Aktivitas Gunung Dempo Sulit Diprediksi, Pendaki Diminta Waspada
Wisatawan yang ingin mendaki Gunung Dempo di Sumsel diminta waspada. Hal ini karena aktivitas vulkanik gunung api itu sulit diprediksi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sejak statusnya naik menjadi Waspada atau Level II pada 7 Januari 2022, aktivitas Gunung Dempo di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, sulit diprediksi. Erupsi bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga wisatawan yang akan mendaki diminta melewati jalur resmi. Wisatawan juga diminta tidak mendekati kawah gunung dalam radius tertentu.
”Karakter letusan Gunung Dempo dominan erupsi freatik yang berlangsung secara tiba-tiba, singkat, tidak didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Untuk itu, kami sudah memberikan imbauan melalui Pemerintah Kota Pagar Alam agar para wisatawan, khususnya pendaki, lebih berhati-hati,” ujar pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Dempo, Wiwit Jlian, saat dihubungi dari Palembang, Sumsel, Jumat (22/12/2023).
Wiwit memaparkan, dengan peningkatan status sejak tahun lalu, aktivitas Gunung Dempo patut diwaspadai. Apalagi, gunung setinggi 3.142 meter itu diprediksi dikunjungi banyak wisatawan selama liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Oleh karena itu, wisatawan yang ingin mendaki Gunung Dempo diimbau masuk melalui jalur resmi agar semua pendaki terdata. Dengan begitu, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, petugas bisa segera melakukan evakuasi.
”Gunung Dempo memiliki sekurangnya tiga jalur pendakian. Awalnya, dua jalur pendakian berstatus resmi, yakni lewat Rimau dan Kampung Empat. Belakangan, Rimau ditutup dan dikhususkan menjadi jalur evakuasi. Dengan begitu, sekarang jalur resmi hanya lewat Kampung Empat,” kata Wiwit.
Wiwit menambahkan, wisatawan yang mendaki ke Gunung Dempo juga diminta tidak mendekati kawah dengan radius 1 kilometer (km) untuk sisi barat, timur, dan selatan serta 2 km untuk sebelah utara. Radius itu adalah jarak aman untuk meminimalkan risiko saat terjadi erupsi tiba-tiba yang bisa memuntahkan sejumlah material, seperti abu vulkanik, batu, dan pasir.
”Semua imbauan itu diharapkan bisa dipatuhi untuk keselamatan bersama selama berada di sekitar kawasan gunung yang terakhir erupsi cukup besar pada 25 September 2006 tersebut,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Pagar Alam Lusapta Yudha Kurnia telah mengirim surat imbauan mengenai status Gunung Dempo pada 18 Desember 2023. Dalam surat itu, Lusapta meminta Bupati Lahat memberitahukan warganya untuk tidak mendaki dari jalur tidak resmi, seperti jalur Bukit Timur, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, Sumsel.
Semua pendaki diminta melalui jalur resmi di Kampung Empat agar bisa terdaftar di Pos Balai Registrasi Gunung Merapi Dempo (Brigade). Hal itu agar para anggota Brigade bisa segera melakukan pencarian dan evakuasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pos SAR siaga
Koordinator Pos SAR Pagar Alam Hedituzansih mengatakan, sebanyak enam personel instansi itu disiagakan di sejumlah lokasi rawan bencana alam selama libur Natal dan Tahun Baru ini. Mereka mulai bersiaga sejak 18 Desember 2023 dengan berkoordinasi bersama instansi terkait, khususnya yang tergabung dalam Operasi Lilin Musi 2023.
Menurut Hedituzansih, selama masa libur Natal dan Tahun Baru ini ada dua hal yang perlu diwaspadai, yakni aktivitas Gunung Dempo dan potensi tanah longsor di kawasan Likuan Endikat. Dia menambahkan, selain karena potensi erupsi, para pendaki juga dilarang berada di sekitar kawah Gunung Dempo karena struktur tanahnya tidak stabil atau rawan longsor.
Sementara itu, Likuan Endikat adalah pintu masuk jalur darat menuju Pagar Alam dari arah Lahat. Sebagian jalan di kawasan itu memiliki tikungan tajam serta tebing dan jurang di sekitarnya. Jika curah hujan tinggi, berpotensi terjadi tanah longsor di sana. ”Kami akan melakukan patroli keliling dari Gunung Dempo ke Endikat dan sebaliknya," ujar Hedituzansih.
Karakter letusan Gunung Dempo dominan erupsi freatik yang berlangsung secara tiba-tiba, singkat, dan tidak didahului oleh gejala peningkatan yang jelas.
Wilayah kerja Pos SAR Pagar Alam meliputi beberapa kabupaten/kota di Sumsel, yakni Pagar Alam, Empat Lawang, Lahat, dan Muara Enim. Untuk itu, Hedi menuturkan, lembaga itu juga mewaspadai potensi bencana lain, misalnya kecelakaan air dan banjir bandang di Agrowisata Tanjung Sakti, Lahat. ”Di sana banyak aliran sungai deras dan air terjun yang cukup dalam,” katanya.
Hedi menyampaikan, selama libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan terjadi lonjakan wisatawan ke Pagar Alam dan Agrowisata Tanjung Sakti. Pergerakan wisatawan akan dimulai pada 23-24 Desember 2023 dan akan terus meningkat mendekati Tahun Baru.
”Rata-rata peningkatan wisatawan ke Pagar Alam ataupun Agrowisata Tanjung Sakti diprediksi 60-70 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa,” ujarnya.