Sebagian wilayah Bali sudah mulai turun hujan. Kepolisian mengimbau warga, khususnya pengguna kendaraan, agar berhati-hati dan waspada di musim hujan. Pemerintah daerah juga mewaspadai cuaca ekstrem di awal musim hujan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sebagian wilayah Bali sudah mulai turun hujan ringan meskipun belum merata. Mengantisipasi musim hujan, yang akan dimulai masanya, kepolisian mengimbau pengguna kendaraan agar berhati-hati dalam berkendara saat hujan dan mewaspadai terjadinya kecelakaan di jalan akibat hujan.
Kepala Polresta Denpasar Komisaris Besar Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, Polresta Denpasar sudah berkoordinasi dengan aparatur pemerintah daerah, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terkait kesiapan dan langkah mitigasi bencana di musim hujan. ”Termasuk pula mengantisipasi potensi kecelakaan di jalan saat hujan,” kata Bambang ketika ditemui di kantor Polsek Denpasar Barat, Kota Denpasar, Selasa (14/11/2023).
Bambang menyatakan, koordinasi antarinstansi untuk mengantisipasi perubahan musim dibutuhkan karena cuaca juga berpengaruh terhadap keamanan dan keselamatan berlalu lintas di jalan. Munculnya genangan di jalan, misalnya, dapat mengganggu kelancaran arus kendaraan di jalan.
”Bagi pengendara sepeda motor, kami mengimbau agar berhati-hati dalam berkendara, menggunakan helm, dan memakai jas hujan yang standar,” ujar Bambang.
Rawan banjir
Imbauan kewaspadaan dini menyusul perubahan musim juga diberikan pemerintah daerah. Pemprov Bali melalui Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra juga sudah menyurati jajaran pimpinan pemda di Bali agar mengantisipasi cuaca ekstrem terkait awal musim hujan di Bali.
Melalui surat, yang diterbitkan Sekda Bali tanggal 28 Oktober 2023, para bupati dan wali kota di Bali diminta agar menyiapkan potensi dan sumber daya penanggulangan bencana akibat cuaca ekstrem.
Termasuk pula mengantisipasi potensi kecelakaan di jalan saat hujan (Bambang)
Masyarakat juga diminta agar turut mengupayakan langkah pencegahan banjir, di antaranya tidak membuang sampah ke saluran air dan membersihkan saluran air.
Adapun dari dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Provinsi Bali 2022-2026, yang diterbitkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2021, dan berdasarkan katalog Rawan Bencana Provinsi Bali, diidentifikasi desa atau kelurahan yang rawan banjir dan desa/kelurahan rawan longsor pada musim hujan.
Terkait ancaman dan mitigasi bencana di lingkungan sekitar, menurut Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dan aplikasi melalui ponsel, antara lain, dengan menggunakan aplikasi inaRISK Personal dari BNPB untuk mengetahui jenis ancaman bencana, tingkat bahaya, dan rekomendasi aksi. Aplikasi lain, misalnya, infoBMKG dapat memberikan informasi mengenai cuaca, iklim, dan gempa bumi.
Pengenalan potensi dan ancaman bencana serta upaya mitigasi dan evakuasi, menurut Rentin, dapat meminimalkan dampak dan kerugian akibat bencana.
Rentin menambahkan, masyarakat dapat menyelamatkan diri dan menjalankan evakuasi secara mandiri dengan mengenali tanda-tanda bencana, misalnya, potensi banjir atau tanah longsor jikalau terjadi hujan lebat dalam durasi lama.