DI Yogyakarta tak kehabisan daya tarik wisata. Salah satu yang bisa dijelajahi adalah pantai untuk berselancar.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·4 menit baca
Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, memiliki 104 pantai yang menjadi destinasi wisata. Setiap pantai di tepian Samudra Hindia itu memiliki daya tarik masing-masing, termasuk untuk olahraga ekstrem, seperti berselancar alias surfing.
Salah satu pantai yang cocok untuk aktivitas menantang itu adalah Pantai Wediombo di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo. Girisubo merupakan kecamatan paling timur di Gunungkidul, berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Dari pusat Kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 80 kilometer atau lebih kurang dua jam berkendara dengan mobil. Aksesnya bisa melalui pantai selatan menyusuri jalur jalan lintas selatan atau lewat timur menyusuri Jalan Wonosari via Patuk.
Pemandangan di Pantai Wediombo, seperti pantai-pantai lain di Gunungkidul, sangatlah menawan. Pantai tersebut berada di teluk kecil dengan hamparan pasir putih dan batu-batu koral besar yang berserakan di perairan. Sekeliling pantai juga dipagari oleh perbukitan karst menghijau yang menambah elok suasana.
Bonus pemandangan lain dapat dinikmati di pantai ini, yakni matahari terbenam alias sunset karena posisi Wediombo menghadap ke barat. Tak di semua pantai di Gunungkidul pengunjung bisa meresapi kemolekan rutinitas alam ini karena kebanyakan pantai menghadap ke selatan.
Satu lagi keistimewaan Wediombo adalah statusnya sebagai kawasan geosite yang ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Ini berarti Wediombo diakui sebagai situs geologi penting dunia.
Wediombo adalah bagian dari kawasan bentang alam karst Gunung Sewu yang mencakup wilayah Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. Ekosistem karst itulah yang membuat pantai-pantai di Gunungkidul bisa memiliki pasir putih dan tebing-tebing cadas yang menjorok ke laut.
Namun, magnet yang tak kalah menarik banyak orang datang ke Wediombo adalah ombaknya. Bagi penggemar selancar, ombak di sana menjadi wahana yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka. Apalagi, Samudra Hindia memang terkenal akan ombaknya yang besar dan menggedor-gedor adrenalin.
Hal ini mendorong sejumlah pemuda desa dan petugas SAR yang memiliki pos di pantai tersebut untuk belajar sendiri cara berselancar sekitar 10 tahun lalu. Dari situ, mereka mendirikan komunitas peselancar yang bernama Wediombo Surf Society (WOSS) pada 2014.
Salah satu pendiri sekaligus Sekretaris WOSS, Sartono (31), mengatakan, saat ini anggota komunitas yang aktif sebanyak 15 orang. Selain berlatih, sejak 2015 mereka juga menjadi pemandu atau pelatih bagi wisatawan yang ingin belajar berselancar di Wediombo.
Musim ideal untuk berselancar di Wediombo adalah sepanjang Mei-September.
”Saat ini setiap minggu kami melatih rata-rata lima orang wisatawan. Sekitar 70 persen wisatawan domestik, sisanya wisatawan asing,” ujar Sartono saat ditemui, Rabu (24/1/2024).
Sartono mengungkapkan, musim ideal untuk berselancar di Wediombo adalah sepanjang Mei-September. Sementara ombak yang paling tinggi, yakni berkisar 3-4 meter, biasanya terjadi pada Juni-Agustus.
”Sebenarnya karakter ombak di sini untuk peselancar profesional, tapi ketika ombak flat (datar), pemula bisa juga,” katanya.
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk bisa berselancar bagi pemula dari nol? Sartono mengatakan, belajar selama 1-2 jam cukup untuk sekadar bisa berdiri di atas papan dan berselancar di ombak kecil. Namun, jika ingin menguasai sampai mahir, diperlukan waktu sekitar enam bulan.
Ia pun mengatakan, WOSS memiliki cita-cita untuk membuka surf camp agar Wediombo menjadi destinasi utama wisata selancar. Surf camp dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang para peselancar, terutama penginapan bagi wisawatan yang ingin belajar berselancar lebih lama.
”Wisata selancar ini berpotensi menjadi aktivitas yang memperpanjang lama tinggal wisatawan. Pengalaman di Bali, banyak turis asing yang kecantol surfing sehingga tinggal lebih lama dalam liburannya,” katanya.
Dalam konteks pariwisata Gunungkidul yang lebih luas, berselancar menjadi aktivitas yang memperkaya daya tarik pantai. Selain selancar, Gunungkidul juga memiliki pantai-pantai lain yang cocok untuk aktivitas di air, seperti snorkeling, berkano, hingga jet ski.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata Gunungkidul Supriyanta mengatakan, potensi pariwisata pantai di daerah itu sangat tinggi. Ini salah satunya karena banyaknya pantai yang menawarkan bermacam keunikan pemandangan ataupun aktivitas bagi wisatawan.
Dengan makin beragamnya aktivitas dan atraksi, wisatawan diharapkan tak lekas bosan dan bahkan bisa memperpanjang lama tinggalnya. Selancar, dalam hal ini, menjadi opsi yang menarik. Yuk!