Ganjar Mengaku Kecewa Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kecewa Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kendati demikian, ia menilai, hal itu bukan akhir dari segalanya. Banyak ajang lain yang bisa disiapkan untuk digelar.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
KOMPAS/NINA SUSILO
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kecewa dengan keputusan FIFA yang membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebelumnya, Ganjar sempat menyatakan penolakan terhadap keikutsertaan Israel dalam ajang tersebut.
”Kecewalah, kita sudah menyiapkan sejak awal kok. Kan tinggal beberapa catatan saja yang bisa kita lakukan. Kalau saya boleh menyampaikan, ada di awal-awal waktu itu saya berkomunikasi sebelum saya statement kepada seluruh kementerian, termasuk PSSI, ada, lah, peluang-peluang untuk co-host sehingga relasi antarbangsa dan negara serta konstitusinya terpegang dan olahraganya bisa tetap jalan,” ucap Ganjar di Kota Semarang, Jateng Kamis (30/3/2023).
Ganjar mengaku sudah membaca kabar di media massa terkait dengan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kendati demikian, Ganjar masih akan menunggu keputusan resmi dari FIFA dan PSSI. Hingga Kamis pagi, Pemerintah Indonesia dan PSSI, disebut Ganjar, belum menerima surat dari FIFA.
Menurut Ganjar, Presiden Joko Widodo masih memiliki tekad yang kuat agar Piala Dunia U-20 2023 tetap terselenggara di Indonesia. Ada beberapa skenario yang dinilai Ganjar bisa dilakukan. ”Tunggu keputusan satu tahap lagi, yang kalau bahasanya Mas Gibran (Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka) di tweet-nya itu ada plan B dan plan C. Mudah-mudahan ada keputusan yang baik untuk kita semua,” ujarnya.
Warga melintasi hitungan mundur menuju Piala Dunia U-20 yang tidak menyala kembali di halaman kantor PSSI di GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023). FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Polemik keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 yang diikuti penolakan beberapa kepala daerah diduga turut menjadi dasar FIFA menganggap Indonesia tidak mampu menyelenggarakan turnamen sepak bola yunior tertinggi itu. Ganjar termasuk salah satu kepala daerah yang menolak keikutsertaan Israel.
Penolakan itu disampaikan Ganjar pada Kamis (23/3/2023) di Semarang. Ganjar menganggap, penolakan tersebut sebagai perwujudan komitmen bersama untuk mendukung upaya kemerdekaan Palestina sesuai dengan amanat Bung Karno sebagai salah satu proklamator Indonesia. Sebagai kader PDI Perjuangan, Ganjar memegang teguh amanat tersebut.
Selain itu, Ganjar juga menilai aksi-aksi kekerasan di Palestina cenderung meningkat akhir-akhir ini. Ganjar menyebut, dirinya juga mencermati kemunculan kelompok politik dalam pemerintahan Israel yang menolak mengakui kemerdekaan Palestina.
”Karena itu, penting bagi kita untuk tetap menyuarakan dukungan kita pada perjuangan Palestina. Saya berharap agar diupayakan langkah-langkah terobosan bersama tanpa kehadiran Israel,” katanya pekan lalu.
DOKUMENTASI HUMAS PSSI
Pemain tim Indonesia U-20 (dari kanan ke kiri), Hugo Samir, Sultan Zaky Pramana, dan Arkhan Kaka Putra menangis setelah diberi tahu bahwa FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di lobi Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Setelah pengumuman terkait batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Ganjar mendapat kritik dari sejumlah pihak, termasuk dari pemain timnas U-20 Indonesia, Hokky Caraka. Hokky menyampaikan kritiknya dalam kolom komentar salah satu unggahan Ganjar di Instagram.
”Makasih banyak pak. Oiya pak, kami tahu nasib bapak sudah terjamin. Masa depan bapak juga sudah bagus, sedangkan kami pak? Kami baru merintis karir menjadi lebih baik, tapi batu lompatan kami sudah dihancurkan sama bapak. #mkshganjar_pranowo,” tulis Hokky.
Ganjar mengungkapkan, kritik yang ditujukan kepadanya merupakan risiko dari sebuah keputusan. Ia mengingatkan kepada para pemain timnas untuk tetap bersemangat.
”Ini bukan kiamat. Harus berlatih dan kita harus membangun sepak bola kita dengan serius, dengan utuh. Kita kasih semangat mereka, banyak event yang bisa kita siapkan,” imbuhnya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pekerja menata karangan bunga yang ada di halaman kantor PSSI di GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Keputusan membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah diumumkan FIFA setelah pertemuan sekitar empat jam antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar, Rabu (29/3/2023) petang WIB. Lobi yang dilakukan tetap gagal mengubah pandangan FIFA terhadap Indonesia (Kompas.id, 30/3).
Dalam pernyataan tertulis, Erick menyatakan sudah berjuang maksimal saat bertemu Presiden FIFA untuk memperjuangkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Tanah Air. Namun, posisi Indonesia sebagai salah satu anggota FIFA membuat Indonesia harus tunduk pada kewenangan dan keputusan FIFA.
Ini bukan kiamat. Harus berlatih dan kita harus membangun sepak bola kita dengan serius, dengan utuh.
”Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan ajang yang kita nantikan itu,” ujar Erick.
Ia menambahkan, keputusan yang merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota ini tidak bisa ditolak lagi. ”Saya minta semua pencinta sepak bola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini. Ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi,” pungkasnya.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Suasana pengerjaan renovasi untuk gelaran Piala Dunia U-20 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/3/2023).
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menghormati keputusan FIFA yang mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ia legawa laga final yang seharusnya digelar di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, itu batal. Stadion yang hampir rampung renovasinya tersebut akan digunakan kembali sebagai kandang tim sepak bola lokal, Persis Solo.
”Tidak apa-apa. Ini kita jadikan pelajaran bersama. Kita sekarang fokus ke Persis Solo saja. Persis mainnya lagi bagus. Kita dorong biar bisa main lagi di Stadion Manahan,” kata Gibran, mengenakan seragam kandang Persis Solo, di kompleks Balai Kota Surakarta, Kamis.
Sebelumnya, laga kandang bagi Persis Solo terpaksa digelar di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal itu dilakukan karena Stadion Manahan direnovasi untuk Piala Dunia U-20 sejak akhir Desember 2022.