Keseruan Bermain Tanpa Gawai di ”Kampung Gembira” Sang Bhayangkara
Dengan bermain bersama di luar rumah, anak-anak menjadi lebih akrab serta mengakrabi permainan tradisional sehingga tidak kecanduan gawai.
Keseruan bermain tanpa gawai ditawarkan kepada anak-anak di ”Kampung Kahimungan” atau ”Kampung Gembira”, yang dicetuskan seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sejumlah anak tampak asyik bermain papan seluncur atau skateboard di halaman Masjid Al-Haq, Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (11/6/2023) pagi. Dengan menggunakan tiga papan seluncur, mereka bergantian mengitari halaman masjid.
Anak-anak yang masih belum bisa menjaga keseimbangan dengan baik didampingi. Seorang pelatih memegang tangan si anak saat menaiki papan seluncur, kemudian perlahan-lahan melepasnya setelah si anak bisa menjaga keseimbangan. Anak-anak bermain dengan penuh tawa meskipun harus jatuh bangun.
”Main skateboard ini seru. Ulun (saya) mulai bisa menjaga keseimbangan setelah dua kali latihan. Ulun yakin bisa main skateboard kalau latihan dua atau tiga kali lagi,” kata Gusti Muhammad Dhia (11), siswa Sekolah Dasar Negeri Benua Anyar 2.
Dhia bersama anak-anak lain di Kampung Kahimungan, lingkungan RT 004 RW 001 Banua Anyar, mulai diperkenalkan dengan permainan papan seluncur. Sebelumnya, mereka sudah diperkenalkan dengan beberapa permainan tradisional, seperti logo, gasing, egrang atau batungkau, sumpit, bakiak, dan katapel.
Menurut Muhammad Ferizqo Al-Bukhari (10), siswa Madrasah Ibtidaiyah Taman Pemuda Islam Keramat, Banjarmasin, permainan skateboard lumayan sulit. Kesulitannya adalah menjaga keseimbangan tubuh di atas papan seluncur. ”Ini rasanya lebih sulit dari belajar naik sepeda,” ujarnya.
Meskipun demikian, Ferizqo merasa tertantang untuk menguasai permainan papan seluncur. Ia dan teman-temannya bertekad untuk terus berlatih setiap Minggu pagi. ”Main skateboard ini yang paling asyik. Saya suka sekali. Selain itu, saya juga suka permainan katapel,” kata anak kedua dari dua bersaudara itu.
Baca juga: Kampung Bermain untuk Hidupkan Interaksi Sosial Warga di Banjarmasin
Wakil Ketua Komunitas Indonesia Skateboard (KIS) Kota Banjarmasin Suhairi, selaku pelatih anak-anak di Kampung Kahimungan, menuturkan, dirinya mendapat mandat dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Kota Banjarmasin untuk mengajari anak-anak di kampung bermain menguasai permainan papan seluncur.
Menurut Suhairi, permainan skateboard termasuk olahraga ekstrem dan cukup sulit dikuasai. Namun, dengan latihan rutin selama satu bulan, anak-anak dipastikan bisa menguasai keterampilan dasar bermain papan seluncur, seperti berjalan dan berbelok. ”Kalau sudah jago berjalan dan berbelok, mereka bisa belajar melompat,” katanya.
Antusias belajar
Suhairi sangat senang karena anak-anak di Kampung Kahimungan sangat antusias belajar permainan papan seluncur. Beberapa anak bahkan sudah bisa menjaga keseimbangan dengan cukup baik dan mulai menguasai permainan dasar berjalan serta berbelok. Dengan latihan rutin, mereka dipastikan segera bisa menguasai permainan papan seluncur.
”Kalau sudah menguasai, permainan skateboard ini juga bisa bikin kecanduan. Tetapi lebih baik kecanduan main ini daripada kecanduan main gadget (gawai),” katanya sambil tertawa.
Baca juga: Banjarmasin Bernapaskan Kampung Bermain
Ketua RT 004 RW 001 Banua Anyar Suhro Wardi mengatakan, permainan papan seluncur diperkenalkan kepada anak-anak sejak Kampung Kahimungan diresmikan oleh Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina sebagai kampung bermain ke-12 di Banjarmasin pada 16 Oktober 2021. Dalam bahasa Banjar, kahimungan berarti senang atau gembira.
”Ketika dipercaya warga menjadi ketua RT pada tahun 2018, ulun ingin warga lebih akrab satu sama lain, hidup rukun, dan selalu himung (gembira). Dalam rapat warga, akhirnya tercetuslah nama Kampung Kahimungan,” tutur anggota Polri berpangkat Brigadir Kepala itu.
Sejak menyandang nama Kampung Kahimungan, lingkungan RT 004 RW 001 Banua Anyar yang terdiri atas tiga gang dan ditempati sekitar 120 keluarga pun berbenah. Keamanan dan ketertiban masyarakat betul-betul dijaga. Terlebih karena daerah setempat adalah tujuan wisata kuliner di Banjarmasin.
Untuk membuat warga hidup rukun dan penuh kegembiraan, anak-anak diajak bermain bersama di luar rumah supaya lebih akrab dengan permainan tradisional dan tidak kecanduan gawai. Para ibu rutin berkumpul untuk arisan, masak, dan senam. Para bapak juga selalu solid menjaga suasana lingkungan tetap kondusif.
”Kampung Kahimungan kini menjadi salah satu kampung bermain di bawah binaan Kormi Banjarmasin. Kegiatan rutinnya adalah bermain dan berolahraga bersama setiap Minggu pagi,” kata Suhro, yang saat ini berprofesi sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Kelurahan Kelayan Dalam, Banjarmasin Selatan.
Pada Minggu (11/6/2023) pagi, saat anak-anak Kampung Kahimungan bermain papan seluncur di halaman Masjid Al-Haq, para ibunya berolahraga senam di halaman rumah warga di Gang Sa’wanah. Mereka menggerakkan badan mengikuti irama lagu dan gerakan instruktur.
Memfasilitasi warga
Menurut Suhro, Kampung Bermain Kahimungan memfasilitasi warganya untuk melakukan berbagai kegiatan bersama, seperti bermain permainan tradisional, olahraga, dan juga belajar tertib berlalu lintas. ”Kampung ini dicetuskan untuk membuat anak-anak himung (senang) bermain di luar rumah sehingga mereka tidak kecanduan gadget,” ujarnya.
Baca juga: Dunia Seru Bernama Permainan Tradisional di Banjarmasin
Ketua Kormi Kota Banjarmasin Uzlah saat peresmian Kampung Bermain Kahimungan mengatakan, kampung bermain adalah tempat anak-anak dan orang dewasa bermain serta berolahraga bersama. ”Kampung bermain juga diharapkan menjadi sentra kegiatan induk olahraga rekreasi dan wadah pembinaan atlet olahraga tradisional sejak dini,” katanya.
Hanafiah, warga Kelurahan Banua Anyar, mengaku senang dengan pembentukan kampung bermain, yang memfasilitasi anak-anak bermain bersama tanpa gawai di luar rumah. ”Anak-anak zaman sekarang kebanyakan main gadget. Sebagai orang tua, ulun sangat mendukung anak-anak mengurangi main gadget,” katanya.
Suhro mengatakan, dirinya tetap berikhtiar menjaga warisan permainan tradisional di Kampung Kahimungan. Semua warga juga mendukung program itu. Bahkan, warga tetap mendukungnya sebagai ketua RT. Pada pemilihan pertama, ia menjadi ketua RT dengan masa tiga tahun, 2018-2021. Kemudian, pada pemilihan kedua, ia kembali menjadi ketua RT dengan masa lima tahun, 2021-2026.
”Sebagai anggota Polri, khususnya Bhabinkamtibmas, ulun merasa diberi kepercayaan untuk mengayomi masyarakat. Karena itu, ulun berusaha sebaik mungkin menjalankan tugas pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat di tempat tugas maupun di lingkungan tempat tinggal,” kata bapak dua anak itu.