38 Tukik Dilepasliarkan dalam Sedakah Bumi Paguyuban Cahya Buwana di Cilacap
Sebanyak 38 tukik atau anak penyu dilepasliarkan ke Pantai Srandil, Cilacap, Jawa Tengah. Kegiatan itu merupakan rangkaian dari sedekah bumi yang digelar Paguyuban Cahya Buwana.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Sebanyak 38 tukik atau anak penyu lekang dilepasliarkan di Pantai Srandil, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (21/7/2023). Pelepasliaran tukik dalam rangkaian sedekah bumi peringatan Tahun Baru 1 Suro 1957 Saka Jawa oleh Paguyuban Cahya Buwana itu menjadi wujud rasa syukur serta penyeimbang kehidupan.
”Pelepasliaran ini bagian dari ritual ibadat dan juga pelestarian lingkungan. Bagi umat Kejawen, ini untuk memperhatikan ekologi di mana kita harus bisa menyeimbangkan alam agar alam tetap lestari,” kata Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Jumawan, Jumat, di Cilacap.
Jumawan mengatakan, dalam acara itu ada 36 tukik yang berusia 1 bulan dan 2 ekor tukik berusia 13 bulan yang dilepasliarkan. Anak penyu tersebut ditangkarkan di tempat konservasi penyu dan kemudian diadopsi oleh Paguyuban Cahya Buwana untuk dilepasliarkan.
”Harapannya, penyu-penyu ini setelah dewasa bisa kembali lagi ke tempat ini untuk bertelur,” ujarnya.
Ketua Yayasan Cahya Buwana Budianto Hermawan menyampaikan, rangkaian ritual itu dihadiri sekitar 2.000 orang yang disebut sebagai Putra Wayah Cahya Buwana dari sejumlah kota. Selain pelepasan tukik, acara itu juga diisi dengan pelepasan 350 burung perkutut.
”Pelepasan tukik itu tujuannya untuk keseimbangan alam. Dari dalam laut, kan, sudah banyak yang diambil, seperti ikan dan lain-lain. Dengan pelepasan tukik ke laut, ini untuk keseimbangan alam,” ujar Budianto.
Pada acara sedekah bumi itu juga dilakukan kirab ageng sesaji menuju pantai selatan Cilacap pada Jumat sekitar pukul 06.00. Dalam kirab tersebut, dibawa hasil bumi berupa sayur-mayur dan buah-buahan. Selain itu, terdapat gunungan berupa jajanan pasar serta kue.
Ada pula tumpeng warna-warni yang kemudian dilarung ke laut. Setelah berdoa bersama dengan menyalakan dupa, para Putra Wayah Cahya Buwana melepasliarkan tukik serta melarung semua sesaji ke laut.
”Ini saatnya melepas tahun yang lama, membersihkan tahun yang lama, untuk menapak di tahun yang baru. Ini saatnya kita introspeksi diri supaya tahun depan lebih sehat, waras, slamet, sukses,” kata Budianto.
Seperti diketahui, penyu merupakan hewan yang dilindungi dan terancam punah. Sepanjang pantai selatan Jawa merupakan area pendaratan penyu untuk bertelur, mulai dari Palabuhanratu, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, hingga Purworejo.
Dalam rantai makanan dan ekosistem, keberadaan penyu sangat penting. Jika penyu punah, ubur-ubur bisa terlalu banyak dan plankton akan habis dimakan ubur-ubur (Kompas.id, 20/9/2020).
Pelepasan tukik itu tujuannya untuk keseimbangan alam. Dari dalam laut, kan, sudah banyak yang diambil, seperti ikan dan lain-lain