Berusia Setengah Abad, ITDC Bakal Meremajakan Kawasan Nusa Dua Bali
ITDC merencanakan peremajaan kawasan Nusa Dua di Bali dengan anggaran Rp 40 miliar untuk mendukung pertumbuhan pariwisata setelah terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC berencana meremajakan kawasan pariwisata Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali. Untuk merevitalisasi kawasan yang sudah berkembang setengah abad ini, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 40 miliar.
”Peremajaan kawasan The Nusa Dua dipastikan tidak akan keluar dari unsur budaya Bali,” kata Direktur Utama PT ITDC Ari Respati dalam acara bincang bersama media, Rabu (29/11/2023). Acara bincang yang digelar di kawasan Pantai Samuh, Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, itu mengangkat tema ”50 Tahun ITDC Momentum To Rev Up!”.
Turut mendampingi Ari di acara itu, Direktur Operasi ITDC Troy Reza Warokka dan General Manager The Nusa Dua ITDC I Gusti Ngurah Ardita.
Langkah peremajaan ini, menurut Ari, ditempuh untuk mendukung pertumbuhan pariwisata setelah terdampak pandemi Covid-19. Roy menambahkan, penataan dan revitalisasi kawasan bertujuan menjadikan The Nusa Dua ITDC sebagai destinasi bagi semua segmen wisatawan.
Dalam perencanaannya, ITDC menggandeng sejumlah penyelenggara acara (EO) untuk berkolaborasi membuat beragam acara yang mengundang kedatangan pengunjung dan menarik minat wisatawan. Selama ini, penyelenggaraan acara di The Nusa Dua mendapat apresiasi pengunjung karena mereka merasa nyaman dan aman, serta didukung kebersihan kawasan.
Adapun Ardita menyatakan, perayaan 50 tahun ITDC (sebelumnya dikenal sebagai Bali Tourism Development Corporation-BTDC) menjadi momen peringatan dan pengalaman ITDC melewati kondisi pasang dan surut industri pariwisata. Sejauh ini, keberadaan ITDC juga berkontribusi terhadap sektor pariwisata, ekonomi, dan masyarakat di Bali.
Ketut Tarma (53) dari perwakilan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mertha Segara Samuh, Kuta Selatan, mengatakan, nelayan di pesisir Pantai Samuh sudah berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan di sekitar kawasan The Nusa Dua. Hal itu karena mereka juga berkepentingan terhadap aktivitas wisata di lingkungannya itu.
Sebagai masyarakat lokal, kami mendukung ITDC mengelola kawasan agar menjadi lebih baik.
Di sisi lain, wisatawan juga mengakui bahwa kawasan Nusa Dua berbeda dengan obyek-obyek wisata lain. Tidak hanya suasananya yang tidak terlalu bising, tetapi juga lingkungannya yang masih terjaga asri dan pemandangannya yang memesona.
”Sebagai masyarakat lokal, kami mendukung ITDC mengelola kawasan agar menjadi lebih baik,” ujar Tarma.
Dokumentasi The Nusa Dua ITDC menampilkan suasana di obyek wisata Waterblow Peninsula Nusa Dua. Pada November 2023, ITDC, yang sebelumnya dikenal sebagai BTDC, genap berusia 50 tahun.
Pariwisata di Tanah Air
Keberadaan ITDC juga menjadi bagian penting dalam pengembangan pariwisata di Tanah Air. Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata terpadu ini tidak hanya mengelola kawasan Nusa Dua, tetapi juga kawasan Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Golo Mori di Nusa Tenggara Timur. ITDC menjadi bagian dari holding PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
”Saat ini ITDC sedang sinkronisasi bersama InJourney,” kata Ari.
ITDC yang genap berusia 50 tahun pada November 2023 terus bergerak merevitalisasi diri untuk kembali bangkit pascapandemi Covid-19. Kolaborasi dan sinergi diakui menjadi kunci penting dalam keberlanjutan pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata terpadu yang menjadi kewenangan ITDC.
Sejalan pemulihan sektor pariwisata pascapandemi Covid-19, Ari menyatakan, ITDC juga menunjukkan pertumbuhan positif. Capaian selama semester I tahun 2023 menunjukkan tingkat okupansi rata-rata di kawasan The Nusa Dua berada kisaran 67 persen, jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja positif sektor pariwisata di Indonesia juga didukung peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia dan membaiknya pergerakan wisata di Tanah Air. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kedatangan wisatawan mancanegara selama Januari 2023 sampai September 2023 meningkat 143,41 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2022. Perjalanan wisatawan Nusantara juga dilaporkan meningkat.
Laporan pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, periode Oktober 2023, menyebutkan ada 17,769 juta penumpang dilayani di bandara itu selama periode Januari 2023 sampai Oktober 2023. Jumlah pergerakan penumpang itu tumbuh 86 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2022. Pada periode Januari-Oktober 2022, sebanyak 9,568 juta penumpang dilayani di Bandara I Gusti Ngurah Rai.