
”Waspadai keberadaan awan cumulonimbus (Cb) yang luas dan gelap karena bisa menambah kecepatan angin dan tinggi gelombang,” ujar Puteri dalam keterangan tertulis.
Nelayan dan masyarakat pengguna perahu kecil tanpa kelengkapan navigasi amat disarankan tidak melaut sampai situasi perairan tenang. Jika tetap melaut, nelayan harus menghadapi risiko keselamatan.
Dampak cuaca buruk dan gelombang tinggi mengakibatkan seorang nelayan menjadi korban kecelakaan KM Sinar Jaya di perairan Panceng, Gresik, Sabtu (9/3/2024). Operasi pencarian dan pertolongan sampai hampir sepekan belum menemukan korban atas nama Novim itu.
”Operasi masih berlangsung karena korban belum ditemukan,” ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, Mahmud Afandi.
Di perairan Selat Madura wilayah Batumarmar, Pamekasan, gelombang tinggi mengakibatkan kapal nelayan Setaman terbalik, Kamis (14/3/2024) malam. Dua nelayan bernama Abduh dari Sampang dan Alwi dari Pamekasan tercebur dan sampai saat ini masih dalam pencarian dan pertolongan.
Informasi dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pamekasan, kapal itu terbalik saat hendak menuju pantai. Jarak pantai di Batumarmar dengan perahu terbalik sekitar 200 meter. Di kapal ada dua nelayan lainnya yang berhasil menyelamatkan diri. Namun, Abduh dan Alwi belum ditemukan.
Di perairan Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, yang diapit Laut Bali (selatan) dan Laut Jawa (utara), cuaca buruk mengakibatkan kapal tanker SPOB Seroja 3 kandas. Kapal dihantam cuaca buruk dan gelombang tinggi dalam perjalanan dari Makassar menuju Gresik. Kapal bermuatan kosong. Insiden dikabarkan tidak menimbulkan korban jiwa.
Informasi dari Kepolisian Resor Sumenep, ada perahu nelayan yang terbalik di perairan Pulau Sapudi, di timur Pulau Madura. Perahu memuat lima nelayan dari Desa Ambunten Tengah. Perahu terbalik beberapa hari lalu karena cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Sapudi yang berbatasan dengan Laut Jawa di utara dan Selat Madura-Laut Bali di selatan.
Kelima nelayan itu ternyata selamat karena ditemukan dan dievakuasi oleh kapal-kapal nelayan yang saat itu beroperasi. Para nelayan merawat rekan-rekan mereka dan segera mengevakuasi diri ke Pulau Sapudi, lalu ke Sumenep di daratan Pulau Madura.