Umat Buddha Layangkan Doa untuk Pemilu 2024 di Hari Raya Magha Puja
Peringatan Hari Raya Magha Puja digelar di Candi Borobudur, Sabtu (4/3/2023). Dalam kesempatan ini, umat juga diingatkan untuk menjaga kerukunan dalam Pemilu 2024.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ribuan orang dari sedikitnya 70 komunitas Buddha dari sejumlah daerah menghadiri upacara Hari Raya Magha Puja di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/3/2023). Banyak doa dilayangkan, termasuk untuk pelaksanaan Pemilu 2024.
Selain Waisak dan Asadha, Magha Puja juga selalu dirayakan meriah umat Buddha pada malam bulan purnama. Hari raya ini memperingati beberapa peristiwa penting, seperti berkumpulnya 1.250 biksu untuk mengunjungi Sang Buddha di Vihara Veluvana Arama dan Sang Buddha memaparkan Ovada Pattimokkha tentang panduan etika bagi para biksu. Selain itu, juga memperingati Sang Buddha berpamitan hingga wafat dan mencapai tingkat kesucian.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha di Kementerian Agama Nyoman Suriadharma mengatakan, kali ini secara khusus dihaturkan doa-doa untuk tahun politik. Para biksu sepakat berdoa menjaga kebersamaan, menanam kebaikan, menjalankan sesuai tatanan, dan menyalurkan hak politik dengan baik pada Pemilu 2024.
Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Magha Puja 2566 BE/2023 Sri Diana Widosari mengatakan, Magha Puja memberikan pesan untuk selalu berbuat kebaikan. Hari besar ini juga menjadi kesempatan baik mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk di dunia.
Ibadat mulai berlangsung pada Sabtu sekitar pukul 15.00. Di tengah guyuran hujan, umat Buddha terus mengikuti ibadat di pelataran candi. Sementara itu, puluhan biksu dan tokoh agama melangsungkan ibadat doa di atas bangunan Candi Borobudur. Mereka yang naik ke atas bangunan candi juga memakai sandal upanat untuk menjaga kelestarian bangunan candi.
Jimmy (36), umat asal Kota Semarang, mengatakan, dirinya datang untuk mengikuti upacara peringatan Magha Puja. Bagi dia, peringatan di tengah hujan adalah berkah.
”Jika biasanya kita hanya mendapatkan berkat dari biksu, kali ini kita beruntung bisa menerima berkat dari langit,” ujarnya. Ia juga berharap Magha Puja selalu diperingati meriah di Candi Borobudur.
Pamong budaya ahli madya dari Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono mengatakan, Candi Borobudur biasa menjadi lokasi peribadatan umat Buddha. Namun, seiring berlakunya aturan baru, para biksu kali ini melakukan ritual di atas candi mengenakan sandal upanat.
Dalam satu kali kegiatan, termasuk ibadat, jumlah orang yang berada di atas bangunan candi dibatasi 150 orang. Adapun kegiatan doa di atas candi pada Sabtu petang hanya diikuti 85 orang.