Bangunan Candi Borobudur Ditargetkan Dibuka Saat Libur Lebaran
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko akan kembali mengkaji kunjungan wisata ke bangunan Candi Borobudur. Tujuannya, persiapan menyambut wisatawan saat libur Lebaran.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Candi Borobudur tampak ramai dikunjungi wisatawan, Selasa (21/6/2022). Demi menjaga kelestarian candi, jumlah pengunjung yang naik ke bangunan candi akan dibatasi. Namun, hingga saat ini, struktur bangunan Candi Borobudur masih ditutup untuk kunjungan.
MAGELANG, KOMPAS — Bangunan Candi Borobudur direncanakan bisa dikunjungi wisatawan pada Libur Lebaran tahun ini. Uji coba kunjungan lanjutannya ditargetkan bisa segera dilakukan dalam waktu dekat. Jika pada 1-15 Maret 2023 dibatasi 400 per hari, kali ini akan melibatkan sedikitnya 1.200 per hari.
Bangunan utama Candi Borobudur hingga kini masih belum leluasa dikunjungi wisatawan. Pemerintah masih mengkaji aspek konservasi dan penetapan prosedur standar operasi kunjungan.
”Kajian lapangan sebagai observasi, perlu dilaksanakan sehingga di masa liburan Lebaran, kami benar-benar siap untuk mulai menerima 1.200 wisatawan per hari di bangunan candi,” ujar General Manager Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Jamaludin Mawardi di Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/3/2023).
Jamaludin mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat izin permohonan untuk pelaksanaan kajian lapangan tahap selanjutnya. Diharapkan, kajian atau uji coba kunjungan tersebut bisa segera dilaksanakan minggu ini.
Wisatawan berkunjung dan melihat kemegahan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (12/11/2022). Jumlah wisatawan di Candi Borobudur dibatasi hanya 1.200 setiap hari. Hal ini sebagai upaya pelestarian bangunan candi dengan pembatasan pengunjung.
Jamaludin mengatakan, masih ada sejumlah perbaikan yang harus dilakukan berkaca dari kajian sebelumnya. Salah satunya adalah perbaikan upanat atau sandal yang wajib dikenakan pengunjung saat naik ke bangunan candi.
Desainnya sengaja dibuat mirip dengan sandal yang terdapat pada panel 150 relief Karmawibhangga Candi Borobudur. Sandal ringan itu berbahan anyaman pandan dan berciri khas bulatan penjempit jempol kaki.
”Desain sandal mungkin akan kami ubah menjadi model selop,” ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati mengatakan, desain upanat saat ini memang dikeluhkan sebagian wisatawan, terutama asing. ”Rata-rata wisatawan asing tidak terbiasa memakai sandal dengan jepitan di bagian jempol seperti sandal upanat,” ujarnya.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Sandal Upanat produksi Basiyo, perajin asal Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur.
Selain desain, sosialisasi penggunaan sandal juga akan ditingkatkan. Ia mencontohkan, masih ada sejumlah wisatawan yang tidak bisa menggunakannya dengan benar.
”Jempol harusnya menjepit bulatan pada sandal. Namun, sebagian pengunjung justru menginjak bulatan tersebut,” ujarnya.
Ketua Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang Edwar Alfian berharap bangunan candi bisa kembali didatangi wisatawan. Dia menerima banyak harapan yang sama dari biro wisata. ”Candi Borobudur masih jadi magnet utama kunjungan di Kabupaten Magelang,” ujarnya.