Minta Harga Ideal, Petani Jatim Usulkan Gabah Dibeli Minimal Rp 5.400 Per Kilogram
Petani di Jawa Timur berharap pemerintah menetapkan harga ideal pembelian gabah dan beras. Ini bertujuan mencegah harga anjlok ketika panen raya mulai dilakukan di sejumlah daerah kelak.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN
Presiden Joko Widodo melakukan panen raya di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023). Petani Jawa Timur meminta harga gabah dan beras tetap ideal di tengah kenaikan hampir semua komponen usaha tani.
SURABAYA, KOMPAS — Petani Jawa Timur meminta harga gabah dan beras tetap ideal di tengah kenaikan hampir semua komponen usaha tani. Jumlahnya harus di atas biaya pokok produksi pertanian yang kini lebih tinggi daripada musim tanam sebelumnya.
Data yang dimiliki Kontak Tani Nelayan Andalan Jawa Timur menyebutkan, biaya pokok produksi padi saat ini mencapai Rp 4.300 per kilogram. Jumlah itu naik Rp 100 per kg dari musim tanam sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis usaha tani, harga gabah kering panen (GKP) idealnya Rp 5.400 per kg, harga GKP di penggilingan Rp 5.500 per kg, dan harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp 6.400 per kg.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Jatim Suharno mengatakan, kenaikan dipicu tingginya biaya semua komponen usaha tani. ”Upah kerja naik, biaya operasional alat pertanian juga naik karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak,” ujar Suharno, Minggu (12/3/2023).
Selain itu, lanjut Suharno, alokasi pupuk bersubsidi untuk semua petani sangat terbatas. Akibatnya, ada petani yang menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya bisa tiga kali lipat lebih tinggi.
Suharno mengatakan, panen raya kini mulai dilakukan petani di Kabupaten Ngawi, Madiun, Ponorogo, Jombang, hingga Kabupaten Mojokerto. Harga gabah menggunakan mesin panen (combine harvester) sebesar Rp 5.500 per kg. Sedangkan harga gabah hasil panen tanpa mesin Rp 5.300–Rp 5.400 per kg.
Akan tetapi, dia mengatakan, seiring panen melimpah, harga itu rawan turun. Apalagi, kualitas panen kali ini kurang maksimal akibat kadar airnya tinggi. Untuk meminimalkan dampak penurunan harga, Suharno meminta pemerintah segera menetapkan harga pembelian gabah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Badan Pangan Nasional menetapkan harga pembelian yang menguntungkan bagi semua pihak. Selanjutnya, terbit Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 62/KS.03.03/K/3/2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah. Surat ini berlaku mulai 11 Maret 2023.
SK itu mengatur harga pengadaan Bulog dalam rangka pengisian Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Untuk GKP di petani Rp 5.000 per kg, GKG di penggilingan (Rp 6.200 per kg), GKG di gudang Bulog (Rp 6.300 per kg), dan beras di gudang Bulog (Rp 9.950 per kg).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat panen raya di Tuban, Selasa (1/2/2022).
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, beberapa daerah sudah memasuki masa panen raya. Salah satunya adalah Kabupaten Ngawi, produsen GKP terbesar kedua di Jatim setelah Kabupaten Lamongan.
Produktivitas tanaman padi di Ngawi tertinggi di Jatim berkisar 8-10,5 ton per hektar. Hal itu berkontribusi pada produksi GKP Kabupaten Ngawi mencapai 785.037 ton atau setara dengan 453.296 ton beras selama 2022.
Dengan hasil ini, Khofifah yakin pada 2023 Jatim akan mendapatkan hasil panen ideal. Bahkan, BPS memprediksi Jatim akan mengalami surplus beras 1,13 juta ton pada Maret-April 2023.
”Dalam tiga tahun terakhir, Jatim menjadi lumbung pangan nasional dengan produksi beras tertinggi. Melimpahnya stok beras di Jatim akan bisa menjaga harga beras berkualitas di pasaran tetap stabil dan terjangkau,” ujar Khofifah.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Buruh borongan asal Ngawi sedang memanen padi di Desa Pelem Gadung, Karangmalang, Sragen, Jawa Tengah, pada musim panen raya yang pertama, Rabu (1/3/2023). Harga gabah kering panen di tingkat petani Sragen dalam dua pekan terakhir ini anjlok dari Rp 5.900 per kilogram (kg) menjadi Rp 4.200 per kg.
Sejauh ini, berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jatim, harga beras medium Rp 9.604 per kg. Harga itu, kata dia, tergolong rendah. Oleh karena itu, Khofifah mengimbau seluruh pihak menjaga keseimbangan harga jual GKP dari petani agar tidak anjlok selama panen raya.
”Harga jual beras di pasaran harus tetap bisa dijangkau masyarakat, sementara harga gabah di petani tidak jatuh. Untuk itu, kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berada di dalam rantai industri beras,” kata Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini.
Produktivitas beras Jatim, ujar Khofifah, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warganya. Beras Jatim diandalkan untuk memenuhi kebutuhan provinsi-provinsi di Indonesia bagian timur.
Menurut dia, beragam upaya telah dilakukan, mulai dari memberikan edukasi kepada petani terkait pola tanam modern hingga penggunaan alat dan mesin pertanian modern. Selain itu, pemerintah ikut menyediakan akses permodalan melalui program Kredit Usaha Kesejahteraan Rakyat.
”Kami juga menerima aspirasi para petani terkait pupuk bersubsidi yang semula ada sembilan jenis kini tinggal dua jenis,” katanya.
Sementara itu, Bupati Madiun Ahmad Dawami optimistis daerahnya akan menyumbangkan hasil panen ideal. Luas sawah di Madiun mencapai 32.324 hektar dan 20.666 hektar di antaranya adalah lahan pertanian pangan berkelanjutan.
”Bulan ini kami akan panen sekitar 10.000 hektar. Dalam setahun, petani bisa panen 2-3 kali. Namun, kami upayakan bisa panen tiga kali,” ucap Ahmad Dawami.
Dawami mengatakan, panen raya kali ini merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi jelang Ramadhan dan Lebaran. Hal itu karena panen saat ini akan meningkatkan stok beras di pasar dan mencukupi kebutuhan masyarakat yang biasanya naik saat hari raya.