Nafsu birahi membuat seorang pria berinisial AAT (23) kehilangan akal sehat. Keinginan menggebu untuk menyetubuhi teman perempuannya justru berujung pada pembunuhan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·5 menit baca
Dikuasai nafsu birahi membuat seorang pria berinisial AAT (23) kehilangan akal sehat. Niatnya menyetubuhi teman perempuannya, YSA (22), berujung pada pembunuhan. Kepanikan melanda ATT ketika racikan obatnya malah membuat YSA berwajah pucat. Alih-alih menolong, ATT justru mencekik teman perempuannya itu sampai mengembuskan napas terakhir.
Terkuaknya peristiwa tersebut berawal dari penemuan mayat perempuan di sebuah kebun pisang di Dusun Kalioso, Desa Jetiskarangpung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2023). Saat ditemukan, mayat itu tertutup daun pisang. Penduduk desa pun digegerkan dengan penemuan mayat tak beridentitas itu.
Kepolisian Resor (Polres) Sragen lalu menerjunkan anggotanya guna melakukan penyelidikan. Petugas juga melakukan pemeriksaan forensik dan autopsi. Hasil pemeriksaan menunjukkan korban mati akibat sumbatan saluran pernapasan.
Hal itu ditunjukkan lewat luka lebam pada leher dan luka di bagian dalam saluran pernapasan. Adapun korban disebut telah meninggal lebih kurang 12-24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.
”Dari hasil proaktif dan gerak cepat jajaran Reserse Kriminal Polres Sragen, diketahui identitas korban adalah YSA. Ia berdomisili di wilayah Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jateng,” kata Kepala Polres Sragen Ajun Komisaris Besar Piter Yanottama di Markas Polres Sragen, Selasa (27/6/2023).
Setelah identitas korban diketahui, penelusuran lebih lanjut pun ditempuh. YSA diketahui sempat pergi dari rumahnya sehari sebelum ditemukan meninggal. Kepada orangtuanya, YSA pamit untuk bertemu temannya guna memfotokopi sejumlah dokumen.
Setelah urusan itu selesai, YSA menemui teman laki-lakinya berinisial AAT. Keduanya baru saling kenal selama tiga pekan terakhir melalui platform media sosial bernama ”OMI”. Keduanya berjumpa di rumah kontrakan AAT di wilayah Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jateng.
Di rumah kontrakan itu, hasrat bejat AAT menggelora. Tiba-tiba saja, pria asal Jakarta itu ingin menyetubuhi YSA. Terlintas dalam pikiran pria berbadan kekar itu untuk membuat YSA tak sadarkan diri.
Pikiran jahat itu mendorongnya menggerus sekitar 20 butir obat-obatan miliknya untuk melancarkan aksinya tersebut. Setelah ditelisik, obat-obatan itu terdiri dari obat pereda nyeri, obat asam lambung, obat penurun panas, dan obat anti radang.
Sebelum menggerus obat-obatan itu, AAT meminta YSA keluar untuk membeli secangkir es teh manis. Ketika sang teman keluar, AAT menggerus obat-obat tersebut. Setelah kembali ke kontrakan, YSA kembali diminta membeli satu cangkir lagi es teh manis.
AAT lalu memasukkan sedikit hasil gerusan obat ke salah satu cangkir es teh yang telah dibeli. Es teh yang telah diberi campuran obat itu lalu disuguhkan kepada YSA.
”Beberapa menit setelah meminumnya, korban merasa pusing dan limbung. Efek obatnya mulai terasa sehingga korban berbaring tidur di kamar. Namun, wajah korban mulai pucat dan tidak wajar. Karena pengaruh obat yang dosisnya banyak, mungkin badan korban tidak kuat,” ujar Piter.
Keadaan itu membuat AAT merasa panik. Ia pun menelepon kekasihnya, KN (17), untuk meminta bantuan. Kepada KN, AAT menjelaskan secara detail mengenai rencana jahatnya semula. Anehnya, keduanya tidak cekcok. KN justru berniat membantu pelaku menghilangkan jejak. Namun, saat itu, KN tengah terburu-buru karena mesti melayat anggota keluarganya.
Alhasil, YSA ditinggalkan sejenak di kontrakan AAT. Ia dibungkus kasur tipis dengan kepala tak tertutup. Setelah itu, AAT dan KN pergi melayat. Akan tetapi, di tengah-tengah melayat, AAT kembali ke rumah kontrakannya untuk mengecek kondisi YSA.
Sesampainya di kontrakan, AAT melihat YSA telah siuman dengan kondisi terduduk lemas. YSA juga bertanya kepada AAT yang tampak akan segera beranjak dari tempat itu. Pertanyaan itu membuat AAT semakin panik. Momen itulah yang menggerakkan tubuh AAT untuk mengakhiri hidup YSA. AAT pun nekat mencekik korban sampai kehabisan napas.
Beberapa menit setelah meminumnya, korban merasa pusing dan limbung.
”Ini sangat cocok dengan hasil autopsi yang dimunculkan pihak rumah sakit. Ada luka lebam di leher sampai bagian dalam saluran pernapasan,” kata Piter.
Setelah itu, ungkap Piter, AAT dan KN mencari cara untuk membuang jenazah YSA. Keduanya sempat berkeliling ke sejumlah tempat. Akhirnya, kawasan Sragen dipilih menjadi lokasi pembuangan karena cukup jauh dari kediaman mereka berdua. Sepeda motor milik YSA juga coba dihilangkan jejaknya dengan menjualnya ke Yogyakarta seharga Rp 5 juta.
Namun, pada Sabtu (24/6/2023), AAT berhasil ditangkap jajaran kepolisian di wilayah Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Lelaki itu sempat coba melawan petugas yang akan menangkapnya. Oleh karenanya, salah satu kakinya ditembak.
Atas perbuatannya, AAT dijerat Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Ancaman hukumannya pidana penjara paling lama 15 tahun. ”Sementara itu, KN masih kami dalami lagi. Kita lihat seberapa dalam perannya pada kasus ini. Ini sedang didalami secara komprehensif oleh para penyidik,” kata Piter.
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Derajad Sulistyo Widhyarto, menilai akar masalah kasus tersebut adalah lemahnya pendidikan seksual pada anak. Lebih-lebih hubungan seksual dinilai sebagai suatu hal yang tabu untuk dibicarakan. Untuk itu, anak-anak mencari jawaban sendiri saat terjadi perubahan dan gejolak yang muncul pada tubuh mereka.
”Itu yang kemudian membuat bahaya hubungan laki-laki dan perempuan sesama anak muda ini menjadi sesuatu yang laten. Tidak terlihat. Begitu ada nafsu dan kesempatan, mereka coba melakukan itu,” kata Derajad.
Di sisi lain, lanjut Derajad, anak muda juga mempunyai tubuh yang kuat. Dalam berbagai kasus, naluri fisik mereka yang lebih banyak bicara ketika terjadi kepanikan. Lantas, risiko terjadinya perbuatan teledor juga semakin tinggi terjadi sehingga tak mungkin pula jatuh korban akibat perbuatan tersebut, seperti yang terjadi pada kasus pembunuhan ini.