Miras Oplosan Kembali Telan Korban, Empat Warga Bandung Tewas
Korban miras oplosan terus berjatuhan. Kasus terbaru, empat warga tewas akibat mengonsumsi miras oplosan di Bandung.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Empat warga meninggal setelah mengonsumsi minuman keras oplosan di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/1/2024). Polisi masih mengejar pelaku yang menjual miras oplosan kepada korban.
Sebelumnya, empat korban itu bersama dua teman mereka mengonsumsi miras oplosan di sebuah pangkalan ojek daerah Pasir Impun pada Selasa (16/1/2024) sekitar pukul 23.00.
”Keempat korban meninggal dunia pada Kamis pagi dan sore. Sebelumnya, dua hari lalu, mereka berenam mengonsumsi minuman keras ciu yang dicampur produk penambah stamina,” ungkap Kepala Polsek Antapani Ajun Komisaris Yusuf Tojiri.
Yusuf memaparkan, identitas keempat korban yang meninggal adalah Wandy Mulyana, Tedy, Asep Ahmad, dan Asep Bule. Sementara itu, dua warga yang selamat bernama Wanda dan Nizar.
Menurut Yusuf, para korban mengalami gejala mual dan muntah-muntah. Korban bernama Wandy dan Tedy meninggal di rumah, sedangkan Asep Ahmad dan Asep Bule meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujung Berung.
”Korban yang selamat bernama Wanda telah pulang ke rumahnya. Sementara korban selamat lainnya bernama Nizar mulai pulih, tetapi belum dapat memberikan keterangan kepada penyidik,” tuturnya.
Yusuf mengungkapkan, para korban diduga membeli miras oplosan dari seorang warga berinisial M di Jalan AH Nasution, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung. Tim Satuan Narkoba Polrestabes Bandung masih melacak keberadaan pelaku.
”Penyidik dari Polrestabes Bandung telah melaksanakan gelar perkara di lokasi para korban mengonsumsi miras oplosan. Berdasarkan keterangan warga, pelaku telah menjual miras oplosan selama enam bulan terakhir,” ucap Yusuf.
Ia menambahkan, kadar alkohol dalam miras oplosan yang dikonsumsi para korban itu belum diketahui. ”Tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polrestabes Bandung masih melaksanakan otopsi jenazah korban di RSUD Ujung Berung,” ujarnya.
Sosiolog Universitas Padjadjaran (Unpad), Herry Wibowo, berpendapat, fenomena warga mengonsumsi miras oplosan bukanlah sekadar ekspresi kegembiraan. Ia menilai, ada kemungkinan warga meminum miras oplosan untuk melupakan tekanan hidup yang mereka alami.
”Sebenarnya mereka tahu dampak terburuk dengan konsumsi miras oplosan. Akan tetapi, mereka tetap mengonsumsi minuman tersebut. Dari pengalaman di sejumlah daerah, biasanya mereka mengonsumsi miras oplosan secara berkelompok,” ucap Ketua Program Studi Sosiologi Unpad itu.
Sebelumnya, dua hari lalu, mereka berenam mengonsumsi minuman keras ciu yang dicampur produk penambah stamina.
Untuk mengatasi masalah miras oplosan, Herry merekomendasikan aparat pemerintah di tingkat RT mendata warga yang membutuhkan perhatian khusus. Pendataan meliputi tingkat ekonomi dan status masih bekerja atau menganggur.
Dari pendataan ini bisa diambil langkah-langkah untuk membantu meringankan masalah yang dihadapi. Dengan begitu, warga yang memiliki masalah tidak jatuh ke jerat miras oplosan.