Sejak 2019 hingga 2022, Aceh telah dilanda 335 kali angin puting beliung yang mengakibatkan 780 rumah rusak dengan nilai kerugian Rp 70,4 miliar.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
DOK BPBA ACEH
Rumah warga rusak karena diterjang angin puting beliung di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (23/3/2023). Sejak 2019 hingga 2022, Aceh telah dilanda 335 kali angin puting beliung yang merusak 780 rumah dengan nilai kerugian Rp 70,4 miliar.
KUTACANE, KOMPAS — Bencana angin puting beliung melanda sejumlah desa di Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebanyak 18 rumah warga rusak berat dan dua masjid rusak berat. Warga yang kehilangan rumah kini mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Aceh Tenggara Nazmi Desky dihubungi dari Banda Aceh, Kamis (23/3/2024), mengatakan, pada Rabu siang saat warga sedang merayakan meugang cuaca buruk melanda Kecamatan Lawe Sigala, Bukit Tusam, dan Tanoh Alas. Langit yang cerah berubah kelabu, suasana yang semula tenang berubah menakutkan.
Angin puting beliung mengamuk menerjang apa saja yang ada. Atap rumah dinding kayu terlepas dari dudukannya terempas ke tanah. Warga berlindung dalam rumah. ”Tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian mencapai puluhan juta,” kata Nazmi.
Warga yang kehilangan tempat tinggal kini mengungsi ke rumah kerabat. Pemerintah belum memutuskan bagaimana penyaluran bantuan bagi korban.
Seusai angin puting beliung, Aceh Tenggara diguyur hujan deras yang memicu banjir. Hingga Kamis, ratusan rumah masih tergenang. Namun, tidak warga yang mengungsi karena banjir.
Angin puting beliung juga melanda Kabupaten Aceh Barat. Tiga rumah rusak berat setelah ditimpa pohon tumbang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prakiraan cuaca hingga 25 Maret 2023 Aceh berpotensi dilanda hujan sedang-lebat. Sebagai daerah rawan bencana alam, pemerintah daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan.
Bencana angin puting beliung termasuk paling sering terjadi di Aceh di bawah banjir genangan dan kebakaran permukiman. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sejak 2019 hingga 2022, Aceh telah dilanda 335 kali angin puting beliung yang mengakibatkan 780 rumah rusak dengan nilai kerugian Rp 70,4 miliar.
Puting beliung merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Puting beliung berpotensi melanda suatu wilayah pada masa transisi atau pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.
Sesuai definisi, puting beliung merupakan angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai, keluar dari awan kumulonimbus (CB) dan terjadi di daratan. Jika terjadi di laut, dinamakan water spout (Kompas, 20/10/2020).
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Aceh Hasan Dibangka menuturkan, pemetaan kawasan rawan bencana angin puting beliung perlu dilakukan. Warga yang tinggal di kawasan yang rawan perlu edukasi lebih masif agar mereka tidak menjadi korban.
Hasan mengatakan, pendidikan kebencanaan harus diterapkan sejak dini agar tumbuh menjadi budaya. ”Pembentukan warga tangguh bencana dimulai dari keluarga dan desa,” kata Hasan.
KOMPAS/ZULKARNAINI
Warga Kota Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, menerobos banjir yang menggenangi permukiman pada Desember 2017. Pemprov Aceh meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana.
Menurut Hasan, warga korban harus dipastikan untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi.
Sebelumnya, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Irham Fahmi mengatakan, bencana menjadi penghambat pembangunan. Dia melihat banyak warga korban bencana jatuh miskin lantaran harta benda hancur dan hilang karena bencana alam.