Bentuk Fisik KEK Likupang Belum Tampak, Warga Terus Dilatih Layani Wisatawan
Sekalipun hasil pembangunan KEK Likupang belum tampak, kesiapan warga lokal untuk menyambut wisatawan terus dikembangkan melalui pelatihan. Di masa depan, keberlangsungan KEK Likupang akan dijamin lulusan politeknik.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Sekalipun hasil pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang belum tampak, kesiapan warga lokal untuk menyambut wisatawan terus dikembangkan melalui program-program pelatihan. Di masa depan, keberlangsungan kawasan itu diharapkan akan dijamin oleh lulusan Politeknik Pariwisata Manado.
Selain pemerintah pusat dan daerah, pihak yang terlibat dalam upaya ini adalah PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney serta PT Angkasa Pura I. Kedua badan usaha milik negara (BUMN) itu melatih 30 pelaku pariwisata dalam program InJourney Hospitality House.
Melalui siaran pers, Rabu (16/8/2023), Direktur Sumber Daya Manusia dan Digital InJourney Herdy Harman menyatakan, peserta adalah pemilik dan karyawan penginapan (homestay) dan pengusaha mikro serta kecil yang tinggal di Desa Pulisan, Marinsow, dan Kinunang. Ketiga desa itu masuk dalam area KEK Likupang yang luasnya 197,4 hektar di Kecamatan Likupang Timur.
Pelatihan yang berlangsung 10-12 Agustus 2023 di Balai Desa Pulisan tersebut mencakup empat bidang, yakni cara dan sikap yang baik dalam pelayanan, komunikasi, kebersihan produk, dan lingkungan, serta cara berpenampilan. Metode pembelajaran melibatkan teori sekaligus praktik.
”Selain alam yang indah dan keragaman tradisi budaya, hospitality (keramahtamahan) juga merupakan aset pariwisata bangsa kita yang telah dikenal dunia. Pelaku pariwisata dan masyarakat di destinasi wisata harus turut serta menjaga nilai keramahtamahan, kenyamanan, kebersihan, serta kelestarian itu,” kata Herdy.
Dengan visi itu, InJourney selaku BUMN induk di bidang pariwisata yang membawahkan perusahaan-perusahaan seperti PT Angkasa Pura I menggelar pula pelatihan serupa di empat daerah lain yang pada 2019 ditetapkan sebagai destinasi pariwisata superprioritas (DPSP). Keempatnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Borobudur di Jawa Tengah, dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
”InJourney memiliki semangat membawa keramahtamahan dan keragaman budaya Indonesia kepada dunia. Ini kami lakukan melalui program yang mendorong peningkatan kualitas dan kompetensi SDM bagi pelaku pariwisata serta masyarakat di lima DPSP,” kata Herdy.
Pelatihan yang digelar di Likupang kali ini merupakan kloter pertama. Herdy mengatakan, pihaknya bertekad menggelar pelatihan di 14 kabupaten di sekitar kelima DPSP demi meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi pariwisata.
Hal senada dikatakan Direktur Human Capital PT Angkasa Pura I Israwadi. Pengembangan SDM di Likupang sebagai destinasi pariwisata unggulan di Sulut sangat mendesak karena pada saat yang sama, Bandara Sam Ratulangi, Manado, telah mulai beroperasi selama 24 jam setiap hari untuk mengakomodasi kedatangan penerbangan internasional, seperti China Southern Airlines dan Scoot Air.
”Program InJourney Hospitality House diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM pelaku pariwisata sehingga berdampak langsung pada ekosistem pariwisata. Kalau pelayanan bagus, wisatawan akan datang ke DPSP Likupang,” katanya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey pun menyatakan apresiasi terhadap semua pihak yang turut mendukung pariwisata di Likupang. Hal ini penting karena pariwisata adalah sektor alternatif setelah perkebunan yang ia yakini akan menopang pertumbuhan di Sulut ketimbang lainnya, misalnya industri pengolahan. ”Tidak bisa berkembang karena Sulut jauh dari Jakarta,” kata Olly.
Ia pun menaruh harapan pengembangan pariwisata di Sulut, terutama di Likupang sebagai DPSP, pada lulusan-lulusan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Manado yang kini sedang dalam proses pembangunan. Sekolah vokasi itu ia sebut sebagai bukti dukungan penuh pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam menyejahterakan masyarakat lewat pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengeklaim hampir semua lulusan poltekpar di seluruh negeri memiliki pekerjaan. Menurut dia, 70 persen lulusan akan diserap ke industri pariwisata, sementara 30 persennya berwirausaha.
Dengan perkiraan kebutuhan tenaga kerja di KEK Likupang sebanyak 65.000 orang dalam 10-15 tahun ke depan, Sandiaga menyebut pengembangan SDM di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif tak dapat ditunda-tunda lagi. ”Poltekpar Manado ini hadir untuk menjawab tantangan tersebut, menyediakan kebutuhan SDM yang berkualitas, penuh profesionalitas, berdaya saing, dan tidak kalah dengan SDM di daerah lain,” katanya.