Pembatalan Piala Dunia U-20 Indonesia oleh FIFA mendorong Pemerintah Kota Surabaya mengalihkan fokus pemanfaatan Stadion Gelora Bung Tomo untuk segera dapat dimanfaatkan sebagai kandang Persebaya Surabaya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pekerja merawat rumput Stadion Gelora Bung Tomo di tengah persiapan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/3/2023). Sejumlah persiapan masih terus dilakukan di stadion yang akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut. Namun, FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.
SURABAYA, KOMPAS — Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia mendorong Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengalihkan fokus pemanfaatan Stadion Gelora Bung Tomo untuk Liga 1 bagi Persebaya Surabaya.
”Sudah keputusan FIFA, tidak usah ngomong Piala Dunia U-20,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (30/3/2023). Surabaya merupakan satu dari enam lokasi bersama Palembang, Jakarta, Bandung, Solo, dan Gianyar yang diusulkan oleh PSSI kepada FIFA sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 yang direncanakan pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Bahkan, sampai dengan Rabu (29/3/2023) malam ketika FIFA mengumumkan pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, penyempurnaan prasarana dan sarana termasuk di Stadion Gelora Bung Tomo dan Lapangan A, B, C, Stadion Gelora 10 November, dan Lapangan THOR di Surabaya masih dilaksanakan.
Lapangan tempat untuk latihan di Stadion Gelora Bung Tomo di tengah persiapan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/3/2023). Sejumlah persiapan masih terus dilakukan di stadion yang akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut. FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah sehingga turnamen ini batal.
Pembatalan itu, menurut Eri, membuat pemerintah mengalihkan fokus pemanfaatan Gelora Bung Tomo sebagai kandang Persebaya. Selama penyempurnaan untuk persiapan Piala Dunia U-20, ”Green Force”, julukan Persebaya, untuk sementara pindah kandang ke Stadion Gelora Joko Samudro di Gresik. Sebelumnya Persebaya memakai Stadion Gelora Delta di Sidoarjo untuk laga kandang. Gelora Bung Tomo disterilkan untuk laga-laga sepak bola sejak 2 Januari 2023.
”Gelora Bung Tomo dapat dimanfaatkan oleh Persebaya,” kata Eri. Namun, pemanfaatan kompleks stadion berkapasitas 46.800 kursi itu menunggu penyelesaian proyek penyempurnaan dan serah terima. Stadion yang dibangun kurun 2008-2010 itu sudah berstandar internasional sehingga dapat dimanfaatkan untuk laga-laga tim nasional atau tim kelompok umur ke turnamen internasional. Gelora Bung Tomo, 14-18 September 2022, pernah digunakan oleh tim U-20 untuk kualifikasi Piala Asia U-20 Uzbekistan 2023.
Petugas menambal bagian dinding yang retak di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/11/2019). Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan dana hampir Rp 600 miliar untuk pembenahan Stadion Gelora Bung Tomo.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati menambahkan, acara Road to World Cup yang disiapkan berupa laga sepak bola mini di tingkat kampung atau rukun warga juga batal. Namun, turnamen lokal akan didorong untuk pembibitan sepak bola di ibu kota Jatim tersebut.
”Turnamen tingkat lokal akan didorong sehingga pencarian bakat pemain sepak bola dapat berjalan, kata Wiwiek.
Turnamen atau kompetisi sepak bola junior selama ini berlangsung di tingkat klub atau Persebaya melalui Kompetisi Kapal Api, Asosiasi Provinsi PSSI Jatim melalui Liga 3 Nasional, dan PSSI melalui Elite Pro Academy.
Stadion Gelora Bung Tomo di tengah persiapan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/3/2023). Sejumlah persiapan masih terus dilakukan di stadion yang akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut meski FIFA akhirnya mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.
Secara terpisah, anggota DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, mengatakan, kalangan warga Surabaya patut kecewa dengan pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Menurut sepengetahuan Arif, hampir Rp 600 miliar telah dialokasikan melalui APBD Kota Surabaya 2020-2023 khusus untuk persiapan turnamen terakbar kelompok umur di bawah 20 tahun itu.
”Namun, selain kekecewaan, perlu dilihat hikmah dari pembatalan itu,” kata Arif. Dengan pengusulan Surabaya sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20, ada perhatian khusus berupa alokasi biaya untuk perbaikan dan penyempurnaan prasarana dan sarana. Misalnya, pembangunan Lapangan A, B, C, penyemprotan mikroorganisme di TPA Benowo di samping Gelora Bung Tomo untuk mencegah bau tak sedap, peningkatan daya listrik, dan pembangunan akses khusus dari Jalan Tol Surabaya-Gresik.