Craft International Animation Festival IV/2023 digelar di Kota Malang. Sebuah upaya untuk menghidupkan ekosistem animasi teknik klasik di tengah popularitas teknik modern pada industri animasi tahan air.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·6 menit baca
Lantai 5 gedung Malang Creative Center Kota Malang riuh dengan suara pemutaran film, tawa riang anak, hingga obrolan orang-orang. Pertemuan penuh sukacita berbagi ilmu itu merupakan bagian dari Craft International Animation Festival (Craft Animfest) IV tahun 2023.
Bintang (16) dengan semangat mengambil kertas gambar yang ada di meja Rimbun Project Craft Animfest IV. Setelah mengisi data diri, ia pun menerima kertas gambar dari panitia, dan mulai menggambar. Beberapa karakter kartun dengan sedikit tulisan diselesaikannya dengan cepat. Goresan tangan dengan dibantu penggaris kecil miliknya, berhasil menorehkan beberapa karakter kartun pada kertas putih itu.
“Menyenangkan. Bisa gambar karakter yang aku suka,” kata Bintang singkat, Sabtu (29/10/2023).
Selepas menggambar, Bintang pun mengikuti sesi workshop animasi pertama bagi anak-anak. Meski sebagian besar pesertanya adalah anak-anak SD, namun Bintang tetap bersemangat mengikuti sesi acara tersebut hingga pada akhirnya karakter ekspresi wajah marah buatannya bisa dianimasikan oleh panitia.
Kunci agar bisa persistence adalah mengimbangi diri dengan ilmu. Bisa dengan membaca abuku, mencari mentor, mencari komunitas dan lainnya.
Bintang adalah salah satu dari sekian banyak penggemar animasi yang hadir dalam CRAFT Animfest IV di Gedung MCC Kota Malang. Acara digelar 23-28 Oktober 2023 tersebut menjadi ajang pertemuan kreatif dan pertukaran pengalaman antara kreator dan penonton festival. Selain berisi kompetisi dan pemutaran film, ajang tersebut juga menjadi media konferensi dan presentasi dari pelaku animasi yang merepresentasikan perkembangan animasi di Indonesia dalam 2 dekade terakhir. Saat itu juga ada kegiatan berupa workshop animasi, pertunjukan video mapping, dan lainnya.
Festival animasi tersebut digagas oleh Chonie Prysilia (Festival Director), Hizkia Subiyantoro (Art & Executive Director), dan Piotr Kardas (Program Director). Festival animasi ini dibentuk untuk mewadahi pecinta animasi, baik itu para seniman animasi, pelajar dan mahasiswa, studio-studio animasi, hingga penontonnya.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi ajang apresiasi atas dunia animasi di tanah air yang dinilai masih kurang. Kegiatan ini menekankan pada karya animasi dengan berbasis kerajinan tangan dan teknik-teknik tradisional animasi. Karena selama ini yang dieksplor di tanah air tidak lebih dari 5 teknik animasi (misal 2D, 3D, dan lainnya). Padahal sebenarnya ada puluhan teknik animasi di dunia,” kata Chonie
Menurut Chonie, kegiatan dilakukan untuk mempopulerkan beberapa teknik klasik animasi pada lingkungan yang didominasi komputer. Ada 237 film animasi dari seluruh Asia Tenggara diseleksi dalam festival ini. Dan selama enam hari itu, ditayangkan 92 film yang berasal dari 38 negara.
Art& Executive Director CRAFT Animfest Hizkia Subiyantoro mengatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut lebih pada ‘pestanya’ animator dan kreator. Acara, di mana, menjadi ajang apresiasi atas karya animasi di dunia.
“Kami ingin menumbuhkan heterogenitas dunia animasi. Bahwa animasi itu bukan hanya anime Jepang atau animasi Marvel. Kita punya karakter animasi yang lebih personal dan lebih mencirikan kita,” kata Hizkia.
Bagi Hizkia, ia berharap, CRAFT Animfest IV akan menjadi ‘lebarannya’ para animator dan kreator. Menurutnya, Malang dipilih sebagai lokasi CRAFT Animfest IV adalah karena Malang memiliki banyak animator dan kreator berkualitas. Tiga kali penyelenggaraan CRAFT Animfest sebelumnya digelar di Yogyakarta.
Pada CRAFT Animfest IV di Malang, Hizkia berharap, akan terus tumbuh ekosistem animasi yang sehat dan heterogen. Jika ekosistem animasi terus terbentuk, harapannya, dunia animasi di tanah air akan bertumbuh dengan baik.
“Malang dipilih karena banyak animator bagus di Malang,” kata Hizkia.
Dalam kegiatan tersebut, para animator di tanah air berbagi ilmu dan pengalaman dalam menjalankan bisnis animasi. Animator Bernardus Sabar Wahyudi dari Leomotions Animation Studio misalnya, berbagi pengalaman bertema ‘persistence in animation’ atau tekun dalam animasi.
Sabar bercerita bagaimana ia memulai membuat studio animasi dari 10 lembar kertas. Setelah itu, ia pun terus berpikir mengenai model bisnis animasi. Jatuh bangun dialami, hingga menjadi salah satu studio animasi terkemuka di tanah air saat ini.
“Kunci agar bisa persistence adalah mengimbangi diri dengan ilmu. Bisa dengan membaca abuku, mencari mentor, mencari komunitas dan lainnya. Namun yang utama adalah tetap hormati siapapun yang pernah mengajarimu. Sebab tanpa rasa hormat itu, maka relasi kita bisa berantakan,” kata Sabar.
Yang terpenting menurut Sabar, adalah sebelum seseorang mengikuti kata hatinya, maka menurutnya, seseorang harus memberikan kesempatan pada otaknya untuk bicara. Agar, tindakan yang dipilih sudah dipikirkan dengan baik. Sehingga meminimalkan risiko negatif di masa depan.
“Ketekunan itu perlu dijaga dan kita harus setia pada perkara-perkara kecil. Itu harus dilakukan selamanya,” katanya.
Anak-anak diajak mengenal dan membuat animasi pertama mereka dalam Craft International Animation Festival (Craft Animfest) IV tahun 2023 , 23-28 Oktober 2023 di gedung MCC, Kota Malang, Jawa Timur.
Tidak jauh berbeda, Danar Tri Yudistira dari Holutions Studio juga berbagi semangat dengan para penonton Craft Animfest IV. Ia memaparkan bahwa animasi tidak melulu ujung-ujungnya harus tayang sebagai sebuah film. Ada media lain sebagai tempat berekspresi bagi animator.
“Karya animasi bisa ditayangkan di luar film. Bisa di panggung atau tempat lain. Yang penting berkreasi dan uji coba. Kami dapat pasar baru yaitu setelah menggabungkan animasi dan broadcast,” kata Danar.
Kunci kreativitas hingga bisa menemukan platform atau media lain untuk berkarya, selain film, menurut Danar adalah dengan merespons lingkungan sekitar. “Saat itu saya perhatikan sekitar saya butuh apa. Kota saya butuh apa. Akhirnya saya menemukan hologram illutions yang dibutuhkan untuk banyak event,” katanya.
Hologram illutions itulah yang kemudian menjadi nama studio milik Danar yaitu Holutions. Muncullah istilah visual jockey. Danar dan teman-temannya kini banyak mengerjakan ilusi visual hologram untuk acara musik atau perusahaan.
Kurniawan Asidiqi, pendiri Enggal Studio Animasi Malang, juga merupakan praktisi alih wahana animai. Ia bekerjasama dengan Jatim Park 3 untuk membuat beberapa wahana menarik dengan dasar animasi. “Semua itu tergantung kreasi animatornya. Mereka mau berkreasi dengan wahana non-film apa tidak? Sebab, animasi itu penggunaannya sangat luas. Tidak hanya untuk film saja,” kara Kurniawan.
Luasnya prospek pasar animasi tersebut dibenarkan oleh seorang sutradara animasi senior tanah air, Chandra Endroputro. Menurutnya, prospesk dunia animasi di tanah air, secara industri, dalam 10 tahun terakhir berkembang sangat pesat. Hampir semua animator sibuk bekerja, karena industri berjalan.
Justru yang kurang dapat perhatian adalah animasi dengan teknik klasik. Teknik klasik ini lebih menarik karena dia membawa rasa yang lebih banyak, karena pekerjaannya lebih ke seni. Karena ini olah rasa, olah keterampilan, yang akan menjadi landasan kuat untuk pemajuan kebudayaan. “Karena kebudayaan dimulai dari olah rasa dan oleh keterampilan,” kata Chandra yang pernah menyutradarai film animasi Didi Tikus.
Sayangnya, meski menjadi dasar dari dunia animasi, namun ekosistem craft animasi ini dinilai Chandra belum terbentuk. Sebab, semua orang mengejar teknologi modern guna bisa masuk ke industri animasi.
“Kita lupa dengan teknik klasik. Lupa dengan menggambar manual pakai tangan. Itu sebabnya, baiknya di sekolah-sekolah Pelajaran animasi harus dimulai dengan teknologi klasik. Sebab, teknik klasik akan membawa pada sense of motion atau kepekaan terhadap geraknya lebih baik. Jika tanpa dasar-dasar kuat, maka biasanya kepekaan gerak animasi tersebut menjadi tidak bagus,” katanya. Pelajaran animasi teknik klasik itu menurutnya bisa diajarkan di sekolah-sekolah.
Harapan berkembangnya ekosistem animasi yang heterogen (termasuuk tekniknya), menjadi salah satu tujuan digelarnya festival animasi Craft Animfest IV di Malang. Dengan berkembangnya ekosistem animasi yang beragam, diharapkan dunia animasi di tanah air juga terus bertumbuh.