Donasi dan Adopsi oleh Warga Jaga Napas Konservasi Penyu Cilacap
Lewat adopsi tukik atau anak penyu, masyarakat bisa turut serta dalam keberlanjutan konservasi penyu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Para pegiat lingkungan di Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap menyelamatkan 700 telur dari sembilan sarang penyu sepanjang 2023. Donasi dan adopsi penyu oleh warga masih menjadi modal utama operasional kelompok swadaya masyarakat ini.
Kelompok ini berada di Pantai Sodong, Cilacap, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Cilacap.
Sejak 2018, pegiat lingkungan dan warga setempat ikut melanggengkan siklus hidup penyu. Pantai itu menjadi salah satu tempat bertelur penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Saat musim bertelur, mereka berpatroli malam mencari sarang telur penyu. Setelah menemukannya, telur dipindahkan ke tempat konservasi berjarak sekitar 600 meter dari pantai.
Sejauh ini, ancaman terbesar adalah manusia pemburu telur penyu, ular, dan biawak.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan, Minggu (2/7/2023), mengatakan, sepanjang 2023, pihaknya menetaskan 125 tukik dari tiga sarang. Sebanyak 20 ekor di antaranya dilepasliarkan atau diadopsi pengunjung.
Menurut Jumawan, keterlibatan pengunjung ikut membantu biaya operasional penetasan penyu. Biaya adopsi seekor tukik antara Rp 50.000-Rp 150.000 setara dengan rata-rata ongkos pakan dan perawatan 100 individu per hari.
”Ongkos itu untuk pembelian pakan berupa kerang dan ikan. Ada juga biaya BBM untuk kendaraan pengangkut air laut,” kata warga Adipala, Cilacap, itu.
Rina (29), pengunjung dari pusat Kota Cilacap berharap wahana ini tetap ada. Selain menjaga alam, konservasi penyu ini juga menjadi tempat menyenangkan bagi anak-anaknya.
”Selain dekat rumah, anak bisa melihat anak penyu dan bermain-main. Lokasinya sejuk, ada tempat bermainnya,” kata Rina.