Jelang Puasa, Harga Bahan Pokok di Palangkaraya Merangkak Naik
Sejumlah harga barang kebutuhan pokok di Palangkaraya, Kalteng, merangkak naik. Pemerintah mulai aktifkan kembali pasar penyeimbang agar harga kembali stabil.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Menjelang bulan Ramadhan, sejumlah harga barang kebutuhan pokok di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mulai naik. Meski tak signifikan, warga tetap khawatir harga akan terus melonjak seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah pun memaksimalkan pasar penyeimbang dan bagi-bagi bahan pokok murah.
Yuniarti (30), warga Pahandut, yang ditemui di Pasar Besar Palangkaraya, Senin (13/3/2023), mengaku khawatir harga bahan pokok akan makin naik jelang Ramadhan dan Lebaran. Hal itu selalu terjadi setiap menjelang hari raya. ”Khawatir juga sih, tetapi ya mau bagaimana lagi. Setiap tahun juga begitu, kok,” ujarnya.
Saat ini, di Pasar Besar Palangkaraya, harga ayam potong naik dari Rp 38.000 per kilogram menjadi Rp 42.000 per kg. Selain ayam potong, harga cabai rawit merah juga naik dari harga normal hanya Rp 60.000 per kg kini menjadi Rp 65.000 per kg. Harga beras pun mengalami kenaikan dari harga normal hanya Rp 18.000 per kg kini berkisar Rp 24.000-Rp 25.000 per kg.
Suharni (46), pedagang barang kebutuhan pokok di Pasar Besar Palangkaraya, menjelaskan, harga beras yang tinggi merupakan beras yang diproduksi dari Kalimantan Selatan dengan merek dagang Mayang. Sementara beras produksi Kalteng masih di harga normal, yakni Rp 9.500 per kg. Namun, beras itu belum banyak diminati warga Palangkaraya.
”Kalau beras dari Kalsel itu karena sudah lama dijual di sini, ya, mungkin masih jadi favorit. Kalau yang dari Kalteng mungkin belum semua tahu,” kata Suharni.
Selain beras, ayam potong merupakan komoditas yang paling sering menyumbang inflasi daerah. Dani, pedagang ayam potong di Pasar Besar Palangkaraya, mengatakan, harga yang ia tentukan sudah menjadi kesepakatan di antara pedagang ayam potong lainnya. Ia mengaku bukan pemilik daging ayam potong dan hanya bertugas menjual.
”Ini juragannya ada di Palangkaraya dan Kalimantan Selatan. Jadi, kalau di sini stok kosong, biasanya ngambil dari Banjarmasin, Kalsel,” kata Dani.
Menurut Dani, banyak faktor yang memengaruhi kenaikan harga ayam potong, salah satunya jalur distribusi yang jauh. Ayam potong yang diproduksi di Palangkaraya lebih cepat habis sehingga membuat dirinya dan pedagang lain mengambil pasokan dari Banjarmasin.
Selain soal jalur distribusi, kata Dani, biaya produksi juga mahal. Apalagi, sebagian besar pakan ayam potong dikirim dari luar Kalteng. ”Naik harga dekat-dekat Lebaran itu juga sudah biasa,” ujarnya.
Pembagian bahan kebutuhan pokok murah ini memang dilakukan menjelang bulan Ramadhan, juga dalam rangka pengendalian inflasi daerah.
Pemerintah provinsi sampai saat ini berupaya menstabilkan harga kebutuhan pokok karena kenaikan harga tak hanya terjadi di Kota Palangkaraya, tetapi juga di kota-kota lain di Kalteng. Pihak pemerintah pun mulai mengaktifkan kembali operasi pasar yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, membuat pasar penyeimbang, dan membagikan bahan kebutuhan pokok murah ke rumah tangga yang memerlukan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalteng Aster Bonawaty sebelumnya menjelaskan, pihaknya menyediakan pasar penyeimbang yang menjual harga kebutuhan pokok dengan harga normal, bahkan lebih murah. Pasar itu dibuat di Kota Palangkaraya dan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, tetapi bakal diperluas hingga ke semua daerah.
Selain pasar penyeimbang, kata Aster, pihaknya juga membagikan setidaknya 4.000 paket bahan kebutuhan pokok murah di empat lokasi di Palangkaraya dan Kabupaten Kapuas. Hal itu dilakukan juga untuk menyeimbangkan harga di pasar-pasar tradisional.
”Pembagian bahan kebutuhan pokok murah ini memang dilakukan menjelang bulan Ramadhan, juga dalam rangka pengendalian inflasi daerah,” ungkap Aster.
Aster menambahkan, setiap paket nilainya Rp 150.000, tetapi dijual dengan harga Rp 50.000 per paket. Pemerintah menyubsidi sebesar Rp 100.000 per paket. Setiap paket berisi beras, telur, minyak goreng, hingga sarden.
”Kegiatan ini efektif memengaruhi harga bahan kebutuhan pokok di pasar sehingga pedagang juga tidak seenaknya menaikkan harga hanya karena jelang hari raya. Kami juga bakal adakan operasi pasar dadakan,” ungkap Aster.