Sehari, Gunung Merapi Luncurkan 53 Kali Awan Panas Guguran
Dalam kurun waktu sekitar 24 jam sejak Sabtu (11/3/2023) lalu, Gunung Merapi meluncurkan 53 kali awan panas guguran. Jumlah awan panas itu lebih banyak dibanding erupsi 27 Januari 2021 yang disebut terbesar sejak 2021.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sukarelawan melaporkan hasil pemantauan erupsi Gunung Merapi melalui kanal YouTube di Desa Kaliurang, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/3/2023).
YOGYAKARTA, KOMPAS – Dalam kurun waktu sekitar 24 jam sejak Sabtu (11/3/2023) siang lalu, Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah telah meluncurkan 53 kali awan panas guguran. Jumlah awan panas itu lebih banyak dibanding saat erupsi pada 27 Januari 2021 yang disebut memiliki intensitas terbesar sejak tahun 2021.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sejak Sabtu kemarin pukul 12.12 WIB hingga Minggu (12/3/2023) pukul 12.00 WIB, Merapi telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 53 kali. Jarak luncur terjauh rentetan awan panas guguran itu adalah 4 kilometer (km) ke arah barat daya.
Dari 53 kali awan panas guguran itu, sebanyak 41 kali di antaranya terjadi pada Sabtu lalu. Sementara itu, sebanyak 12 kali awan panas guguran terjadi pada Minggu antara pukul 00.00-12.00 WIB.
Pada Minggu pukul 06.00-12.00, BPPTKG menyebut, Gunung Merapi mengeluarkan 6 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1,5 kilometer (km) hingga 2,5 km menuju barat daya. Rangkaian awan panas itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 55-75 milimeter (mm) dan durasi 80-185,8 detik.
Kertas dengan tulisan informasi pengumuman larangan bagi truk penambang pasir melintas dipasang di Desa Kaliurang, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/3/2023).
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, intensitas erupsi yang terjadi pada Sabtu lalu tergolong cukup besar jika dihitung sejak Merapi memasuki fase erupsi pada 4 Januari 2021. Namun, dia menyebut, intensitas erupsi tersebut masih lebih kecil dibanding erupsi Merapi pada 27 Januari 2021. Saat itu, Merapi mengeluarkan rentetan awan panas sebanyak 52 kali.
“Erupsi ini merupakan terbesar kedua setelah erupsi 27 Januari 2021. Jadi, erupsi ini bukan yang terbesar selama krisis erupsi sejak tahun 2021,” tutur Agus dalam konferensi pers, Sabtu sore kemarin.
Agus menambahkan, rangkaian awan panas sejak Sabtu siang lalu terjadi akibat longsoran material kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi. Saat ini, di Merapi terdapat dua kubah lava, yakni di sisi barat daya dan di bagian tengah.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023, volume kubah lava barat daya sebesar 1.598.700 meter kubik dan kubah bagian tengah sebesar 2.267.400 meter kubik. Namun, belum diketahui berapa volume material erupsi yang terjadi pada Sabtu-Minggu ini.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Petani mengusir hama burung pemakan padi saat terjadi erupsi Gunung Merapi di Desa Krogowanan, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/3/2023).
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sugeng Mujiyanto menyatakan, meski terjadi rangkaian awan panas guguran, belum ada imbauan bagi warga di lereng Gunung Merapi untuk melakukan evakuasi. Namun, masyarakat diminta tetap bersiaga jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
“Saat ini belum ada imbauan evakuasi. Masyarakat hanya diminta mempersiapkan diri dengan baik serta waspada dan tenang,” kata Sugeng pada Sabtu sore.
Hingga Minggu siang ini, status Gunung Merapi belum berubah, yakni Siaga (Level III). Status tersebut telah ditetapkan sejak 5 November 2020. Selain itu, perkiraan radius bahaya erupsi Gunung Merapi juga masih sama.
Rangkaian awan panas tersebut terjadi akibat longsoran material kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Warga berhenti sejenak untuk melihat peristiwa erupsi Gunung Merapi di Desa Krogowanan, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/3/2023).
Menurut BPPTKG, potensi bahaya dari erupsi Gunung Merapi berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, radius bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Selain itu, BPPTKG juga menyebut adanya potensi bahaya berupa lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.