Empat Orang di Semarang Tewas Seusai Tenggak Miras Oplosan
Akibat mengonsumsi miras oplosan, empat orang di Semarang, Jateng, tewas. Kasus itu ditangani kepolisian setempat.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak empat orang meninggal dan empat orang dirawat intensif di rumah sakit setelah menenggak minuman keras oplosan di Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024). Polisi masih menyelidiki bahan-bahan yang terkandung dalam minuman keras tersebut.
Kejadian itu bermula ketika pada Kamis petang sebanyak 10 pemuda berkumpul di sebuah rumah di Kecamatan Semarang Utara. Kemudian, salah satu di antara mereka berinisiatif untuk memesan cairan alkohol dari sebuah toko daring. Alkohol itu lantas dicampur dengan sejumlah bahan lantas diminum bersama-sama oleh 10 pemuda tersebut.
”Seusai kejadian tersebut, para pemuda itu merasa tidak enak badan. Bahkan, salah satu di antara mereka, yakni D (21), meninggal keesokan harinya, Jumat (5/1/2024), di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum, Kota Semarang,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar di Kota Semarang, Senin (8/1/2024).
Irwan menuturkan, pada Sabtu (6/1/2024) dua orang yang turut menenggak miras oplosan itu, yakni A (21) dan H (22), juga dilaporkan meninggal. Keduanya meninggal di rumahnya masing-masing pada pukul 15.00 dan 17.00.
Tak hanya itu, pada Minggu (7/1/2024) satu orang yang juga ikut minum miras oplosan itu, yakni AR (22), meninggal. Orang tersebut meninggal setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Kota Semarang.
”Sementara itu, sebanyak enam orang masih menjalani perawatan. Empat orang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan dua orang dirawat di rumahnya masing-masing,” ucap Irwan.
Menurut Irwan, kasus itu baru dilaporkan ke polisi pada Senin pagi. Hal itu karena pihak keluarga takut. Setelah mendapat laporan, polisi mendatangi tempat kejadian lalu menyita sejumlah barang bukti, antara lain bukti pemesanan berupa alkohol 70 persen dan cairan antiseptik melalui toko daring.
”Kami sudah bekerja sama dengan kedokteran forensik untuk mencari kandungan apa saja yang ada di dalam minuman yang ditenggak para korban,” tutur Irwan.
Salah satu pengoplos itu mau buka usaha miras, kami ini testernya. Setelah meminum minuman itu rasanya panas dan badan lemas.
Irwan menambahkan, berdasarkan keterangan sementara, pengoplos minuman itu diduga dua orang. Satu orang telah meninggal dan lainnya sedang dirawat intensif di rumah sakit. Dengan demikian, pengumpulkan keterangan untuk menuntaskan kasus itu belum bisa dilakukan secara optimal.
Sementara itu, G (22), salah satu pemuda yang turut mengonsumsi miras oplosan itu masih mengaku lemas. Menurut dia, minuman yang ditenggak bersama teman-temannya pada Kamis itu terdiri dari campuran etanol, sirup, minuman bubuk, serta obat.
”Salah satu pengoplos itu mau buka usaha miras, kami ini testernya. Setelah meminum minuman itu rasanya panas dan badan lemas. Malam itu, 10 orang minum semua, cuma porsinya beda-beda,” ujar G.
Adapun Slamet Tejo, ketua rukun tetangga setempat, mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Pihaknya berkomitmen bakal mengedukasi masyarakat, khususnya pemuda di wilayahnya, untuk menghindari konsumsi miras. Ke depan, ia bakal menggandeng tokoh masyarakat sekitar guna melakukan pendekatan kepada para pemuda.
”Pemuda di sini memang sukar dikendalikan. Biasanya, kalau malam Minggu atau tanggal merah, mereka berkumpul lalu minum-minuman keras,” tuturnya.