Pascagempa Cianjur, Baru Sebagian Gedung Sekolah yang Diperbaiki
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas memulai pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak akibat gempa di Cianjur.
Oleh
BUDI SUWARNA
·4 menit baca
CIANJUR, KOMPAS — Sekitar tujuh bulan setelah gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, baru sebagian gedung sekolah yang rusak akibat gempa, yang telah diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pemerintah Kabupaten Cianjur berharap, gedung sekolah lainnya bisa segera mendapat giliran perbaikan.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim menjelaskan, sejauh ini Kementerian PUPR telah memperbaiki 136 dari 229 bangunan SD yang rusak, 22 dari 82 gedung SMP yang rusak, dan 50 gedung dari 250 pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang rusak. Di luar itu, ada gedung SMA yang belum mendapat giliran perbaikan.
”Yang sudah tersentuh pun baru sekolah di tujuh kecamatan (dari 32 kecamatan). Sisanya sudah diajukan ke pemerintah pusat, tapi (kami) belum tahu apakah dapat atau tidak,” ujar Akib, Rabu (5/7/2023) kemarin, di acara peletakan batu pertama pembangunan gedung PKBM Sarbini di Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang dan renovasi gedung Puskesmas Pacet di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet.
Pembangunan gedung PKBM Sarbini dan renovasi gedung Puskesmas Pacet dibiayai oleh donasi pembaca harian Kompas/Kompas.id dan hasil penggalangan dana dalam acara Gitaris untuk Negeri yang dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK).
Akib menyampaikan rasa syukurnya karena ada donasi dari pembaca harian Kompas/Kompas.id yang disalurkan untuk program rekonstruksi gedung sekolah yang rusak karena gempa.
”Saya orang yang paling bahagia hari ini karena bantuan ini bisa meningkatkan fasilitas pendidikan yang rusak karena gempa, seperti PKBM Sarbini. Semoga ada lagi donasi seperti ini untuk perbaikan sekolah lainnya,” kata Akib.
Selain membangun kembali sekolah, lanjut Akib, kebutuhan mendesak lainnya adalah menyediakan meja, kursi, serta peralatan sekolah yang rusak akibat gempa. Saat ini, dari 1.430 kelas, baru 200-an kelas yang meja dan kursinya sudah diganti yang baru. Satu kelas rata-rata berisi 20 meja dan 40 kursi.
”Sekarang banyak siswa yang terpaksa belajar ngampar (duduk) di lantai,” ujarnya.
YDKK membangun sembilan ruangan untuk kelas dan kantor beserta sarana dan prasarana belajar mengajar untuk PKBM Sarbini. Seluruhnya merupakan bangunan baru yang dibangun dari nol di lokasi baru sejauh 20-30 meter dari gedung PKBM Sarbini yang lama.
Ketua Yayasan PKBM Sarbini Ema Hermawati berterima kasih sebesar-besarnya kepada para donatur YDKK yang mau membangunkan gedung sekolah baru untuk PKBM Sarbini. ”Insya Allah bangunan ini bisa kami manfaatkan untuk pembangunan kualitas masyarakat, terutama di sektor pendidikan,” ujarnya.
PKBM Sarbini merupakan salah satu PKBM terbesar di Kabupaten Cianjur yang memberi akses pendidikan mulai tingkat PAUD hingga tingkat SMA (kesetaraan). Saat ini, murid PKBM Sarbini sekitar 600 orang dari siswa usia sekolah dan warga di atas 25 tahun.
Pada saat yang sama, YDKK merehabilitasi empat ruangan besar Puskesmas Pacet, terdiri dari ruang layanan utama, ruang layanan penunjang, kantor puskesmas, dan mushala.
Sekretaris Dinas Kesehatan Yusman Faisal mengatakan, bantuan dari YDKK datang pada momen yang tepat. Bencana gempa datang ketika penyusunan anggaran pemerintah sudah selesai sehingga untuk perbaikan puskesmas yang terdampak gempa harus menunggu anggaran tahun berikutnya.
Gempa di Cianjur berkekuatan terjadi pada 21 November 2022. Gempa tersebut memakan banyak korban jiwa dan luka serta merusak hampir 100.000 rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, dan fasilitas publik lainnya.
Kami ingin menjadi bagian dari kolaborasi untuk kebaikan
Ketua YDKK Gesit Ariyanto menjelaskan, YDKK menaruh perhatian untuk membantu sektor pendidikan dan kesehatan karena sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kedua bidang itu perlu diperbaiki bersama-sama oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
”Kami ingin menjadi bagian dari kolaborasi untuk kebaikan,” ujar Gesit.
YDKK yang lahir setelah bencana letusan Gunung Galunggung pada 1982 di Tasikmalaya, Jawa Barat, telah terjun ke banyak lokasi dan terlibat dalam program tanggap bencana ataupun rehabilitasi pascabencana di Indonesia, termasuk bencana tsunami di Aceh dan gempa Cianjur.
Para dermawan dapat menitipkan donasi ke YDKK melalui rekening BCA 0123021433 a/n Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.