Status Tanggap Darurat Kebakaran TPA Putri Cempo Segera Diturunkan
Kebakaran mulai bisa dikendalikan, di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Untuk itu, Pemerintah Kota Surakarta akan segera menurunkan status tanggap darurat penanganan bencana tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Petugas berupaya memadamkan kobaran api yang muncul pada tumpukan sampah yang menggunung, di TPA Putri Cempo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (16/9/2023). Diduga, cuaca panas menjadi penyebab terjadinya kebakaran tersebut.
SURAKARTA, KOMPAS — Api di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, berangsur padam. Namun, pemadaman masih dilakukan untuk memastikan api tidak muncul kembali.
Kondisi ini mendorong penurunan status dari tanggap darurat kebakaran jadi transisi darurat. Sebelumnya, status tanggap darurat berlaku pada 17-24 September 2023.
”Pertimbangannya, area terdampak sudah menurun 70-80 persen. Dampak bagi aktivitas sehari-hari warga tidak signifikan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto Surakarta, Jumat (22/9/2023).
Petugas berupaya memadamkan kobaran api yang muncul pada tumpukan sampah yang menggunung, di TPA Putri Cempo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (16/9/2023). Diduga, cuaca panas menjadi penyebab terjadinya kebakaran tersebut.
Saat ini, jelas Nico, area terbakar tinggal 20-30 persen. Kepulan asap tidak lagi tinggi. Titik api juga berkurang signifikan. Namun, api belum benar-benar padam.
Oleh karena itu, kata Nico, pemadaman masih dilakukan. Metode water bombing atau bom air dan penyuntikan selang juga terus dilakukan.
Kedua strategi itu dijalankan bergantian. Operasi pengeboman air berlangsung mulai pagi hingga sore. Pada sore hingga malam hari dilanjutkan penyuntikan selang.
”Kami tidak tahu seberapa besar gas metan yang ada. Potensi api yang ada di dalam juga tidak bisa diketahui. Yang penting dijaga kelembaban di dalam saja,” kata Nico.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Asap bermunculan pada gunungan sampah yang terdapat, di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2023). Titik api masih ditemukan sejak kebakaran terjadi pada Sabtu (16/9/2023). Oleh karena itu, metode "water bombing" bakal digunakan untuk menjangkau titik api yang sulit disentuh petugas pemadam kebakaran.
Di TPA Putri Cempo, setidaknya sudah dua kali kebakaran, pada 2015 dan 2019. Pemicunya cuaca panas ekstrem dan gas metan dalam tumpukan sampah.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta Sutarjo menyatakan, tingginya risiko harus diiringi mitigasi memadai. Hingga kini, hidran terpasang baru ada satu unit. Menurut dia, kawasan pembuangan sampah seluas 17 hektar membutuhkan 2-3 hidran.
Jalan keliling yang bisa dilintasi mobil pemadam juga belum ada. Seharusnya, diberi jarak untuk akses jalan antara satu gunungan dan lainnya.
”Misalnya, seperti kemarin, area timur sulit dipadamkan karena tidak ada akses untuk mobil pemadam mendekat,” kata Sutarjo.
Petugas berupaya memadamkan kobaran api yang muncul pada tumpukan sampah yang menggunung, di TPA Putri Cempo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (16/9/2023). Diduga, cuaca panas menjadi penyebab terjadinya kebakaran tersebut.
Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani turut menyoroti persoalan mitigasi tempat pembuangan akhir tersebut. Ia menyadari, adanya peningkatan risiko kebakaran sewaktu masa kemarau.
Ke depan, pihaknya berencana menambah hidran maupun sumur. Hal itu seiring wacana pembuatan kantor baru bagi Unit Pelaksana Teknis Putri Cempo.
”Nanti akan dibuatkan lagi kantor UPT di sebelah timur. Itu termasuk membangun sumur dan hidran di sana supaya bisa digunakan standby,” kata Ahyani.