Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman dan Misi Mengungkap Energi Gelap
NASA menyiapkan Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman untuk mengungkap misteri energi gelap.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyiapkan Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman sebagai teleskop andalan di masa depan. Dari laman Space.com, diketahui teleskop ini akan membantu para ilmuan untuk mengungkap misteri energi gelap dan memahami perubahan alam semesta.
Semula, teleskop ini merupakan Wide-Field Infrared Survey Telescope (WFIRST) yang digunakan oleh lembaga intelijen Amerika Serikat atau National Reconnaissance Office. WFIRST kemudian dimodifikasi dan disiapkan menjadi teleskop luar angkasa andalan NASA berikutnya.
Pada 20 Mei 2020, Administrator NASA Jim Bridenstine mengumumkan bahwa nama WFIRST diubah menjadi Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman. Perubahan nama itu dilakukan sebagai pengakuan atas peran Nancy Grace Roman, seorang ilmuwan perempuan Amerika Serikat yang hidup pada tahun 1925-2018.
Roman merupakan Kepala Astronomi pertama NASA pada tahun 1960-an. Semasa hidupnya, Roman dikenal sebagai “Ibu dari Hubble”. Julukan tersebut muncul karena ia berkontribusi besar dalam perencanaan dan peluncuran Teleskop Luar Angkasa Hubble pada tahun 1990.
“Karena kepemimpinan dan visi Nancy Grace Roman, NASA menjadi pionir dalam astrofisika dan meluncurkan Teleskop Hubble,” kata Jim Bridenstine seperti dikutip dari laman Space.com.
Teleskop yang akan diluncurkan pada akhir tahun 2026 ini mempunyai cermin utama dengan diameter 2,4 meter. Teleskop Roman dilengkapi Wide Field Instrument (WFI) dengan rangkaian 18 detektor model H4RG. WFI juga dilengkapi dengan enam filter pencitraan dan prisma.
Dengan spesifikasi tersebut, Teleskop Roman akan mampu menangkap gambar luar angkasa dengan bidang pandangnya 100 kali lebih lebar dibandingkan Teleskop Hubble. Selain itu, teleskop ini juga dapat memotret lebih banyak gambar langit dalam waktu yang lebih singkat.
Saat ini, para ilmuan di AS terus bekerja merakit komponen Teleskop Roman. Salah satu ilmuan asal Indonesia yang terlibat dalam proyek peluncuran Teleskop Roman adalah kata Tri L Astraatmadja.
Tri bekerja sebagai Senior Staff Scientist di Space Telescope Science Institute (STScl) Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. STScl merupakan lembaga yang bekerjasama dengan NASA dalam mengoperasikan Teleskop Roman.
“Teleskop Roman akan ditempatkan di titik Lagrange 2, yang jaraknya sekitar 1,5 juta kilometer dari planet Bumi,” kata Tri saat ditemui di Institut Teknologi Sumatera di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, pada Senin (19/2/2024).
Hari itu, Tri diundang oleh Pusat Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) sebagai narasumber pada acara kolokium astronomi bertajuk “Kosmologi Supernova dengan menggunakan Teleskop Nancy G. Roman”. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan dosen dari Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera. Selain itu, hadir pula para mahasiwa dari berbagai perguruan tinggi lain di Lampung.
Tri menerangkan, Teleskop Roman akan diletakkan pada titik orbit antara Bumi dan Mars. Di luar angkasa, teleskop ini juga akan mengikuti bumi mengorbit matahari.
Setelah peluncuran, Teleskop Roman akan bekerja untuk menangkap perubahan-perubahan yang terjadi di alam semesta. Teleskop ini akan membantu para astronom menjawab beberapa pertanyaan terbesar dalam kosmologi supernova, diantaranya mengapa alam semesta memuai semakin cepat?
Sebelumnya, astronom telah mengamati Supernova tipe 1a menggunakan teleskop Hubble. Hasil pengamatan di tahun 1990-an itu menemukan bahwa semesta mengalami perluasan semakin cepat.
Namun, belum banyak diketahui bagaimana proses itu terjadi. Karena itu, para astronom mencari tahu jawabannya dengan cara mengidentifikasi sistem bintang sebelum terjadi ledakan, khususnya yang memiliki kemungkinan meledak sebagai supernova tipe Ia.
Energi gelap
Misi utama Teleskop Antariksa Nancy G. Roman adalah untuk mengamati Supernova tipe Ia dan mempelajari bagaimana alam semesta berubah seiring berjalannya waktu. Teleskop Roman diharapkan dapat membantu ilmuan mengungkap bagaimana perluasan alam semesta yang didorong oleh energi gelap.
Para ilmuan meyakini adanya energi gelap atau energi misterius di alam semesta. Mereka memperkirakan bahwa energi gelap menyumbang sekitar 68 persen atau setara dengan dua pertiga dari total kandungan energi di alam semesta. Namun, para ilmuan belum mengetahui apa sebenarnya energi gelap itu. Teleskop Roman akan mengambil peran penting untuk membantu menyelidiki tentang hal itu.
Roman dirancang untuk mengajarkan kita banyak hal tentang eksoplanet dan kosmologi
Selain misi mengungkap energi gelap, Teleskop Roman juga akan memantau ratusan juta bintang untuk menunjukkan keberadaan planet, bintang jauh, objek kecil di pinggiran tata surya, hingga lubang hitam. Para ilmuan juga akan menyelidiki sifat fisika bintang-bintang jauh.
Teleskop yang mempunyai bidang pandang yang luas ini juga diharapkan menghasilkan gambar alam semesta yang belum pernah dilihat sebelumnya. Teleskop ini juga bakal membantu para ilmuan berburu planet di luar tata surya. Dengan kata lain, para astronom ingin mencari “dunia lain” di luar Galaksi Bima Sakti.
“Roman dirancang untuk mengajarkan kita banyak hal tentang eksoplanet dan kosmologi. Teleskop ini juga memiliki kemampuan untuk membantu para ilmuan menyelidiki berbagai hal yang lebih banyak lagi,” kata rekan Postdoctoral di Jet Propulsion Laboratory NASA, Samson A Johnson pada Space.com.
Menurut dia, akan ada banyak peluang bagi para astronom untuk mengajukan proyek menarik, seperti mempelajari lubang hitam bermassa bintang, survei transit planet ekstrasurya, survei asteroseismologi, dan masih banyak lagi.
Para ilmuwan telah mencurahkan segala daya demi mensukseskan proyek peluncuran Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman. Teleskop yang diharapkan bakal membantu manusia untuk memahami alam semesta.