Sembilan anak dilaporkan meninggal karena DBD selama tahun 2024.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Jumlah penderita demam berdarah dengue di Jawa Timur pada awal tahun ini melonjak tajam. Lonjakan itu disikapi dengan meningkatkan kewaspadaan dini, menggelar surveilans kasus di daerah, serta menyiapkan sarana pelayanan kesehatan termasuk tenaga medis dan logistik.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mendata, sepanjang tahun 2024 hingga pekan ketiga Februari, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 3.638 kasus. Dari jumlah tersebut, angka DBD paling tinggi terjadi di Kabupaten Probolinggo, yakni 600 kasus. Adapun di Surabaya dilaporkan sudah lebih dari 30 kasus.
Dengan angka mencapai 3.638 kasus DBD dalam rentang kurang dari dua bulan, Jatim patut waspada. Sebab, jumlah kasus tahun ini melonjak tajam dibandingkan angka kesakitan selama tahun 2023 sebanyak 9.041 kasus.
Penyakit demam berdarah di Jatim banyak menyerang anak-anak dan memicu terjadinya dengue shock syndrome yang berakibat pada kematian. Salah satu contohnya terjadi di Kabupaten Jombang. Sembilan anak dilaporkan meninggal karena DBD selama tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono, Selasa (5/3/2024), mengatakan, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya penanganan kasus DBD, salah satunya mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tentang Kewaspadaan dan Pengendalian DBD.
Dinkes Jatim telah mengirimkan surat edaran kepada dinkes kabupaten/ kota tentang penatalaksanaan DBD dan kewaspadaan kasus. Surat itu untuk disampaikan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan daerah di wilayah Jawa Timur.
”Kami telah melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit DBD melalui media elektronik/cetak, melaksanakan surveilans kasus DBD di daerah serta persiapan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit,” kata Erwin.
Salah satu hal yang harus diwaspadai masyarakat adalah apabila ada anggota keluarga yang demam tinggi terus-menerus selama 2-7 hari, diimbau segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik karena bisa menurunkan risiko kematian.
Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengajak masyarakat kembali menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran penyakit DBD. Masyarakat juga bisa mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik minimal satu minggu sekali.
”Dengan mengaktifkan kembali gerakan PSN ini, masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga bisa ikut serta memberantas penyebab DBD. Lakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti yang jadi sumber penyebaran utama,” ujar Adhy Karyono.
Ia menambahkan, kegiatan PSN dapat dilakukan dengan 3M plus, yakni menguras atau membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, hingga tatakan dispenser. Juga menutup rapat tempat penampungan air atau memberikannya larvasida untuk mencegah jentik.
Upaya lain adalah memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, seperti ban bekas, botol plastik, dan kaleng bekas. Namun, yang tidak kalah penting adalah menghindari gigitan nyamuk dengan cara, antara lain, memasang kasa nyamuk.
Masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga bisa ikut serta memberantas penyebab DBD.
Adhy Karyono menegaskan, upaya pemberantasan DBD tidak bisa dilakukan oleh pemerintah provinsi atau pemda saja, melainkan memerlukan peran serta seluruh masyarakat. Untuk itu, ia juga berharap besar agar tenaga kesehatan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan bisa menyosialisasikan kepada masyarakat luas.
”Bisa juga berkolaborasi dengan RT/RW, tim penggerak PKK hingga karang taruna untuk menggalakkan PSN di rumah-rumah,” ucapnya.
Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, mengajak masyarakat melengkapi vaksinasi DBD pada anak hingga dewasa. Vaksinasi DBD itu dianjurkan untuk usia 6-45 tahun.
”Karena penyakit DBD cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan cermat, maka vaksin demam berdarah dengue menjadi kunci preventif dalam mengurangi risiko penularan dan dampak penyakit ini,” kata Khofifah.
Saat ini, vaksin demam berdarah Tetravalen atau Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) memberikan perlindungan terhadap empat jenis virus dengue, mulai dari DENV1, DENV2, DENV3, hingga DENV4. Vaksin ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit, melainkan dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi.
Vaksin demam berdarah dengue ini memiliki peran penting dalam pencegahan demam dengue, terutama di daerah-daerah di mana virus tersebut tersebar luas.
Meskipun vaksin tidak memberikan jaminan perlindungan total terhadap penyakit, penggunaannya diharapkan dapat mengurangi keparahan gejala dan risiko terkena DBD. Selain itu, dapat membantu mengendalikan penyebaran penyakit di masyarakat.