Wangi Parfum Semerbak di Malang Raya
Bisnis parfum lokal kian ”booming”. Semakin banyak pula pelatihan meracik parfum digelar, bikin aroma wewangian kian semerbak di Malang Raya. Kamu tertarik ikutan?
Tren parfum kian mengemuka di Malang Raya. Jenama lokal wewangian terus bermunculan seiring makin banyaknya pelatihan digelar untuk meracik parfum.
Selama Oktober-November 2023, misalnya, setidaknya dua kali workshop membuat parfum digelar di Malang. Pelatihan berbayar itu terbuka untuk umum, bahkan untuk orang yang belum pernah tahu seluk beluk parfum sebelumnya.
Alna, gadis asal Kota Batu, dengan semangat mencampur satu per satu aroma yang disukainya. Penciumannya seperti sudah hafal dengan aneka bebauan di depannya. Ia tampak cekatan memilih aroma yang disukai.
”Saya memang menyukai parfum. Kebetulan di rumah saya banyak uji coba meracik parfum sendiri. Ya, karena memang saya suka,” kata wanita berusia 25-30 tahun itu di sela pelatihan parfum oleh Galores Lab, Malang, pertengahan November 2023,
Baca juga: Semprotkan Dulu Parfummu...
Dengan pengetahuan yang lebih baik ketimbang peserta pelatihan lain saat itu, Alna menjadi pusat bertanya banyak peserta. Ya, Alna menjadi satu dari delapan peserta.
Pelatihan dibuka dengan pengenalan sejarah parfum. Para peserta lalu diajak mengetahui tipe-tipe parfum serta mengenal piramida aroma (fragrance pyramid). Mereka dibawa menyelami tiga bagian parfum, yaitu top notes (bau yang pertama kali tercium 5-15 menit pertama), middle notes (bau bertahan 20-60 menit), dan base notes (bau dasar parfum yang akan bertahan di atas enam jam).
Baca juga: ”Mencium” Parfum Orang Indonesia
Akhir Oktober lalu, sebuah jenama parfum asal Bali, Kala Sunara, juga menggelar pelatihan dasar membuat parfum di Malang. Pesertanya dibatasi tidak lebih dari 10 orang.
Selain mendengarkan ringkasan tentang parfum, peserta akhirnya diajak meracik parfum sesuai aroma kesukaan masing-masing. Ada yang meracik tiga aroma jadi satu dan ada yang lebih. Semakin kompleks aroma dicampur akan memberi sensasi aroma yang lebih menarik.
”Silakan ditebak, parfum terkenal luar negeri itu terdiri dari berapa perpaduan bau? Bisa sampai belasan,” kata Viskhania Anggrina (30), founder Kala Sunara, dalam paparan di kelas meracik parfum pertengahan Oktober 2023 lalu di Malang. Semakin banyak racikan, menurutnya, aroma parfum akan lebih bertahan lama.
Baca juga: Menuju Indonesia Wangi
Indonesia merupakan produsen minyak nilam atau patchouli. Minyak nilam, lanjutnya, menjadi komponen utama parfum yang dibutuhkan oleh dunia saat ini. ”Sebagai negara produsen minyak nilam, akan lebih baik juga bila kita bisa memanfaatkannya,” kata Viskha.
Karena itu, wajar jika kemudian banyak muncul jenama parfum dalam negeri. Kualitasnya pun tidak kalah dengan parfum luar negeri.
Ia pun menjelaskan soal perbedaan minyak esensial atau fragrance. Minyak esensial sebagai minyak murni bisa memiliki khasiat menyembuhkan/terapi. Sementara fragrance wewangian tanpa memiliki fungsi menyembuhkan.
Lutfiana Rahma (22), mentor pelatihan meracik parfum dari Galores Lab Malang,
Lutfiana Rahma (22), mentor pelatihan meracik parfum dari Galores Lab Malang, mengatakan, parfum lokal memang sedang booming di Tanah Air sejak beberapa waktu lalu. ”Mungkin ini sejalan dengan kebijakan dalam negeri di mana mendorong usaha dalam negeri berkembang termasuk parfum. Apalagi, impor parfum itu tidak mudah,” katanya.
Oleh karena itu, tidak heran terus bermunculan jenama parfum lokal dari waktu ke waktu termasuk munculnya pelatihan racik parfum. ”Semakin banyak peminat parfum lokal, termasuk kelas meracik parfum. Itu sebabnya, kami pun memiliki beberapa kelas pelatihan baik parfum, membuat lilin, dan sejenisnya. Kami juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah guna memenuhi kebutuhan mereka dalam Kurikulum Merdeka,” kata Lutfia.
Baca juga: Yang Muda yang Pengusaha
Salah satu produsen minyak nilam adalah Aceh (Kompas, 31 Juli 2023) yang menghasilkan 350 ton pada 2022. Volume naik dibandingkan pada 2017 yang produksinya masih 150 ton.
Kenaikan produksi nilam Aceh mengokohkan Indonesia sebagai pemasok minyak nilam terbesar di dunia, mencapai 90 persen. Sementara di skala nasional, Aceh salah satu provinsi penghasil nilam terbesar.
Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala juga ikut mengekspor minyak nilam ke sejumlah negara. Pada Desember 2022, ARC mengekspor minyak nilam sebanyak 3 ton senilai Rp 2,5 miliar ke Perancis. Pengiriman menggunakan kapal melalui Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
Hingga saat ini, sejarah tentang parfum masih cukup beragam. Namun, parfum diketahui dari bahasa Latin, per fumus, yang berarti ’melalui asap’. Antropolog berspekulasi bahwa wewangian awalnya dimulai dengan pembakaran dupa yang terbuat dari getah pohon.
Berikutnya, ada juga aneka tanaman beraroma dimasukkan dalam minyak hewani dan nabati untuk mengurapi tubuh dalam upacara maupun untuk kesenangan. Misalnya, pada 7000-4000 Sebelum Masehi (SM), minyak lemak zaitun dan wijen diduga telah digabungkan dengan tanaman harum untuk menciptakan salep aromatik (Edy Jogatama Purhita dalam Analisa Bahasa Rupa Representasi Gender dalam Botol Parfum).
Baca juga: Semerbak Wangi Parfum dari Transformasi Nilam Aceh
Terlepas dari sejarah dan perkembangannya, bisnis parfum lokal diperkirakan bakal terus booming. Semakin banyak pelatihan membuat parfum sendiri akan membuat aroma wewangian terus semerbak di Malang Raya.