Layanan Komputasi Awan Semakin Penting bagi Asia Tenggara
ASEAN dinilai memiliki peran penting bagi masa depan komputasi awan. Apalagi dengan terus tumbuhnya inovasi digital di sana. Dukungan layanan dan investasi seperti dari Amazon Web Services atau AWS terus diberikan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Layanan komputasi awan dinilai semakin penting bagi negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terutama untuk menghadirkan inovasi digital dalam meningkatkan layanan publik. Investasi untuk pengembangan komputasi awan juga terus diberikan, termasuk dari penyedia layanan penyimpanan data berbasis sistem komputasi awan (cloud)- Amazon Web Services atau AWS bersama mitranya.
Hal itu mengemuka dalam AWS Summit ASEAN 2023 yang berlangsung di Sands Expo and Convention Centre, Singapura, Kamis (4/5/2023). AWS Summit ASEAN adalah kegiatan yang diselenggarakan AWS untuk mempertemukan komunitas layanan komputasi awan di kawasan Asia Tenggara. Tercatat ada 4.800 yang hadir secara langsung dan 3.300 orang secara daring dalam acara tersebut.
Managing Director ASEAN AWS Conor McNamara dalam pidato kuncinya menyebutkan enam topik yang menjadi bahasan utama, antara lain, layanan keuangan (financial services), pengetahuan (insight), keamanan dan adaptasi (security and compliance), pengembangan bersama AWS (Build on.AWS), dan sektor publik.
Keenam topik itu kemudian dibagi dalam lebih dari 55 lebih sesi pemaparan dan lokakarya. Para pembicara berasal dari 50 lebih pelanggan AWS di Asia Tenggara, termasuk 35 sponsor dan mitra. Pada hari yang sama, pengunjung yang datang juga bisa mengikuti simulasi langsung 15 gerai.
Conor mengatakan, visi mereka untuk Asia Tenggara adalah meningkatkan kehidupan, mengangkat komunitas, dan membangun teknologi digital yang benar-benar inklusif di ASEAN. Oleh karena itu, berbagai investasi telah mereka lakukan untuk ASEAN sejak memiliki kantor pertama di Singapura pada 2010 silam.
Senada dengan Conor, Regional Managing Director ASEAN and Worldwide Public Sector AWS Eric Conrad mengatakan, mereka sangat optimistis terhadap Asia Tenggara dalam layanan komputasi awan di masa depan, termasuk Indonesia.
Menurut Eric, saat ini AWS melihat bagaimana organisasi di sektor publik termasuk pemerintah di Asia Tenggara bergerak ke fase baru dari evolusi digital mereka melalui komputasi awan.
Eric mengatakan, komputasi awan, dalam hal ini, akan memainkan peran yang lebih besar untuk membantu pemerintah dan organisasi pelayanan sektor publik di Asia Tenggara terhadap berbagai hal.
”Baik itu untuk menyampaikan prioritas (kebijakan) nasional, meningkatkan taraf hidup masyarakat, maupun mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Eric.
Menurut Eric, dalam perjalanan AWS bersama pelanggannya, berbagai inovasi digital dengan pemanfaatan komputasi awan di Asia Tenggara telah memberi dampak signifikan.
Di Indonesia, misalnya, AWS memiliki pelanggan dari berbagai sektor pelayanan publik. Eric mencontohkan Halodoc, perusahaan telekonsultasi kesehatan yang telah menjangkau lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan sejak diluncurkan di AWS pada tahun 2016.
Menurut Eric, Halodoc telah menggunakan kemampuan layanan komputasi awan, termasuk pembelajaran mesin, keamanan, dan basis data dari AWS untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien di seluruh Indonesia, mulai dari telekonsultasi, pengiriman obat, perawatan kesehatan holistik, hingga rekomendasi dokter dan apotek.
AWS juga mendukung pengembangan kota pintar di Indonesia. Misalnya melayani pengembangan Jakarta Smart City. Direktur Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha yang hadir di Singapura menjelaskan, saat ini mereka masih dalam proses migrasi menuju layanan berbasis komputasi awan secara penuh.
Sejalan dengan itu, berbagai layanan berbasis komputasi awan telah dijalankan dan memberi manfaat bagi masyarakat. Misalnya lewat layanan Cepat Respon Masyarakat (CRM) yang mengintegrasikan belasan kanal aduan bagi masyarakat DKI Jakarta.
Investasi
Melihat pentingnya Asia Tenggara, kata Eric, AWS berkomitmen untuk mendukung pengembangan layanan komputasi awan di negara-negara di Asia Tenggara. Hal itu dilakukan dengan investasi jangka panjang, baik untuk membangun infrastruktur, pelatihan keterampilan digital, hingga proyek energi baru terbarukan dalam upaya mewujudkan komitmen pengurangan emisi karbon.
Menurut Eric, pada 2010, AWS meluncurkan AWS Asia Pasifik Regional Singapura. Mereka menginvestasikan lebih dari 6,5 juta dollar AS untuk pengembangan infrastruktur lokal dan lapangan kerja.
”Kami juga melatih lebih dari 200.000 orang di sana dengan kemampuan komputasi awan sejak 2017,” kata Eric.
Pada Desember 2021, AWS juga meluncurkan AWS Asia Pasifik Regional Jakarta dan berkomitmen untuk berinvestasi hingga 5 juta dollar AS selama 15 tahun di Indonesia. ”Harapannya, itu akan membuka 24.000 lapangan kerja dan menyumbang pendapatan negara (Indonesia) hingga 10,9 juta dollar Amerika,” kata Eric.
Menurut Eric, jika ditotal, sejak 2017, mereka telah melatih keahlian di bidang komputasi awan untuk sekitar satu juta orang di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia yang saat ini telah mencapai 400.000 orang dan merupakan paling banyak di kawasan Asia Tenggara. Sementara di Singapura 200.000 orang dan Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam masing-masing 50.000 orang.