Operasi Ketupat Musi Dimulai, Dua Jalur Rawan Menjadi Perhatian
Sebanyak 5.807 personel gabungan dikerahkan untuk mengatur pergerakan pemudik di kawasan rawan kecelakaan dan kemacetan di Sumsel. Dua daerah menjadi pusat perhatian. Pemudik pun terpantau sudah memasuki Sumsel.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jalan Tol Palembang-Kayu Agung dan ruas arteri Palembang-Betung kembali mendapat perhatian penting dalam arus mudik tahun ini di Sumatera Selatan. Sebanyak 5.807 personel diturunkan mengantisipasi potensi itu.
Hal itu disampaikan Kepala Polda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Albertus Rachmad Wibowo seusai memimpin gelar pasukan Operasi Ketupat Musi 2023 di Palembang, Senin (17/4/2023).
Rachmad menjelaskan, Jalan Tol Kayu Agung-Palembang menjadi perhatian karena kontur jalan bergelombang dan beberapa titik berlubang.
”Perbaikan (jalan) masih terus berlangsung,” ungkapnya.
Selain itu, ada aktivitas pembakaran batok kelapa yang asapnya mengarah ke jalan tol. Selama mudik Lebaran, warga diminta menghentikan aktivitas itu.
Sejauh ini, minat warga melintas di jalan sepanjang 42 kilometer itu terbilang tinggi. Menghubungkan Palembang-Lampung, Rachmad mengatakan, kini sudah terjadi lonjakan pemudik. Dari biasanya 5.000 kendaraan per hari menjadi 10.000 kendaraan per hari.
Karena itu, berbagai persiapan telah dilakukan bersama pengelola tol, seperti menyediakan 21 mobil patroli. Ada juga 29 mobil derek yang siaga jika ada insiden di tol.
Manajer Operasional Waskita Sriwijaya Tol Sabdo Hari Mukti menuturkan, perbaikan jalan masih dilakukan. Pihaknya ingin memastikan kenyamanan pemudik di perjalanan.
Selain itu, ungkap Sabdo, risiko kemacetan di gerbang tol juga diantisipasi. Pengelola jalan tol menambah gardu tol. Dari dua masuk dan dua keluar menjadi tiga masuk dan empat keluar. Transaksi juga disediakan lewat pembayaran elektronik.
Sebelumnya, Ketua DPRD Sumsel Anita Noeringhati mengingatkan, potensi kemacetan di gerbang tol. Baik pengelola tol maupun instansi terkait harus memiliki strategi untuk mengurai potensi kemacetan sekecil apa pun agar pemudik tidak dirugikan.
Di sisi lain, petugas kesehatan juga perlu ditempatkan di setiap posko agar jika ada pemudik yang sakit atau kelelahan bisa segera ditangani.
Jalur Palembang-BetungRachmad menambahkan, selain jalur tol, jalan arteri Palembang-Betung sejauh 57 kilometer juga rawan kemacetan. Kapasitas jalan tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas.
”Ada juga aktivitas pasar tumpah di sana yang juga berpotensi mengganggu lalu lintas jalan,” ujarnya.
Titik terawan ada di Simpang Tiga Taman Kota Betung. Di sana merupakan pertemuan kendaraan dari arah Jambi, Palembang, dan Sekayu.
”Karena jalannya sempit, jika ada truk yang mogok atau bus yang menyalip maka akan menyebabkan kemacetan,” jelasnya.
Risiko kemacetan di jalur Palembang-Betung cukup tinggi mengingat kontur lintasannya pun berliku dan menanjak. ”Jika ada truk yang kelebihan muatan dan tidak kuat menanjak, itu bisa memicu kemacetan,” ujar Rachmad.
Oleh karena itu, sejak 17 April 2023 mulai pukul 16.00, kendaraan pengangkut sejumlah komoditas, seperti minyak sawit mentah, karet, dan jenis lain, dilarang melintas hingga H +7 Lebaran.
”Hanya truk pengangkut bahan bakar dan bahan pangan yang bisa melintas,” ujar Rachmad.
Perbatasan Sumsel dan Jambi di Kabupaten Musi Rawas Utara-Sarolangun, juga rawan. Ruas jalannya hampir sama dengan Palembang-Betung.
Selain berkelok dan menanjak, jalan itu juga kerap dilintasi kendaraan besar. ”Karena itu, saya mengimbau agar pemudik lebih berhati-hati dan berkonsentrasi di jalan. Setelah tiga jam berkendara, sebaiknya pemudik beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga,” ujar Rachmad.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Pratama Adhyasastra menuturkan, untuk mengantisipasi kemacetan di jalur rawan, pihaknya akan menerjunkan tim pengurai di sana. Jika terjadi kemacetan, langkah antisipasi bisa segera diterapkan sehingga lalu lintas kembali lancar.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumsel Budiamin menuturkan, kemantapan jalan di Sumsel sudah mencapai 94,49 persen.
Selain itu, ujar Budiamin, pihaknya sudah menyediakan 134 alat berat yang ditempatkan di sejumlah titik rawan kecelakaan, kemacetan, dan rawan bencana.
”Kami menargetkan paling lambat dalam waktu dua jam setelah laporan datang, alat berat sudah sampai ke tempat yang dibutuhkan,” katanya.