Dua Nelayan Hilang di Gresik dan Lamongan, TIM SAR Gabungan Dikerahkan
Dua nelayan dilaporkan hilang akibat perahunya dihantam gelombang di wilayah perairan Gresik dan Lamongan, Jawa Timur.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Cuaca buruk yang melanda perairan Jawa Timur mengakibatkan kecelakaan perahu nelayan di Gresik dan Lamongan. Total dua nelayan dilaporkan hilang akibat perahunya dihantam gelombang besar dan diterpa angin kencang.
Kecelakaan perahu nelayan di Gresik menimpa Kapal Motor (KM) Sinar Jaya, Sabtu (9/3/2024). Lokasinya di perairan Desa Campurejo, Kecamatan Panceng. Kapal tersebut terbalik setelah dihantam ombak besar sehingga mengakibatkan seorang nelayannya hilang.
”Tim Search and Rescue (SAR) Surabaya telah dikerahkan untuk melakukan pencarian korban sejak Minggu (10/3/2024). Namun, hingga kini korban belum ditemukan,” ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Surabaya Mahmud Afandi, Rabu (13/3/2024).
Mahmud mengatakan, tim yang mencari dua nelayan hilang itu merupakan gabungan dari berbagai instansi. seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Korps Perairan Laut dan Udara (Polairud) Gresik, Hujung Galuh Rescue Surabaya, dan SAR Pangkah. Selain itu, perangkat Desa Campurejo, nelayan lokal, dan masyarakat.
Tim pencari dibagi menjadi dua unit agar jangkauannya pencarian lebih luas. Tim pertama mencari di perairan utara Gresik dengan menggunakan perahu karet LCR (landing craft rubber) milik Kantor SAR Surabaya. Adapun tim kedua menyisir perairan di area barat menggunakan perahu LCR milik BPBD Gresik.
Pada saat bersamaan, di Lamongan, KM Rukun Jaya juga mengalami kecelakaan. Perahu nelayan itu dihantam gelombang besar dan angin kencang pada Sabtu (9/3/2024) sehingga mengakibatkan seorang anak buah kapal bernama Novim (27) terjatuh ke laut.
Korban hilang di wilayah perairan Pantai Brondong, Lamongan, dan belum ditemukan keberadaannya hingga sekarang. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kantor SAR Surabaya, Novim merupakan warga Desa Blimbing, Kecamatan Paciran.
Saat kejadian, korban bersama tujuh anak buah kapal lainnya dalam perjalanan dari perairan utara Lamongan menuju ke Pelabuhan Brondong. Novim terlempar ke luar perahu saat terjadi gelombang besar. KM Rukun Jaya sempat bermanuver untuk mencari keberadaan korban, tetapi tidak berhasil sehingga mereka melapor ke Kantor SAR Surabaya.
Mahmud mengatakan, tim SAR gabungan terus menyisir perairan utara Lamongan menggunakan perahu nelayan dengan luas area pencarian mencapai 23.52 mil laut. Selain itu, ada satu tim lagi yang juga menyisir wilayah perairan dengan luas area 10.43 mil laut menggunakan perahu karet milik Basarnas.
Tim yang mencari dua nelayan hilang itu merupakan gabungan dari berbagai instansi. seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Korps Perairan Laut dan Udara (Polairud) Gresik, Hujung Galuh Rescue Surabaya, dan SAR Pangkah. Selain itu, perangkat Desa Campurejo, nelayan lokal, serta masyarakat.
”Hujan lebat disertai petir menjadi kendala proses pencarian. Namun, tim gabungan tetap berupaya keras melanjutkan proses pencarian sesuai prosedur standar,” kata Mahmud.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak, Ady Hermanto, memprediksi sebagian wilayah perairan Jatim berpotensi dilanda hujan sedang pada Kamis (14/3/2024). Arah angin di Laut Jawa didominasi arah barat dan barat laut dengan kecepatan angin maksimum di Laut Jawa bagian timur sebesar 26 knot (48 kilometer/jam).
Arah angin di Samudra Hindia selatan Jatim didominasi dari barat dan barat laut dengan kecepatan maksimum 33 knot (61 km/jam). Adapun ketinggian gelombang laut di Selat Madura berkisar 0,5-1,3 meter. Tinggi gelombang di Laut Jawa bagian timur berkisar 0,5-2 meter, dan di Samudra Hindia selatan Jatim berkisar 1,5-4,5 meter.
”Waspadai tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter di perairan selatan Jatim dan Samudra Hindia Jatim,” ujar Ady.