Rampung, Puskesmas Bantuan Dana Kemanusiaan Kompas
Puskesmas Pacet di Cianjur, Jawa Barat, selesai direhabilitasi setelah gempa November 2022. Perbaikan ini diharapkan bisa membuat layanan kesehatan semakin ideal.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·2 menit baca
CIANJUR, KOMPAS — Setelah rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6, Puskesmas Pacet di Cianjur, Jawa Barat, rampung direhabilitasi. Langkah ini kembali membuktikan kerelawanan selalu ampuh memberi kebaikan kepada sesama manusia.
Perbaikan puskesmas ini hadir lewat program dompet pembaca harian Kompas dan Kompas.id untuk korban gempa. Program yang dikelola Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) itu berhasil mengumpulkan bantuan Rp 2,9 miliar. Sebanyak Rp 300 juta di antaranya digunakan untuk proses tanggap darurat.
Dilakukan kontraktor PT Kharisma Bina Sarana, rehabilitasi dimulai pada 27 Juni 2023 dan rampung pada 5 September 2023. Ada empat bangunan yang direhabilitasi dengan biaya Rp 699.300.000.
Selain pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) untuk ibu hamil, perbaikan dilakukan pada unit pelayanan, administrasi, dan mushala. Perbaikan dilakukan pada atap, lantai, hingga tembok yang rusak.
”Kami sangat berterima kasih DKK menjembatani layanan kesehatan terbaik dengan masyarakat. Semoga menjadi amal ibadah bagi pembaca Kompas. Ini menjadi puskesmas dengan gedung terbaik di Cianjur,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Yusman Faisal saat serah terima bangunan puskesmas di Pacet, Cianjur, Kamis (14/9/2023).
Menurut Yusman, revitalisasi puskesmas ini ikut membantu meringankan pelayanan kesehatan bagi warga Cianjur, khususnya 61.000 warga Pacet. Dia yakin, layanan kesehatan bagi warga Cianjur bakal lebih ideal.
”Saat ini, idealnya butuh 80 puskesmas untuk 2,5 juta warga Cianjur. Namun, sekarang baru ada 47 puskesmas. Masih perlu 33 puskesmas untuk memenuhi rasio 1 unit bagi 30.000 warga. Semoga pelayanan kesehatan di Cianjur akan lebih baik lagi,” katanya.
Sekretaris Camat Pacet Tonny Yuspardi sangat berterima kasih atas kebaikan pembaca Kompas dan Kompas.id. Dia berharap, ada banyak kalangan yang membutuhkan bisa terus terbantu.
”Apresiasi juga kami sampaikan kepada harian Kompas yang tidak pernah absen mengabarkan dan membantu warga yang kesulitan akibat bencana,” katanya.
Menurut Manajer Eksekutif Yayasan DKK Anung Wendyartaka, Puskesmas Pacet dipilih karena saat itu belum mendapat prioritas untuk direhabilitasi pemerintah. Alasannya, kerusakan akibat gempa saat itu tidak masuk kategori rusak parah.
Namun, setelah peninjauan lapangan, ternyata kerusakan di puskesmas layak direhabilitasi. Apalagi, dampak gempa sudah mengganggu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
”Kami berharap rehabilitasi ini dapat membantu pelayanan kesehatan masyarakat kembali normal, bahkan bisa lebih baik daripada sebelumnya,” katanya.