Cari Petambang Liar Terseret Arus Sungai di Kerinci, Anggota Basarnas Hanyut
Saat mencari korban hanyut di Kerinci, perahu yang ditumpangi lima anggota Basarnas bocor. Satu anggota Basarnas hilang.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Perahu yang ditumpangi lima anggota Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengalami kebocoran saat melakukan pencarian petambang emas liar yang terseret arus sungai di Kabupaten Kerinci, Jambi, Minggu (14/1/2024). Empat anggota Basarnas berhasil menyelamatkan diri, tetapi satu anggota lain hilang terbawa arus.
Peristiwa itu terjadi saat tim Basarnas menyusuri Sungai Pemetai, Desa Muara Imat, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci. Tim mulai menyisir Sungai Pemetai pada sekitar pukul 11.00 WIB. Sungai itu merupakan lokasi hanyutnya seorang petambang emas liar pada Jumat (12/1/2024) malam.
Saat melakukan penyisiran di tengah derasnya arus sungai, perahu karet yang ditumpangi lima anggota Basarnas itu tiba-tiba bocor. ”Ada satu anggota SAR yang terbawa arus sungai,” kata M Lutfi dari Humas Kantor Basarnas Jambi. Upaya pencarian terhadap anggota Basarnas dan petambang emas yang hilang masih dilakukan.
Petambang emas yang hilang itu adalah Edi Suparman (35), warga Koto Dua, Kecamatan Pesisir Bukit, Kota Sungai Penuh, Jambi. Ia masuk ke Sungai Pemetai sejak Rabu (10/1/2024) untuk menambang emas di tepi sungai.
Pada Jumat lalu, Edi dilaporkan hanyut di sungai oleh warga setempat. Warga yang mengetahui kejadian itu langsung melaporkannya ke Kepolisian Sektor Batang Merangin.
”Setelah mendapat laporan, kami langsung menuju lokasi untuk memastikan kebenarannya,” kata Kepala Polsek Batang Merangin Iptu Yulisman.
Kepala Kantor Basarnas Jambi Kornelis mengimbau masyarakat agar waspada saat beraktivitas di tepi sungai. Sebab, saat ini Sungai Batanghari berstatus Siaga. ”Warga agar tidak berenang di sungai karena debit sungai semakin tinggi. Arusnya sangat deras,” katanya.
Jika terpaksa beraktivitas di Sungai Batanghari, Kornelis berharap warga memakai peralatan untuk pengamanan diri. Hal itu untuk mencegah berulangnya peristiwa orang hanyut di sungai.
Sebelumnya, seorang warga bernama Siswanto (38) tenggelam saat mandi bersama dua temannya di area banjir sekitar Sungai Batanghari, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jumat lalu. Tak lama setelah ketiganya mandi, arus sungai mulai deras.
Saat itu, dua teman Siswanto cepat-cepat naik ke permukaan. Namun, korban terlambat naik sehingga terseret arus dan tenggelam. Korban kemudian ditemukaan oleh tim gabungan keesokan harinya dalam kondisi meninggal.