Di Bekasi, Lima Industri Penyebab Pencemaran Disegel
Pemerintah Kabupaten Bekasi menyegel lima industri rumah tangga karena limbahnya terbukti mencemari Sungai Cilemahabang. Tindakan tegas ini diharapkan dapat menjadi momentum perbaikan kualitas air di Kabupaten Bekasi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyegel lima industri rumah tangga di karena limbahnya terbukti mencemari Sungai Cilemahabang. Tindakan tegas ini diharapkan dapat menjadi momen perbaikan kualitas air di Kabupaten Bekasi.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan, Kamis (5/10/2023), mengatakan, dalam kurun waktu satu tahun terakhir ada lima industri rumah tangga yang disegel. Kelimanya adalah industri pencucian peralatan industri dan pengolahan oli bekas yang terbukti membuang limbah langsung ke sungai.
Dirinya meyakini tidak hanya kelima industri itu yang membuat Sungai Cilemahabang tercemar, masih ada industri lain. Pasalnya, kondisi sungai sudah sangat memprihatinkan karena berbau dan hitam.
Namun, ujar Dani, kewenangan Pemkab hanya sebatas usaha kecil. Adapun untuk usaha menengah merupakan wewenang dari pemerintah provinsi atau pemerintah pusat.
”Kalau untuk industri menengah, peran Pemkab hanya sebatas melaporkan ke Pemprov Jabar,” kata Dani.
Masalah pencemaran sungai di Kabupaten Bekasi memang menarik perhatian. Kondisi ini membuat warga Kabupaten Bekasi kesulitan mendapatkan air bersih.
Apalagi, saat ini, beberapa wilayah mengalami kekeringan sehingga kapasitas air berkurang dari 600 liter per detik menjadi 3 liter per detik. ”Kondisi ini sempat membuat pasokan air bersih sempat terhenti selama dua minggu," katanya.
Menurut Dani, upaya untuk membersihkan sungai dari pencemaran butuh peran semua pihak, terutama perihal pengawasan. ”Industri yang ada di dalam kawasan industri biasanya akan lebih patuh terhadap aturan karena segala aktivitas, termasuk pengolahan limbah akan dipantau oleh kementerian lingkungan hidup dan kehutanan,” ujarnya.
Berbeda dengan industri yang beroperasi di luar kawasan tentu akan sangat sulit dipantau. Di sinilah peran semua pihak untuk mengurangi dampak pencemaran, apalagi yang berkaitan dengan kebutuhan air bersih.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dalam kunjungannya di Bekasi mengatakan, masalah pencemaran menjadi salah satu prioritas kerjanya. Dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk kepolisian untuk menindak industri yang tetap membandel membuang limbah ke sungai.
Ia pun telah berkoordinasi dengan sejumlah daerah yang sungainya tercemar untuk mulai melakukan inventarisasi kawasan mana yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan segera. Bey menyadari dalam upaya menyelesaikan masalah pencemaran tidaklah mudah.
”Karena itu, dalam masa kerja yang terbatas ini perlu ada langkah prioritas yang diambil agar semua bisa lebih terukur,” ucapnya.